Akhirnya datang juga


Akhirnya, kembali, seorang teman lama pada akhir bulan ini diberi rizki oleh Allah untuk menggenapkan separuh diennya. Teman bermain dan sharing dari dulu semasa lajang ketika masih berada di kantor lama, sempat beberapa waktu jarang kontak karena dia harus back to campus untuk menyelesaikan studinya dan kemudian kembali lagi ke kantor. Teman yang termasuk orang pertama yang secara langsung kukabari bahwa aku sudah menikah, karena pernikahanku terbilang tak terduga, diluar planning. Teman yang sering menampungku di kamarnya ketika harus pulang kemalaman dari kantor (ketika masih sama-sama lajang dulu). Teman yang enak diajak sharing dan bisa conect dengan siapapun dia berbicara.
Dialah Anik Sulistyawati. Menikah dengan pujaannya Aris Minggu, 26 Oktober 2008. Tak banyak kata yang bisa terucapkan kecuali ucapan selamat dan doa. Selamat ya Nik, akhirnya sang pangeran itu datang juga. Masih teringat sekitar satu tahun yang lalu, tepatnya juga di bulan Oktober ketika kau ceritakan tentang perjalananmu pulang dari Riau mengantar ibu menengok kakak yang habis melahirkan. Kisah itu kemudian kau tuliskan di eramuslim.com dan kau kabarkan kepadaku untuk membacanya.
"“Makanya kamu cepat menikah, selagi bapak ibu masih sehat dan kuat. Jadi kami bisa menggendong anak kamu dan membantu merawat. Jangan karir dulu yang diurusin, ” ujar ibu di ruang tunggu Bandara Adisumarmo, Solo.
Aku hanya tersenyum kecut mengalihkan pandangan ke arah sebuah pesawat terbang yang sedang tinggal landas, tak berani menatap wajah orang yang melahirkanku. Aku segan."
Itu alenia pembuka yang mengawali kisahnya semalam di dalam kereta. Teringat kemudian perjalanan panjang yang kau lewati untuk mencari labuhan hati. Tidak dapat dipungkiri memang orang-orang di sekitarnya, terutama pihak keluarga, terus bertanya, "Kapan kamu menikah?" karena dari sisi usia terbilang dia sudah cukup layak untuk menikah. Bahkan teman-teman seusianya sudah ada yang memiliki anak dua bahkan tiga, seperti aku (he..he..kadang nggak nyadar sudah berbuntut tiga).  
Dan kau pun bertutur: "Dalam perjalanan itu aku tidak henti berdialog dengan diri sendiri, tentang apa yang telah aku lakukan dan rencana akan yang akan kujalani. Tak lupa terseling doa tulus kepada Allah agar segera memberikan petunjuk tentang jodohku. Perjalananku danliburannkudi rumah kakak, benar-benar aku jadikan kesempatan untuk kontemplasi dan merenung. Selama ini memang aku belum maksimal dalam usaha “mempercantik” diri, bukan secara lahir tapi secara batin. Aku juga sering kurang bersyukur dengan nikmat atau kemudahan yang Allah berikan. Memang, aku beberapa kali menolak ikhwan yang ingin berbagi hidup denganku. Aku hanya ingin mendapatkan pendamping yang benar-benar berkualitas. Apa itu salah?"
Lalu sebuah drama kehidupan yang skenarionya sudah disiapkan oleh Allah pun berputar. Dan hikmah besar kau temukan di situ dan mungkin inilah yang membuatmu semangat untuk berikhtiar menyingkap misteri jodoh itu.
"Dan sahur di kereta waktu itu begitu nikmat, karena selain gratis aku juga mendapat pelajaran berharga dari seorang ibu yang Allah takdirkan duduk di sampingku. Terus terang aku menjadi sangat malu kepada ibu itu dan diri sendiri. Aku terlalu penakut untuk menerima ujian kehidupan dan secara tidak sadar menunda pernikahan karena selalu merasa belum siap. Padahal setiap manusia akan diuji, siapapun dia. Jika dia berhasil melewatinya dengan ikhlas, maka buah manis akan dia nikmati di kemudian hari. Terima kasih ya Allah atas sahur yang berharga ini. Wassalamu ‘alaikum warahmatuh wabarakatuh"
Dalam perjalanan proses dengan mas Arisnya itu pun Allah kembali memberikan banyak kemudahan. Sesuatu yang semula rumit tiba-tiba saja menjadi mudah untuk dijalani. "Aku kadang jadi ragu mbak, kok jadi semudah ini," katanya suatu waktu. Yakinlah nik, ketika Allah sudah berkehendak, jangankan sesuatu yang sulit bahkan sesuatu yang mustahil di mata manusia saja bisa terjadi.
Setelah rangkaian perjalanan itu, akhirnya, kini genap sudah. Perjalanan hidup baru telah dimulai. Ikut berbahagia. Semoga Allah memberikan barokah di kehidupan baru bersama suami. Semoga cinta itu abadi. Semoga selalu bersama dalam kebaikan. Dan semoga Allah juga memberikan kemudahan kepada teman-teman lain yang saat ini sedang berproses mencari pasangan hidupnya. Siapa yang mau segera nyusul nich.

Komentar

Postingan Populer