Sabtu, 13 Juli 2019

Safi Age Defy, Skincare yang Menentramkan

Produk rangkaian Safi Age Defy terlihat mewah di antara produk Safi yang lain

Bismillah...

Jujur saja, saya termasuk yang paling malas melakukan perawatan. Akibatnya, ketika usia sudah memasuki kepala 4 seperti sekarang, terlihat nyata akibatnya. Wajah tampak kusam, bahkan muncul bintik-bintik hitam.

Awalnya sih tidak terlalu risau. Tapi dipikir-pikir, melakukan perawatan khan merupakan wujud syukur kita ya pada karunia yang sudah Alloh berikan. Sebagaimana syukur kita menjaga tubuh atas nikmat Alloh berupa kesehatan. Maka sejak saat itulah, saya mulai berniat untuk melakukan perawatan pada wajah. Bukan semata supaya bisa tampil cantik, tapi lebih sebagai wujud syukur pada nikmat yang telah diberikan. Syukur-syukur ada nilai tambahnya jadi lebih disayang suami. Maunya sih hehe... So...malas itu harus dilawannn...

Pucuk dicinta ulam tiba. Lagi-lagi merasa bersyukur karena Alloh sangat tahu apa yang saya butuhkan. Baru berencana saja untuk lebih serius melakukan perawatan wajah, ada kesempatan mengikuti Event Collaboration yang diselenggarakan Komunitas Emak Blogger Solo dan Safi di Java Terrace Kitchen Solo, 7 Juli 2019 lalu. 
Safi Gathering Community bersama Emak Blogger Solo
Photo: Rany Affandy
Safi Gathering Community yang mengangkat tema “Cantik Sejati Cantik Safi” itu mengajak para emak blogger mengikuti talkshow full ilmu bersama dokter spesialis kulit dr Aminah Alaydrus dan Jr Brand Manager Safi Indonesia Nindita Ayu. Rasanya bahagia banget bisa bergabung di acara ini. Pastinya kesempatan dong untuk curhat tentang kegalauan hati ini kepada para ahlinya.
Talkshow bersama dokter spesialis kulit dr Aminah Alaydrus (kiri) dan Nindita Ayu (kanan) dari Safi
Foto: Ranny Afandy
Pada kesempatan tersebut, dr Aminah banyak memberikan edukasi tentang bagaimana ciri kulit yang sehat dan bagaimana perawatan kulit yang tepat. “Kulit sehat itu adalah kulit yang bersih, bebas dari permasalahan, warna rata, kenyal, elastis dan lembut,” kata dia.

Untuk menjaga kesehatan kulit, menurut dr Aminah perlu dilakukan perawatan rutin dengan memperhatikan jenis kulitnya. “Setiap jenis kulit memerlukan perawatan yang berbeda dan yang perlu diperhatikan adalah penggunaan sun block untuk melindungi kulit yang terpapar sinar matahari.”

Dan satu lagi yang perlu difahami oleh kaum hawa adalah perawatan itu adalah tindakan yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Jangan pernah mengharapkan hasil yang instan. Bahkan jika ada produk skincare yang menawarkan kulit putih dengan cepat perlu diwaspadai. “Bisa jadi produk itu mengandung zat yang berbahaya. Perawatan itu kuncinya harus telaten,” ujarnya. Kalau tentang perawatan sih saya menyimpulkan bahwa jangan pernah mengharapkan hasil maksimal dengan usaha minimal.

Sementara terkait dengan Safi, Nindita Ayu memaparkan bahwa Safi merupakan brand perawatan kulit nomor satu dari negeri tetangga, Malaysia. Mengusung konsep halal, natural dan teruji, safi telah mendapatkan sertifikat halal dari Jakim (Jabatan Kemajuan Islam Malaysia) dan MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Rangkaian produk Safi dibuat oleh Safi Reasearch Institute, lembaga penelitian perawatan kulit halal pertama dan terbesar. Lembaga yang berlokasi di Subang, Malaysia ini berisikan lebih dari 100 ilmuwan dan peneliti yang berdedikasi untuk menciptakan berbagai produk perawatan kulit halal alami, teruji dan efektif.

“Semua produk kami sudah teruji klinis dan dikembangkan di Safi Institute yang melibatkan lebih dari 100 ilmuwan. Jadi semua sudah melalui uji tes dan aman digunakan termasuk untuk ibu hamil dan menyusui,” tukasnya.
                     

Pada kesempatan tersebut Safi memperkenalkan salah satu rangkaian produk mereka bernama Age Defy. Safi Age Defy terdiri atas bahan dasar emas dan memadukannya dengan teknologi yang efektif menyalurkan partikel emas ukuran nano menyatu dengan protein sutra (silk protein) alami. "Perpaduan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi kolagen guna mengatasi penuaan dini," jelas Dita.


Komponen dua bahan dasar di atas diimplementasikan dalam packaging yang sangat mewah, kombinasi antara warna emas dan ungu. Terkesan istimewa dan elegan, cocok dengan target utama produk ini, wanita usia kepala 3 dan 4 seperti saya. ;>

Pengenalan Age Defy dilakukan dengan langsung mencoba sebanyak 7 produk yang ada di rangkaian Safi Age Defy, yaitu terdiri dari Cream Cleanser, Skin Refiner, Deep Exfoliator, Eye Contour Treatment, Gold Water Essence, Concentrated Serum dan terakhir Radiant Day Emulsion SPF25PA++.


                     
Secara baru semangat mencari produk yang cocok untuk perawatan, maka saya pun tidak melewatkan kesempatan untuk melakukan step by step perawatan wajah dengan menggunakan Safi Age Defy dan saat itu adalah kali pertama saya mencoba produk ini. Dan hasilnya benar-benar terasa, sekali mencoba saya langsung jatuh cinta, terutama pada Safi Gold Water Essence. Tidak salah jika essence ini diklaim bisa meremajakan kulit hingga 130% sejak pemakaian pertama. It's true...

So far, saya suka sih dengan produk Safi. Terlebih sebagai seorang muslimah, jaminan halal membuat hati ini lebih tentram ketika menggunakannya. Nah, bagi Anda yang penasaran dengan produk ini, boleh dikepoin di IG @safiindonesia atau di website mereka www.safiindonesia.com. Bagi Anda yang sudah pernah mencoba produk ini, boleh lho kita sharing di kolom komentar...*

#Juli 2019#
Intan Nurlaili

Jumat, 05 Juli 2019

Antara Mangku Lawren dan Mpok Sinah Klamben

Bismillah...


Kadang kita tidak tahu darimana hikmah akan datang. Bahkan terkadang dari hal yang tidak terencana dan tidak terduga-duga. Penting bagi kita untuk selalu membuka diri dan hati pada semua hikmah yang dikirimkan Alloh kepada kita dan yang paling utama adalah selalu berpositif thingking karena selalu berpikiran positif itu bisa membuat hidup kita bahagia. Betul??

Seperti halnya yang saya alami kemarin. Berawal dari hal yang tidak diharapkan, ternyata mendapatkan cerita yang membuat saya bisa belajar banyak tentang membawa manfaat untuk orang lain. Bukankah itu yang lebih membahagiakan? Karena Alloh sudah bersabda, khoirunnas anfauhum linnas.

Hari itu, rencana yang sudah tertera di to do list adalah menunggu kabar dari salah satu tim event untuk melakukan koordinasi dengan pihak ketiga yang kita ajak kerjasama. Qodarulloh ternyata tim event kami berhalangan datang karena sakit. Maka, skenario berganti. Saya take over semua dan melakukan koordinasi sendiri dengan partner event kami.

Setelah bertelpon ria, maka kita putuskan untuk bertemu saja supaya lebih enak ngobrol mengkoordinasikan event yang akan dilaksanakan besok Minggu. “Kita ketemu di lokasi event ya pak,” komitmen kami bersama.

Maka segera saya melaju ke lokasi kejadian, duh  kayak apa saja ya lokasi kejadian. Dan sesampainya di lokasi ternyata pihak yang kita ajak ketemu belum sampai ke lokasi. Hanya ada dua linmas yang sedang ngobrol sambil mengisap tembakau di tangan.

Sesaat menunggu, saya putuskan untuk bergerak ke lokasi selanjutnya setelah sebelumnya berpamitan dengan pak linmas. “Pak, saya ke kantor kelurahan dulu njih. Nanti kalau Pak Aris datang diminta ngebel saya saja njih,” ujarku. Pak Aris adalah partner event yang akan bekerjasama dengan kami.

Sampai di kelurahan harus kembali kecewa ternyata Pak Lurah tidak di tempat. Dan ketika hendak beranjak, buru-buru datang Pak Aris yang tadinya janjian di tempat kejadian. “Katanya ada dari Solopos ke sini untuk koordinasi event ya?” tanyanya kepada petugas setempat.

Belum sempat mendapat jawaban, saya  sudah muncul dan menyapanya. “Pak Aris njih, wah keleresan ketemu di sini,” kata saya. Maka acara berlanjut dengan koordinasi tentang acara yang akan kita kerjasamakan.
Ketika berbincang di kelurahan bersama Pak Aris (koordinator Mpok Sinah Klamben) dan Bu Petty (pengurus Pokja III PKK Kelurahan Mangkubumen) membicarakan proyek yang akan kita kerjasamakan

Tapi saya tidak akan bercerita tentang acara tersebut tapi tentang tema perbincangan kita yang melebar sembari menunggu datangnya ibu Petty dari Pokja III PKK Mangkubumen datang. Tema perbincangan kita melebar ke program yang dikembangkan di Kelurahan Mangkubumen yaitu pemberdayaan masyarakat bernama Mpok Sinah Klamben dan Mangku Lawren.

Tertarik dengan namanya yang unik, maka saya bertanya lebih jauh terkait dua program itu. Dan ternyata kedua program tersebut layak diacungi jempol. Mpok Sinah merupakan singkatan dari kelompok seni dan usaha menengah Kelurahan Mangkubumen, sedangkan Mangku Lawren akronim dari Mangkubumen lawan rentenir. 

Menurut Aris, Mpok Sinah Klamben menjadi inovasi unggulan karena berdampak pada perputaran ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan seni di Kelurahan Mangkumen. Mpok Sinah Klamben beranggotakan pengusaha katering, makanan, musik, dan pakaian. Seluruh kegiatan di Pendapa Mangkubumen seluruhnya wajib menggunakan Mpok Sinah Klamben. Mereka menggelar acara setiap sore jam 17.00-23.00 di Sasono Krido Mangkubumen, semua dilakukan untuk membuat perekonomian warga lebih berdaya.

Inovasi yang tidak kalah keren bernama Mangku Lawren yang diadakan untuk menyelamatkan usaha kecil di Mangkubumen dari bahaya rentenir. Sudah puluhan warga yang sudah diselamatkan dari jerat rentenir melalui program ini. Utang mereka ditutup dan dilarang untuk bertransaksi kembali. Dalam program ini, pihak kelurahan juga mengajak warga lain yang mau dan mampu untuk berkonribusi dalam penanggulangan rentenir. Saling member manfaat. Itu prinsip yang diterapkan.

Indah bukan. Program keren yang patut dicontoh oleh kelurahan lain. Itu juga sebabnya saya ingin menuliskannya dalam blog saya. Sejalan dengan prinsip yang saya pegang. Khoirunnas Anfauhum Linnas. Inilah hikmah yang datang dari hal yang peristiwa yang tidak terencana. So…be positive…

=Awal Juli 2019=

Peluang Kebaikan Itu Akan Selalu Ada

 Bismillah "Mbak Intan berhenti bekerja mendapat ladang kebaikan yang lain." Kata-kata itu terucapkan dari Mb Weni, saudara se-RT ...