Tampilkan postingan dengan label ekspresi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ekspresi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 17 Desember 2020

Kenali Diri, Jalan Menuju Muslimah Aktif dan Kreatif

 

                        

Bismillah...

Sore ini baru saja diminta sharing dari LDK Al Imam Kusuma Husada Solo terkait dengan tema Muslimah Aktif dan Kreatif di Masa Digital. Supaya materi tetap tersimpan dan bisa membawa syiar yang lebih luas, saya sampaikan di sini ya.

Sahabat Muslimah Mahasiswa tercinta yang sholihah dan dicintai Alloh InsyaAlloh, alhamdulillah puji syukur ta terkira pada sore hari ini saya bisa hadir di majelis ilmu ini untuk pertama kalinya, semoga tema kajian yang akan kita bahas kali ini bisa bermanfaat dan membawa keberkahan untuk kita semua.

***

Satu tema yang akan kita sharingkan bersama disini adalah “menjadi Muslimah aktif dan kreatif di era digital”. kita akan berdiskusi Bersama tentang hakikat seorang Muslimah dan bagaimana menjadi muslimah yang aktif dan kreatif terutama di masa digital. Nah, sebelum memasuki tema saya ingin bertanya di awal saya menyapa akhwat semua dengan Muslimah Mahasiswa, Sebenarnya mahasiswa duluan atau muslimah ya duluan? Kira-kira menurut teman-teman yang mana? jawabannya adalah muslimah dulu baru mahasiswa. karena sebelum kuliahpun hakikatnya kita semua adalah seorang muslimah.

***

Sebelum membahas lebih jauh tentang  bagaimana menjadi muslimah aktif dan kreatif, yang pertama perlu kita fahami bersama adalah hakikat diciptakannya kita di dunia.

Kita sudah diciptakan Allah SWT dalam wujud yang paling sempurna dibanding makhluk lainnya di bumi. Ya, karena kita manusia. Biar klop di dunia, tentu kita harus mengetahui tujuan penciptaan kita di dunia ini untuk apa. Dalam Al Qur'an, kitab suci penyempurna syariat Islam menyebutkan tujuan penciptaan manusia :

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.."(Az-Zaariyat:56)

***

Jelas, tujuan kita diciptakan, adalah untuk beribadah (mengabdi) hanya kepada Allah SWT saja, dengan tetap memperjuangkan Islam yang sejatinya adalah satu-satunya sistem Kehidupan yang berhak digunakan untuk mengelola bumi dan seisinya  sebagaimana dalam disebutkan Al Qur'an:

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:  "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"Tuhan berfirman:  "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.Al-Baqarah:30)

***

Jadi, segalanya menjadi clear sekali dalam Islam. Saat sudah mengetahui 'Why' akan diri kita, hidup kita, yang mana kita merupakan pengabdi, juga hamba yang harus mematuhi dan memperjuangkan Islam yang telah Allah SWT titipkan pada kita. Dengan apa?  dengan potensi internal yang kita miliki  berupa akal, jasmani dan fitrah dan potensi eksternal berupa petunjuk,atau 'guide book' nya manusia, yatu Al Qur'anul Kariim untuk dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia ini yang bertujuan untuk mengabdikan, mengibadahkan, dan menghambakan diri kita pada Allah semata. Ya, jelas sekali.

***

Why us? Why Muslimah?

Karena kita adalah wanita yang berserah akan aturanNya yang meliputi seluruh aspek dalam hidup kita. Islam yang berorientasi, Islam yang komprehensif, Islam yang inovatif, Islam yang efektif, dan harus aktif, kreatif dan produktif! mengapa? jawabannya sangat singkat. Karena kita tau, sama-sama tau, bahwa tugas kita sebagai khalifah di bumi yang mengemban tugas dakwah menuntut kita untuk bisa menjalankan fungsi itu dengan baik, untuk memberikan kemanfaatan yang luas di dunia dan kesempatan kita untuk mengumpulkan bekal kita sebanyak -banyaknya untuk akhirat kelak.

Tanpa aktif dan kreatif, kita tidak mungkin bisa produktif. Jika tidak produktif maka iman menjadi basi dan hidup hampa. Apa gunanya berkualitas namun tak memberi manfaat? Maka, sebagai Muslimah yang sama-sama ingin menjadi yang terbaik di hadapanNya, maka sebaiknya kita melejitkan potensi kita dalam karya dan kerja nyata, pastinya.

***

The next question is, how?

Ali bin Abi Thalib pernah berkata, Man arafa nafsahu arafa robbahu. Kenalilah dirimu, maka kau akan mengenal Tuhanmu. Pentingnya mengenal diri sendiri. Kita terlebih dahulu harus mengenal diri kita dan menemukan bakat kita sehingga bisa menempatkan diri sesuai dengan bakat yang kita miliki.

Setiap manusia unik memiliki bakat dan potensi yang berbeda. Memiliki pribadi, latar belakang, kecerdasan, bakat, pemikiran, apalagi fisik masing-masing. Kita bukan makhluk sempurna yang bisa segalanya, namun akan bisa optimal jika bisa berperan sesuai dengan bakat dan kekuatan yang dimiliki.

***

Bila kita aktif di bidang sesuai dengan bakat yang kita miliki. Memudahkan kita untuk mengasah kreatifitas kita sehingga lebih produktif.

Ada banyak cara untuk mengetahui siapa diri kita sebenarnya, juga bakat dan kecerdasan kita ada di bidang mana. Salah satu caranya, dengan mengikuti tes pencarian bakat, bisa dilakukan secara online dan gratis di temubakat.com. Bisa juga dengan memuhasabah diri kita, hal mana yang saat kita kerjakan, kita tak bosan dan justru bersemangat sekali mengerjakannya dan bisa enjoy melakukannya tanpa kesulitan maka  itu tanda bakat kita. Juga bisa bertanya dengan keluarga, sahabat, bahkan musuh, tentang bagaimana kepribadian, kekurangan dan kelebihan kita. Setelahnya, maka renungkanlah dan langsung buat list positif dan negatif diri kita.

***

Langkah selanjutnya, buat mind mapping, akan kemana proyek produktif yang akan kita bangun tadi. Setelah mengenal siapa kita, tetapkan dari juga sekarang apa visi kita kedepannya? ingin menjadi apa? Mau memberi apa untuk orang sekitar kita? Semangat teman- teman untuk menginvestasikan diri untuk dunia dan akhirat.

Hal ini bisa juga diolah dengan terjun dalam organisasi. Dengan organisasi kita dapat mengembangan softskill, mengembangkan sosialisasi diri dengan lingkungan, belajar bertanggung jawab dan amanah, bisa memanajemen waktu dan memperluas jaringan/network. 

***

Untuk bisa kreatif, muslimah tidak boleh berhenti belajar. Don’t stop learning. Belajar terus terutama pada hal-hal yang kita suka dan sesuai dengan bakat yang kita miliki. Hal ini akan mempermudah kita untuk mengungkit potensi diri.

***

Di era digital terjadi perubahan teknologi yang harus disikapi dengan bijak dan tidak terpengaruh dengan uforia yang ada. Muslimah di tuntut untuk tegas pada diri sendiri dan lingkungannya. Begitu banyak tantangan yang di hadapi muslimah seiring perkembangan zaman. Potret buram kehidupan akibat dari penyimpangan pergaulan yang tidak terkendalikan. Siapakah yang ingin kita salahkan? Tidak ada yang perlu kita salahkan baik lingkungan maupun diri kita sendiri, jadi yang harus kita lakukan adalah menguatkan iman dengan ilmu yang sesuai dengan syariat Allah untuk menghindari ancaman di era milenial ini.

***

Begitu banyak tantangan muslimah seiring dengan perkembangan sistem teknologi canggih masa kini,khususnya media sosial, lingkungan dan gaya hidup. Kita sebagai muslimah harus cerdas bagaimana menata kehidupan di era melenial ini agar selamat di dunia maupun akhirat nanti. Muslimah harus mempunyai landasan ilmu keislaman yang cukup,karena jika terjadi perbedaan persepsi maka tidak menyimpang dari syariat. Muslimah yang tangguh, aktif dan kreatif adalah muslimah yang cerdas dalam bertindak sesuatu dengan norma kemanusiaan,selalu menjaga adab ,kehormatan, persaudaraan, dan ibadah serta ketaatan.

***

Demikian kajian kita kali ini, semoga bisa membawa manfaat untuk kita semua. Al haqqu min Robbika. Semua keberaran itu datangnya dari Alloh SWT. Wassalamu'alaikum Wr Wb. [] 



Minggu, 04 Maret 2018

Ekspresi Menentukan Prestasi


Bismillah...

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk introspeksi diri, salah satunya adalah dengan meminta masukan kepada orang-orang yang banyak berinteraksi dengan kita. Melalui cara itu, kadang kita akan menemukan fakta di luar dugaan kita dan jika itu adalah sebuah kenyataan dan bisa membuat kita berubah menjadi lebih positif, mengapa tidak?


Memasuki bulan muharrom, diniatkan untuk melakukan muhasabah. Selain secara mandiri, maka mulailah mencari masukan ke teman-teman kantor dimana saya menghabiskan waktu delapan jam sehari dari jam 08.00 sampai 16.00.


Pada sebuah morning briefing yang dilakukan setiap senin pagi, saya sengaja meminta teman-teman untuk memberikan masukan kepada saya, hal-hal apa yang mereka temui dalam diri saya dan membuat mereka tidak nyaman.


Hasilnya, benar-benar di luar dugaan. Sesuatu yang sama sekali tidak terduga dan menjadi pengamatan, rerasan bahkan pertanyaan di benak mereka. Dan satu hal itu sepenuhnya di luar dugaan saya. Apakah satu hal itu? Ia adalah EKSPRESI.


Teman-teman tim marketing ternyata benar-benar pengamat sejati dari ekspresi saya dan parahnya saya sama sekali tidak menyadarinya. Saya tidak sampai menduga bahwa ekspresi saya akan memberikan dampak besar pada mood dan kinerja mereka. Olala...sungguh jadi feeling guilty bener deh.


Hingga pada suatu saat ketika kita melakukan morning breafing bersama, saya berniat untuk meminta masukan dari tim terkait apapun, termasuk masukan tentang diri saya. Faktanya, ditemukan beberapa masukan yang membuat saya di satu sisi merasa berterima kasih dan di sisi lain merasa bersalah. Ingin tahu apa saja pernyataan mereka?


Let's see:

1. "Mbak Intan...katanya selalu terbuka menerima semua masukan, tapi yang kita rasakan nih setiap kali kita kasih masukan yang tidak sama dengan usulan mbak intan tuh, tiba-tiba ekspresinya langsung berubah gitu. Jadinya kita yang mau meneruskan sudah gak enak hati."
=ehm...suer saya tipe orang terbuka dengan setiap masukan, tapi tiba-tiba ekspresi berubah itu apakah benar begitu ya? itu yang selama ini tidak kusadari. ah..jadi harus lebih berhati-hati nih untuk berekspresi dan belajar untuk mengatur ekspresi yang tidak annoying meski kita merasa biasa-biasa saja.

2. "Kita nggak tahu nih ya mbak, kadang masalah apa yang dipikirkan mbak intan. Tapi ketika pagi hari, kita datang ke kantor, trus lihat mbak intan sudah duduk di depan komputer dengan muka yang serius (baca:cemberut) tuh membuat kita bertanya-tanya. Ada apa ya? Kita punya salah apa ya? trus ujung-ujungnya langsung menerjunkan mood kita, jadi males marketingan. Bener deh mbak, nggak enak bener dilihatnya."

=duh..duh...yang satu ini nih bikin feeling guilty banget. emang sih kadang pagi-pagi udah serius dan sibuk sendiri dengan kerjaan yang terus menggunung gak pernah ada matinya. Tapi semua itu nggak ada kaitannya kok dengan kalian. Maafkan ya kalau akhirnya menjadikan tidak semangat melakukan job. Nah ini nih yang dikatakan ekspresi menentukan prestasi.

Maka kemudian, sejak saat itulah saya berjanji bahwa setiap pagi harus memasang muka manis, tersenyum ceria dan sumringah penuh suka cita. Hehe... Bukan napa-napa sih, kalau mereka gak mood jualan trus target tidak tercapai, maka jadi kacau. Duh...bisa berabe, apa yang saya katakan pada pak bos nantinya. Masak harus ngomong target tidak tercapai gara-gara ekspresi saya. Nggak banget deh. so sad...


Itulah sepengkal kisah saya tentang begitu eratnya kaitan antara ekspresi dan prestasi. Terima kasih buat teman-teman satu timku yang sudah kasih banyak introspeksi untuk bahan muhasabah. Kalian...terbaiiiik.....(end)






Peluang Kebaikan Itu Akan Selalu Ada

 Bismillah "Mbak Intan berhenti bekerja mendapat ladang kebaikan yang lain." Kata-kata itu terucapkan dari Mb Weni, saudara se-RT ...