Ujian itu bernama...


Pagi tadi seorang teman berkeluh kesah tentang buah hatinya yang mogok belajar dan sekolah. Berbagai upaya musti dilakukan bahkan diiringi dengan tangis bombai untuk bisa membujuk anak tunggalnya belajar atau berangkat sekolah.
"Sampai stres aku mbak. Tadi malem sampai aku nangis menghadapi polah anakku itu. Masak dipanggilin guru les malah ditinggal ngumpet. Susah pokoknya," ujarnya penuh dengan nada nestapa.
"Ingin protes kali mbak?" tanyaku.
"Ndak tahu juga. Bingung deh bagaimana menghadapi anak itu. Sampai-sampai biar mau sekolah tadi tak bolehin beli permen.Padahal sekali makan permen dia bisa batuk," tukasnya sambil berlalu (tentunya dengan permasalahan yang masih menggantung)
Berlalunya teman tadi membuatku berpikir, begitu banyak hal yang bisa diciptakan oleh insan kecil bernama anak. Ketika dia lahir dari rahim kita, begitu besar kekuatannya untuk menciptakan suasana bahagia dan haru air mata. Melihat detik demi detik perkembangannya, insan kecil itu bisa membuat kita bersyukur. Melihat kegigihannya melangkahkan kaki pertama dan mengucapkan serangkai kata bisa membuat kita kagum.
Namun di sisi lain, ketika anak sudah memiliki keinginannya sendiri atau ingin menyampaikan sesuatu dengan caranya yang kadang sulit untuk dipahami maka hal itu bisa menjadi ujian bagi orangtunya. Ya, ujian itu bernama buah hati. Kalau kita menyadari, bisa jadi melalui anaklah Allah akan menguji kita. sanggupkah kita membimbing amanah yang diberikan Allah kepada kita.
Tingkat keberhasilan kita dalam menuntun anak-anak kita adalah indikator dari kelulusan kita dalam mengemban amanahnya. Siapkah kita wahai para orangtua?

Komentar

Postingan Populer