Tampilkan postingan dengan label inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label inspirasi. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Agustus 2024

Peluang Kebaikan Itu Akan Selalu Ada


 Bismillah

"Mbak Intan berhenti bekerja mendapat ladang kebaikan yang lain."

Kata-kata itu terucapkan dari Mb Weni, saudara se-RT yang sudah akrab denganku dan paling tahu tentangku (dibandingkan tetangga yang lain, hehe). Kami banyak bercerita tentang diri kita dengan nyaman dan aman. Menjaga amanah, insyaAlloh itu yang kami pegang.

Kalimat tersebut diucapkan ketika ada yang menanyakan keberadaanku membantu tetangga yang sedang kesripahan, sajak longgar. 

"Mb Intan nggak masuk kantor." 

Begitulah kekepoan beberapa tetangga yang sudah mengerti keseharianku. Maka dengan senyum kujawab bahwa aku tidak lagi bekerja. 

Meski ditanggapi dengan semakin ingin tahunya mereka tentang alasan diri ini mengapa dan mau kemana setelah berhenti kerja. Kujawab singkat, "Saya ingin lebih bermasyarakat bersama ibu2." 

Dan niat itu diijabah oleh Alloh, bahkan di Senin pertama aku tidak bekerja. Sebuah kejadian yang membuatku bersyukur bisa membantu dan memberikan kemanfaatan bagi sekitar, yang pastinya tidak akan bisa  kulakukan ketika masih bekerja.

Senin pagi tadi Alloh menunjukkan kehendakNya. Ketika pagi-pagi, Mb Mini (yang bisa membantu di rumah) cerita sepintas bahwa ibu yang rumahnya dipakai untuk senam jatuh dan tidak sadarkan diri. Aku langsung menangkap itu adalah Bu Tino, salah satu sesepuh di lingkunganku.

"Trus pripun kondisinipun mbak (bagaimana kondisinya mbak)," tanyaku.

"Mboten ngertos bu, lha mbake ingkang mbantu ting mriku njih bingung. Wau nyobi menghubungi putranipun (tidak tahu bu, tadi pembantunya bingung. Mencoba menghubungi putranya)," jawab Mb Mini.

Sesaat kemudian (di sinilah kehendak Alloh terjadi) saya punya keinginan untuk melihat kondisi Bu Tino, maka bergegas saya meluncur ke ndalem beliau. Diikuti pandangan heran suami yang kupamiti dengan sepintas.

Betul juga, sampai di sana aku melihat mbaknya sedang bingung. Di samping Bu Tino berbaring ada suami beliau Pak Tino duduk termangu. ketika kutanya kondisi Bu Tino, singkat beliau menjawab, "Mpun mboten wonten mbak (sudah meninggal mbak)."

Melihat kondisi tersebut, segera kutelpon Mb Weni dan Bu Broto, tetangga yang dekat dengan Bu Tino seraya mencari dokter yang bisa memastikan kondisi Bu Tino secara medis. Kebetulan beberapa teman dokter yang ditelpon tidak bisa, hingga akhirnya aku dan Mb Weni ke Pustu Karangasem untuk meminta tolong dokter di sana.

Alhamdulillah ada tenaga kesehatan di Pustu Karangasem yang sigap membantu. Setelah mengecek kondisi Bu Tino dengan cermat, dr Imam (tenaga kesehatan dari Pustu Karangasem) dengan pelan berucap, "Innalillahi wa inna ilaihi roojiun." 

Mulai dari situlah kucoba membantu apapun yang kubisa, meringankan keluarga yang sedang berduka. Selama ini, kalau ada yang kesripahan aku paling hanya datang untuk takziah. Namun pagi ini, Alloh memberikan kesempatan untuk memberikan kemanfaatan yang lebih. 

Alhamdulillah, apa yang kualami pagi ini membuatku merasa lebih bahagia, melebihi waktu-waktu sebelumnya. Sungguh kurasakan betapa Alloh menuntunku memasuki begitu luasnya ladang kebaikan.

Begitu takjub dengan firman-Nya, "Dan siapa yang mengerjakan kebaikan, akan Kami tambahkan kebaikan baginya." [QS Asy syura;23]. Biidznillah...

Turut berduka sedalam-dalamnya atas sedonya BuTino. Aku bersaksi beliau adalah piyantun yang baik. Sesepuh di lingkungan yang sangat bersemangat, menjadi teladan kebaikan. Darinya kudapatkan motivasi dan energi ketika mendapat amanah di lingkungan. 

Beliau yang merelakan seragam dan pin PKKnya kupinjam ketika aku belum memiliki sendiri namun harus menghadiri acara di Balaikota mengenakan seragam.

Bahkan ketika aku berniat mengembalikannya, beliau menolak. "Nggak usah dikembalikan, dipakai Mbak Intan saja. Semangat ya mbak," ujarnya.

Hingga sekarang, seragam dan pin itu masih sering kupakai menghadiri berbagai acara PKK. Menjadi saksi mulianya hati ibu. Istirahat tenang di sisi Alloh njih. Alloh lebih mencintai Bu Tino.

Bulakindah, 12 Agustus 2024




Kamis, 19 Oktober 2023

Ada kemauan ada jalan. Tak ada kemauan (pasti) banyak alasan

 


Bismillah

Setelah sekian lama terjeda, kembali merangkai kata demi kata dalam blog perjalanan cahaya. Ada kalanya memang memerlukan trigger untuk memulai kembali. Menuangkan ide, merangkumnya hingga menyelesaikan cerita dan menekan tombol publikasikan. Rasanya, rangkaian proses itu beberapa waktu ini sulit untuk tuntas.

Sebenarnya bukannya total berhenti untuk menulis di blog. Bertimbun tulisan hanya mengendap di draft dan tidak tertuntaskan dan berbagai deretan tema yang terlintas dalam benak hanya masuk dalam list note kecil yang selalu ditenteng kemanapun. Lalu mengapa lama nggak update tuh blog?

Tak ingin mencari apologi yang akhirnya hanya membuka peluang pemakluman untuk diri sendiri. Ah…gapapa in, khan kamu sibuk; Gapapa belum update blog, khan kamu capek; Kayaknya update blog itu prioritas ke sekian deh, mending focus selesaikan dulu agenda lain yang lebih penting…

Kadang alasan-alasan itu yang ada di fikiran sehingga menjadi justifikasi bagi diri sendiri dan hasilnya, kasihan tuh blog jarang sekali terjamah.

Maka mengikuti challange ini membuat kembali termotivasi untuk melakukan muhasabah dan menghisab diri. “Intan, kamu sudah memulainya, lalu mengapa tidak konsisten,” kataku pada diri sendiri.

Yes, maka satu clue utama yang menjadi penyebab lama tidak update blog adakan tidak konsisten. Tidak konsisten dengan apa yang sudah dimulai, tidak konsisten menuntaskannya.

Konsisten itu memang satu kata yang mudah diucapkan dan dituliskan namun sulit untuk dijalankan. Apalagi dengan berbagai macam alasan yang ada dan bisa diciptakan.

Memang ya, alasan memang gampang untuk diciptakan. Mau berapa alasan yang dibutuhkan? Satu, sepuluh, seratus bahkan seribu asalan bisa dibuat dengan harapan akan ada pemakluman.

Namun aku tak ingin ada pemakluman yang terlalu untuk diri sendiri karena itu akan membuat semakin melemah. Jadi teringat kata ustad dalam sebuah forum mengkaji hikmah dari Perang Tabuk. “Ada kemauan ada jalan. Tak ada kemauan (pasti) banyak alasan.” Maka rentetan selanjutnya dari konsisten adalah kemauan.

Jadi intinya, jika ada kemauan maka kamu tidak akan membutuhkan satu pun alasan karena pasti akan ditemukan jalan.

Termasuk dalam hal konsisten. Untuk menjaga kontinuitas sebuah konsistensi maka faktor utama yang harus terus dijaga adalah selalu terus memelihara kemauan itu tetap ada.

That’s all. Yuk Intan, dijaga kemauannya. Ingat mimpi besar yang ingin kau wujudkan dengan membuat blog. Maka jangan banyak alasan, atur rhitmenya saja dan terus berposes. Tuntaskan apa yang sudah diawali hingga sampai pada titik akhir. Finish.

Kamis, 17 Desember 2020

Kenali Diri, Jalan Menuju Muslimah Aktif dan Kreatif

 

                        

Bismillah...

Sore ini baru saja diminta sharing dari LDK Al Imam Kusuma Husada Solo terkait dengan tema Muslimah Aktif dan Kreatif di Masa Digital. Supaya materi tetap tersimpan dan bisa membawa syiar yang lebih luas, saya sampaikan di sini ya.

Sahabat Muslimah Mahasiswa tercinta yang sholihah dan dicintai Alloh InsyaAlloh, alhamdulillah puji syukur ta terkira pada sore hari ini saya bisa hadir di majelis ilmu ini untuk pertama kalinya, semoga tema kajian yang akan kita bahas kali ini bisa bermanfaat dan membawa keberkahan untuk kita semua.

***

Satu tema yang akan kita sharingkan bersama disini adalah “menjadi Muslimah aktif dan kreatif di era digital”. kita akan berdiskusi Bersama tentang hakikat seorang Muslimah dan bagaimana menjadi muslimah yang aktif dan kreatif terutama di masa digital. Nah, sebelum memasuki tema saya ingin bertanya di awal saya menyapa akhwat semua dengan Muslimah Mahasiswa, Sebenarnya mahasiswa duluan atau muslimah ya duluan? Kira-kira menurut teman-teman yang mana? jawabannya adalah muslimah dulu baru mahasiswa. karena sebelum kuliahpun hakikatnya kita semua adalah seorang muslimah.

***

Sebelum membahas lebih jauh tentang  bagaimana menjadi muslimah aktif dan kreatif, yang pertama perlu kita fahami bersama adalah hakikat diciptakannya kita di dunia.

Kita sudah diciptakan Allah SWT dalam wujud yang paling sempurna dibanding makhluk lainnya di bumi. Ya, karena kita manusia. Biar klop di dunia, tentu kita harus mengetahui tujuan penciptaan kita di dunia ini untuk apa. Dalam Al Qur'an, kitab suci penyempurna syariat Islam menyebutkan tujuan penciptaan manusia :

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.."(Az-Zaariyat:56)

***

Jelas, tujuan kita diciptakan, adalah untuk beribadah (mengabdi) hanya kepada Allah SWT saja, dengan tetap memperjuangkan Islam yang sejatinya adalah satu-satunya sistem Kehidupan yang berhak digunakan untuk mengelola bumi dan seisinya  sebagaimana dalam disebutkan Al Qur'an:

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:  "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"Tuhan berfirman:  "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.Al-Baqarah:30)

***

Jadi, segalanya menjadi clear sekali dalam Islam. Saat sudah mengetahui 'Why' akan diri kita, hidup kita, yang mana kita merupakan pengabdi, juga hamba yang harus mematuhi dan memperjuangkan Islam yang telah Allah SWT titipkan pada kita. Dengan apa?  dengan potensi internal yang kita miliki  berupa akal, jasmani dan fitrah dan potensi eksternal berupa petunjuk,atau 'guide book' nya manusia, yatu Al Qur'anul Kariim untuk dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia ini yang bertujuan untuk mengabdikan, mengibadahkan, dan menghambakan diri kita pada Allah semata. Ya, jelas sekali.

***

Why us? Why Muslimah?

Karena kita adalah wanita yang berserah akan aturanNya yang meliputi seluruh aspek dalam hidup kita. Islam yang berorientasi, Islam yang komprehensif, Islam yang inovatif, Islam yang efektif, dan harus aktif, kreatif dan produktif! mengapa? jawabannya sangat singkat. Karena kita tau, sama-sama tau, bahwa tugas kita sebagai khalifah di bumi yang mengemban tugas dakwah menuntut kita untuk bisa menjalankan fungsi itu dengan baik, untuk memberikan kemanfaatan yang luas di dunia dan kesempatan kita untuk mengumpulkan bekal kita sebanyak -banyaknya untuk akhirat kelak.

Tanpa aktif dan kreatif, kita tidak mungkin bisa produktif. Jika tidak produktif maka iman menjadi basi dan hidup hampa. Apa gunanya berkualitas namun tak memberi manfaat? Maka, sebagai Muslimah yang sama-sama ingin menjadi yang terbaik di hadapanNya, maka sebaiknya kita melejitkan potensi kita dalam karya dan kerja nyata, pastinya.

***

The next question is, how?

Ali bin Abi Thalib pernah berkata, Man arafa nafsahu arafa robbahu. Kenalilah dirimu, maka kau akan mengenal Tuhanmu. Pentingnya mengenal diri sendiri. Kita terlebih dahulu harus mengenal diri kita dan menemukan bakat kita sehingga bisa menempatkan diri sesuai dengan bakat yang kita miliki.

Setiap manusia unik memiliki bakat dan potensi yang berbeda. Memiliki pribadi, latar belakang, kecerdasan, bakat, pemikiran, apalagi fisik masing-masing. Kita bukan makhluk sempurna yang bisa segalanya, namun akan bisa optimal jika bisa berperan sesuai dengan bakat dan kekuatan yang dimiliki.

***

Bila kita aktif di bidang sesuai dengan bakat yang kita miliki. Memudahkan kita untuk mengasah kreatifitas kita sehingga lebih produktif.

Ada banyak cara untuk mengetahui siapa diri kita sebenarnya, juga bakat dan kecerdasan kita ada di bidang mana. Salah satu caranya, dengan mengikuti tes pencarian bakat, bisa dilakukan secara online dan gratis di temubakat.com. Bisa juga dengan memuhasabah diri kita, hal mana yang saat kita kerjakan, kita tak bosan dan justru bersemangat sekali mengerjakannya dan bisa enjoy melakukannya tanpa kesulitan maka  itu tanda bakat kita. Juga bisa bertanya dengan keluarga, sahabat, bahkan musuh, tentang bagaimana kepribadian, kekurangan dan kelebihan kita. Setelahnya, maka renungkanlah dan langsung buat list positif dan negatif diri kita.

***

Langkah selanjutnya, buat mind mapping, akan kemana proyek produktif yang akan kita bangun tadi. Setelah mengenal siapa kita, tetapkan dari juga sekarang apa visi kita kedepannya? ingin menjadi apa? Mau memberi apa untuk orang sekitar kita? Semangat teman- teman untuk menginvestasikan diri untuk dunia dan akhirat.

Hal ini bisa juga diolah dengan terjun dalam organisasi. Dengan organisasi kita dapat mengembangan softskill, mengembangkan sosialisasi diri dengan lingkungan, belajar bertanggung jawab dan amanah, bisa memanajemen waktu dan memperluas jaringan/network. 

***

Untuk bisa kreatif, muslimah tidak boleh berhenti belajar. Don’t stop learning. Belajar terus terutama pada hal-hal yang kita suka dan sesuai dengan bakat yang kita miliki. Hal ini akan mempermudah kita untuk mengungkit potensi diri.

***

Di era digital terjadi perubahan teknologi yang harus disikapi dengan bijak dan tidak terpengaruh dengan uforia yang ada. Muslimah di tuntut untuk tegas pada diri sendiri dan lingkungannya. Begitu banyak tantangan yang di hadapi muslimah seiring perkembangan zaman. Potret buram kehidupan akibat dari penyimpangan pergaulan yang tidak terkendalikan. Siapakah yang ingin kita salahkan? Tidak ada yang perlu kita salahkan baik lingkungan maupun diri kita sendiri, jadi yang harus kita lakukan adalah menguatkan iman dengan ilmu yang sesuai dengan syariat Allah untuk menghindari ancaman di era milenial ini.

***

Begitu banyak tantangan muslimah seiring dengan perkembangan sistem teknologi canggih masa kini,khususnya media sosial, lingkungan dan gaya hidup. Kita sebagai muslimah harus cerdas bagaimana menata kehidupan di era melenial ini agar selamat di dunia maupun akhirat nanti. Muslimah harus mempunyai landasan ilmu keislaman yang cukup,karena jika terjadi perbedaan persepsi maka tidak menyimpang dari syariat. Muslimah yang tangguh, aktif dan kreatif adalah muslimah yang cerdas dalam bertindak sesuatu dengan norma kemanusiaan,selalu menjaga adab ,kehormatan, persaudaraan, dan ibadah serta ketaatan.

***

Demikian kajian kita kali ini, semoga bisa membawa manfaat untuk kita semua. Al haqqu min Robbika. Semua keberaran itu datangnya dari Alloh SWT. Wassalamu'alaikum Wr Wb. [] 



Selasa, 20 Oktober 2020

Berlindung dari Kejahatan Orang yang Dengki Apabila Dia Dengki

Bismillah...

Pernahkah punya pengalaman sekali dalam perjalanan histori kisah hidup Anda memiliki teman yang suka sekali ikut campur urusan orang lain bahkan pada permasalahan yang dia tidak tahu duduk masalahnya atau bukan haknya untuk turut campur di dalamnya. Jujur, saya pernah.

Bagaimana rasanya? nano nano. Apalagi seringkali dia muncul dalam kondisi yang tidak terduga. Datang tak diundang, pulang tak diantar. Macam jelangkung saja. Ups.. meski kehadirannya tidak berupa fisik, kadang hanya berbentuk narasi dan prosa namun jika diladeni serasa akan menguras seluruh energi yang ada.

Maka dalam rangka saving energy, saya memilih untuk menjauh dan menjaga jarak. Bukan berniat untuk memutus tali silaturahmi, sama sekali tidak. Tapi lebih dalam upaya untuk menjaga hati supaya tidak ternodai oleh prasangka dan terlebih tidak terluka. Namun entahlah, sejauh mungkin saya mencoba untuk tidak beririsan dengannya, selalu saja ada hal-hal yang bisa menjadikan alasan baginya untuk merangkai narasi untuk saya yang membuat diri ini kerap berfikir, "why me?" Mungkin Alloh menguji saya dengan adanya dia. So nothing else to say, but Alhamdulillah.

Seperti pada suatu pagi, setelah sekian waktu terjeda dengan tanpa terjadi apa-apa, dan saya merasa demikian tenang dunia, tiba-tiba pesan masuk. Setiap kali saya menerima pesan darinya, rasanya jantung ini langsung berdegup kencang. Duh...semacam orang jatuh cinta. Tapi yang pertama kali terlintas di pikiran hanya satu pertanyaan, "ada masalah apa gerangan?"

Memerlukan waktu beberapa detik untuk membuat saya berani membuka pesan itu dan benar saja, lagi-lagi, pesan tersebut bisa memorak porandakan suasana hati dan lagi-lagi, isi pesan tersebut tidak  terkait dengan saya namun orang terdekat saya dan dengan urusan yang juga tidak terkait, sudah kadaluwarsa. Tentu hal ini saya dapatkan ketika saya sudah melakukan konfirmasi kepada orang terdekat yang ada pada pesan tersebut.

Well... tidak bermaksud ingin berghibah, tapi itu hanya cerita pengantar dan yang paling mendasar dari cerita itu adalah apa hikmah yang bisa kita ambil dan bagaimana jika kita dihadapkan pada keadaan yang sama? Maka daripada berkeluh tentang kondisi yang ada, lebih baik kita mencari hikmah dan pelajaran yang bisa didapatkan. Mungkin dengan demikian, cobaan tersebut dapat berakhir. Seorang bijak berkata, bisa jadi cobaan yang menimpa kita tidak segera berakhir karena kita belum bisa mengambil hikmah dari cobaan tersebut. Betullll? 

"Daripada berkeluh tentang kondisi yang ada, lebih baik mencari hikmah apa yang bisa kita dapatkan."
Mencoba merenung sebagai ikhtiar menghentikan cobaan tersebut, maka saya temukan hikmah versi saya dan semoga bisa menjadi hikmah juga untuk Anda:

1. Menjadi Muhasabah/Introspeksi

                             
Tidak ada saorang pun dilahirkan sempurna. Pun dengan kita. Maka melakukan muhasabah merupakan langkah untuk melakukan evaluasi dari dan kesiapan kita untuk menerima bahwa kita adalah manusia biasa yang tidak bisa lepas dari salah dan lupa. Adanya teman yang kepo dengan urusan kita bisa membantu kita dalam melakukan muhasabah dengan jujur. Bisa jadi, ketika itu kita memang sedang melakukan kesalahan yang harus diperbaiki. Jadi ada nilai positifnya juga khan, walau sesuatu yang dia urus itu bukan urusan dia. Disyukuri saja....

2. Melatih Kesabaran

Jika ada yang mengatakan sabar itu ada batasnya, mungkin perlu untuk belajar lagi. Belajar dan melatih diri dalam kesabaran menghadapi hal-hal yang tidak kita inginkan dan harapkan. Sebagai makhluk sosial sudah sewajarnya kita berinteraksi dengan berbagai karakter manusia dan setiap karakter itu membutuhkan cara tersendiri untuk bersikap. Belajar menyikapi semua karakter ada kalangan tidak mudah sehingga hal itu tentu bisa melatih kesabaran. Dan yakinlah, Alloh bersama orang-orang yang sabar.

                                


3. Memberikan Motivasi

Kadang tidak banyak teman dekat yang mau jujur ketika kita minta pendapat tentang diri kita. Jadi ketika kita salah pun, maka atas nama pertemanan maka mereka akan tetap saja membela kita. Hal itu kemudian membuat kita berpikir bahwa semua seolah baik-baik saja. Namun perlu disadari bahwa as a human being, manusia itu tidak bisa terhindar dan lupa dan salah. Kata bahasa kerennya al insan mahalul khata' wan nisyan (moga gak salah ya nulisnya. hiks masih cetek banget bahasa arabnya). 
Maka jika ada teman yang berkata yang tidak mengenakkan tentang kita, meski kadang itu hal yang sebenarnya sangat dipaksakan untuk bisa terkait dengan kita, cobalah untuk menjadikan hal itu sebagai motivasi untuk memperbaiki diri kita. Semoga hal ini bisa membuat kita menjadi insan yang terus berbenah menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Yang pasti, no matter how hard it takes, selalu berikan respon yang baik dari setiap kejadian, maka kembali yang baik pula yang akan kita dapatkan. Yakinlah...



4. Melatih hati seluas samudra

Tidak pernah rugi memiliki hati yang selalu bersih, terjaga dari rasa benci dan yakin itu tidak mudah. Ketika tiba-tiba ada hal tidak mengenakkan yang mengusik hati kita maka akan sangat lumrah jika hati menjadi tergores. Tapi seberapapun sakitnya, akan lebih terluka jika hati ini dibiarkan untuk membenci. Tak masalah memberikan waktu pada hati untuk berproses menjalani masa-masa penyembuhan namun berikan batas waktu untuk belajar memaafkan. Belajarlah dari matahari yang selalu datang menyinari meski kadang selalu saja ada orang mencaci.
Maafkan semua hal tidak menyenangkan yang dilakukan oranglain kepada kita, selalu tanamkan pada hati untuk berprasangka baik karena sungguh hati yang senantiasa memaafkan akan menjauhkan kita dari rasa  gelisah yang tak berkesudahan.

Semoga Alloh senantiasa menjaga kita, hati kita, iman kita dan melindungi kita dari godaan keburukan serta terhindar dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki (qs al falaq;5).[]End

Kamis, 23 Mei 2019

Sadar Bakat = Sadar Diri


                         

Bismillah...




Hidup ini adalah sebuah proses dan setiap proses mengantarkan kita pada sebuah penemuan baru yang belum kita fahami sebelumnya. Sebuah penemuan yang membuat kita sadar akan banyak hal, tentang kehidupan itu sendiri, tentang segala peristiwa yang terjadi –yang ditakdirkan terjadi- dan hikmah yang ada di dalamnya. Satu hal yang paling penting ditemukan adalah tentang diri kita. Siapa kita dan untuk apa kita diciptakan.



Penyadaran diri pada untuk apa kita diciptakan tidak akan cukup hanya dengan sadar saja. Ada hal penting yang harus bias kita temukan sebagai upaya untuk mengoptimalkan peran dalam pencitaan kita, yaitu pada sisi mana kita akan mengambil peran dan pada bagian apa kita bias memaksimalkan lakon yang kita jalani. Hal penting yang harus ditemukan adalah diri kita sendiri.

Yes… menemukan jati diri kita adalah sebuah upaya untuk menjalankan kewajiban supaya bisa berjalan dengan asyik. Mengapa demikian? Saya punya jawabannya.

Pertama, ketidakfahaman pada diri sendiri menjadikan kita tidak bias mendamaikan antara keinginan, harapan dan realita. Anggapan kita pada diri kita yang tidaksesuai keadaan bias membuat kita terlalu memaksa diri kita sendiri, menjadikan over estimate maupun under estimate. Kondisi ini yang kemudian berbahaya karena bias membawa pada suasana yang tidak nyaman hingga stress.

Hal sama yang saya rasakan ketika begitu banyak hal yang ingin saya lakukan tanpa melihat apakah saya punya kemampuan di sana. Hal ini menjadikan saya over push to my self yang kadang justru berujung pada mellow yang takberkesudahan. Ketika ada hal yang baru, selalu ingin saya mencoba dan ambil peran di sana, namun ketika kemudian saya tidak bias memainkan peran itu dengan baik, maka yang pertama kali muncul adalah blame in my self. Menyalahkan diri sendiri, mengapa saya tidak bisa? Hal itu terus saja berulang dan berulang sehingga jamak membuat saya pada kondisi tertekan. It’s true…

Ketika itu saya berkeyakinan bahwa jika ada kemauan pasti ada jalan, yap, itu benar. Kemauan adalah modal utama yang harus kita miliki ketika ingin menjalankan peran kita. Tapi bagaimana peran itu dijalankan? Hanya sebagai penggugur kewajiban atau ingin menjalankan dengan excellent? Maka di situlah kemampuan berperan. Maka jika ingin bisa menjalankan peran dengan baik, kemauan saja tidak cukup, ada porsi kemampuan yang harus kita perhatikan. Di sinilah kemudian kesadaran akan memampuan itu sangat diperlukan. Kefahaman pada kemampuan diri sendiri harus ada. Bagaimana caranya? Ada edisi dimana saya akan mengupasnya.

Kedua, setelah kita bisa menemukan jati diri dan faham pada kemampuan kita maka akan menbuat kita bisa lebih bijak memilih peran yang akan kita jalankan. Memilih peran yang tepat sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.

Kemampuan pun tidak akan bisa terolah dengan baik ketika kita tidak memahami kekuatan dan kelemahan kita, yang dalam sebuah kata ringkas disebut BAKAT.  Memahami apa kekuatan dan dimana kelemahan kita akan memudahkan kita dalam menemukan dimana potensi yang bisa mengungkit kita lebih berprestasi. Ibarat filosofi yang mengatakan “asahlah kapak pada sisi tajamnya”, maka memahami kekuatan kita dan fokus pada kekuatan tersebut menjadikan kita mengasah kemampuan kita pada sisi tajam kita.

Jika kita sudah bisa memilih peran yang tepat sesuai dengan kekuatan yang kita miliki, maka insyaAlloh kita bisa menjalankan peran tersebut dengan enjoy dan bisa membuat kita lebih bijak meninggalkan peran yang tidak sesuai dengan bakat kita. Inilah yang kemudian bisa dikatakan bahwa sadar akan bakat kita bisa menjadikan kita sadar diri. Tidak memaksakan diri mengambil peran pada hal yang tidak sesuai dengan kemampuan kita.

Mari, fahami bakat kita, fahami kekuatan kita dan abaikan kelemahan kita. Bagaimana caranya? Bersambung di edisi selanjutnya.


=may.2019.=






Rabu, 10 Oktober 2018

"Customer is NOT a king anymore"

Beberapa waktu lalu menghadiri undangan Temu Relasi dari Bank Indonesia dan salah satu acaranya cukup keren yaitu motivasi tenang service excellent dari coach Tjia Irawan. Salah satu hal yang disampaikan Tjia membantah asumsi yang selama ini banyak dipahami orang sebagai kunci pelayanan yaitu customer adalah raja. Menurut Tjia, adalah salah menempatkan klien sebagai raja karena kita bukanlah budaknya.

"Menurut saya, tidak tepat jika kita masih menganggap bahwa pelanggan  adalah raja. Customer is not a king, because we are not a slave," ujat Tjia. Memang dari sisi definisi, servis dari bahasa latin servitium dari kata slave aka budak. Namun melakukan fungsi pelayanan bukan berarti nemempatkan diri kita pada posisi budak. 

Menempatkan konsumen pada posisi raja, berarti memberikan pelayanan maksimal kepadanya tanpa mengharapkan feed back darinya, bahkan tidak ada kewajiban darinya untuk membayar.

Lalu siapakah konsumen itu? Menurut Tjia, konsumen adalah seseorang yang membutuhkan bantuan kita untuk menyelesaikan masalah mereka. "Maka kita hadir bukan sebagai pelayanan namun sebagai teman yang bisa memberikan mereka saran atas permasalahan yang mereka hadapi."

Tjia juga mengatakan ada enam tingkatan dalam servis, yaitu:

1. Criminal, yaitu memberikan layanan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Misal: janji memberikan bonus ternyata bonus tidak diberikan.

2. Basic, yaitu layanan yang diberikan berada di bawah standar atau yang diharapkan. Misal : pesan makanan di restoran datangnya lama atau rasanya tidak enak.

3. Expected, yaitu layanan yang akan diterima sudah dapat diduga sebelumnya, standar, tidak ada yang spesial.

4. Desire, yaitu layanan yang diberikan melampaui harapan costumer. Misal: klien ultah dikasih kado.

5. Surprising, yaitu layanan yang diterima benar-benar melampaui apa yang diharapkan dan disampaikan dengan kejutan yang menyenangkan.
Untuk layanan yang satu ini dicontohkan kisah penumpang yang bajunya ketumpahan teh, tidak hanya mendapat permintaan maaf dari pramugari tapi juga seluruh awak pesawat dan mendapat ganti tiket penerbangan.

6. Unbelievable, yaitu layanan yang diberikan selalu di luar dugaan dan mengejutkan.
Untuk layanan yang satu ini dicontohkan maskapai penerbangan yang bisa menunda penerbangan dikarenakan menunggu penumpang yang ingin menemui ibunya yang sedang dalam kondisi kritis.

So...ditingkat mana pelayanan yang sudah kita berikan? Evaluasi di tangan kita masing-masing.[]The End






Selasa, 08 Mei 2012

Karena kita bukan siapa-siapa

Bismillahirrahmanirrahim


Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al Hajj:5-6)

Melalui berbagai kejadian, Alloh berusaha mengingatkan kita. Setidaknya itulah yang bisa saya serap dari bertubi-tubi peristiwa yang terjadi di sekitar saya dan menimpa orang-orang yang berada tak jauh dari zona saya saat ini. Peristiwa yang bisa membuat kita terhenyak, kaget, mengelus dada, menghela nafas dan akhirnya tersadar bahwa sesungguhnya kita bukan siapa-siapa.

Ya, kita bukan siapa-siapa dan kita bukan penentu segalanya. Mungkin kita punya segudang mimpi, itu sah-sah saja. Mungkin kita punya sederet rencana, itu hal yang sudah semestinya dan mungkin kita punya segudang strategi, itu sudah sepantasnya. Namun di antara mimpi, rencana dan strategi yang kita bangun, satu hal yang akhir-akhir ini saya terus "dipaksa" untuk mengingatnya adalah kita bukan penentu segalanya.

Rencana yang sudah mulus kita jalankan dan strategi jitu yang berhasil kita lancarkan bisa jadi sempat membuat kita merasa jumowo bahwa kita telah berhasil atas usaha dan kerja keras yang kita lakukan. Lalu kita berasyik masyuk berada di zona nyaman "yang telah berhasil kita ciptakan." Keasyikan itu acap kali membuat kita terlena dan terus terhanyut dalam iramanya yang menyenangkan tanpa sadar bahwa ada kekuatan lain yang berhak mengambilnya kembali dari kita kapanpun Dia mau.

Yap, Dialah Alloh, Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu. Dialah yang berkuasa menentukan semua yang tak pernah kita duga, sangka bahkan di luar keinginan kita. 

Ada sebuah hikmah dari kejadian yang menimpa teman anak saya ketika sedang mengikuti kegiatan renang di sekolah. Kita pasti membayangkan, alangkah senangnya mereka mengikuti kegiatan outing yang diharapkan bisa membuat para siswa menjadi segar dan ceria. 

Ya, kesenangan itu berlangsung hingga pada suatu saat terjadi peristiwa yang sama sekali tidak pernah terlintas dalam benak semua orang. Ada seorang anak bermain kayu dan mengenai mata temannya, dan tragisnya lagi, di kayu yang terkena mata anak tersebut terdapat paku yang menancap. Alhasil, dikabarkan kelopak mata si anak sobek hingga bola matanya hingga harus menjalani operasi yang biayanya mencapai puluhan juta. Astaghfirullohaladzim...semoga Alloh memberikan kekuatan dan kesabaran pada si anak dan ayah ibunya dalam menghadapi cobaan ini.

Satu kejadian nyata yang membuat miris bukan? Hanya dalam beberapa detik saja, suasana yang menggembirakan berubah menjadi nestapa.

Peristiwa lain yang membuat saya merasa "kerdil" di hadapan Alloh adalah kejadian baru-baru ini yang menimpa seorang teman 'senior' di kampus. Sebelumnya keadaan berlangsung begitu indah. Beliau adalah seorang yang tergolong sukses, pinter menjadi dosen dan sedang menyelesaikan studi masternya di universitas terkemuka di negeri ini. Hebat bukan? Tidak hanya sebagai pribadi, dalam berkeluargapun kondisinya tidak jauh beda. Beliau memiliki istri yang cantik, setia dan sudah dikaruniai 3 anak yang cantik-cantik pula. Sang istri saat ini pun tengah hamil 8 bulan anak keempatnya yang menurut hasil USG berjenis kelamin laki-laki. Seorang anak yang sungguh sangat dinantikan kehadirannya. Bahkan seorang teman bercerita beliau pernah mengatakan,"Saya tidak akan berhenti sebelum memiliki anak laki-laki." Dan keinginan itu (memiliki anak laki-laki) dikabulkan oleh Alloh (meski masih sebatas prediksi hasil USG), tapi paling tidak jika kita berada pada kondisi tersebut pasti bahagia tak terkira.

Sungguh sebuah kehidupan yang sempurna. Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Suatu kejadian yang luar biasa. Pada suatu waktu, dalam perjalanan menuju kampus, beliau ditabrak oleh pengendara sepeda motor yang melaju kencang dari sisi kanan jalan. Kecelakaan itu mengakibatkan benturan keras di kepala dan berdampak pada kerusakan otak yang menjadikan beliau langsung koma. Diaknosa dokter menyatakan bahwa beliau mengalami kematian batang otak dan hidupnya ditopang dengan bantuan selang inkubator. Dan setelah empat hari berjuang, akhirnya kehendak Alloh tergariskan. Alloh memanggilnya untuk menghadap, Alloh lebih mencintainya. Semoga beliau diberikan tempat istimewa di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, ketabahan serta keteguhan hati untuk menghadapinya.

Sedih pasti, apalagi melihat kondisi keluarga yang ditinggalkan harus menghadapi realita kehidupan yang berbalik 100% hanya dalam hitungan singkat. Sudah menduga sebelumnya, yakin, tidak pernah. Tapi ketika takdir Alloh sudah terjadi, siapa yang bisa menolaknya. Kecuali berusaha sekuat tenaga menerima.

Kisah kehidupan ini yang kembali mampu mengingatkan saya, bahwa saya (dan kita) bukan siapa-siapa. Membuat kita mencoba untuk senantiasa terjaga berada di garis kebaikan. Membuat kita selalu melakukan instrospeksi, ada Dzat lain yang memegang kendali atas hidup kita. Sehingga ketika kita sudah berjuang semaksimal mungkin sesuai kemampuan kita, pada ending perjuangan tersebut (sukses ataupun gagal) adalah hak penuh Alloh untuk menentukan. Berusaha, berjuang, berazam lalu tawakal, kembalikan semuanya kepada Alloh sehingga ketika berhasil kita tidak menjadi sombong dan ketika gagal kita tidak menjadi tumbang.

"faidza azzamta fatawakkal 'alalloh"
Tak ada yang lain kecuali doa terlantun untuk-Mu di penghujung note ini: "Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah, waqina azabannar." Amminnn.

=penghujung september 2011=

Indahnya sebuah nasihat


From: Yoyoh Yusroh
Date: 2011/5/18
Subject: Nasihat untuk sang putera
To: Aizza Jundana

Nasihat Seorang Arab Kepada Putranya
(Ukht/ Nayifah Uwaimir)

Wahai puteraku …
Agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa di hadapan manusia ..
Janganlah berbicara dalam berbagai urusan ..
Kecuali setelah mengecek kebenaran sumbernya ..
Dan jika seseorang datang membawa berita, cari bukti kebenarannya sebelum dengan berani engkau berbicara ..
Hati-hati dengan isu .. jangan percayai setiap yang dikatakan, jangan pula percaya sesuatu yang setengah engkau lihat ..
Dan jika engkau mendapatkan cobaan berupa seorang musuh .. hadapi dengan berbuat baik kepadanya .. tolak dengan cara yang lebih baik, niscaya permusuhan itu berubah menjadi cinta kasih

Jika engkau hendak mengungkap kejujuran orang, ajaklah ia pergi bersama .. dalam bepergian itu jati diri manusia terungkap .. penampilan lahiriahnya akan luntur dan jatidirinya akan tersingkap! Dan “bepergian itu disebut safar karena berfungsi mengungkap yang tertutup, mengungkap akhlaq dan tabiat”.

Jika engkau diserang banyak orang sementara engkau berada di atas kebenaran .. atau jika engkau diserang dengan kritikan-kritikan buruk .. bergembiralah .. sebab mereka sebenarnya sedang berkata: “engkau orang yang sukses dan berpengaruh”, sebab,
· anjing yang mati tidak akan ditendang,
· dan tidak dilempar kecuali pohon yang berbuah

Wahai puteraku ..
Jika engkau hendak mengkritik, biasakan untuk melihat dengan mata tawon lebah .. dan jangan memandang orang lain dengan mata lalat, sebab engkau akan terjatuh kepada perkara yang busuk!

Tidurlah lebih awal wahai puteraku agar bisa bangun lebih awal .. sebab keberkahan ada di pagi hari, dan saya khawatir kehilangan kesempatan mendapatkan rizki Allah yang Maha Penyayang disebabkan engkau begadang di malam hari, sehingga tidak bisa bangun pagi!

Akan aku ceritakan kepadaku kisah seekor kambing dan serigala, supaya engkau aman dari orang yang berbuat makar ..
Dan saat seseorang memberikan tsiqah-nya kepadamu, jangan sampai engkau mengkhianatinya!
Akan aku ajak engkau ke sarang singa .. akan aku ajarkan bahwa singa itu tidak menjadi raja hutan dikarenakan aumannya!!
Akan tetapi, karena ia berjiwa tinggi! Tidak mau memakan hasil buruan binatang lain, betapapun ia lapar .. dan perutnya melilit-lilit .. jangan mencuri jerih payah orang lain .. sebab engkau menjadi keji!

Akan aku ajak engkau menemui bunglon .. agar engkau menyaksikan sendiri tipu dayanya! Bunglon merubah warna dirinya sesuai dengan tempat ia berada .. agar engkau mengetahui bahwa yang seperti bunglon itu banyak .. dan berulang-ulang! Dan bahwasanya ada orang-orang munafik .. banyak pula manusia yang berganti-ganti pakaian .. dan berlindung dibalik alasan “ingin berbuat baik”.

Wahai puteraku ..
Biasakan engkau bersyukur .. kepada Allah! Cukuplah menjadi alasan untuk bersyukur kepada-Nya bahwa engkau dapat berjalan, mendengar dan melihat!
Bersyukurlah kepada Allah, dan syukuri pula manusia .. sebab Allah SWT akan menambah orang-orang yang bersyukur
Dan manusia senang saat mendapati seseorang yang diberi sesuatu lalu orang itu menghargainya!

Wahai puteraku .. ketahuilah bahwa sifat utama yang paling agung dalam kehidupan ini adalah sifat jujur!
Dan bahwasanya kebohongan, meskipun tampak memberi keselamatan .. namun jujur lebih berakhlaq bagimu! Dan bagi orang sepertimu!

Wahai puteraku …
Persiapkan alternatif untuk segala urusan .. agar engkau tidak membuka jalan kehinaan!
Manfaatkan segala peluang .. sebab peluang yang datang sekarang .. bisa jadi tidak akan berulang!!

Jangan berkeluh kesah .. aku harap engkau optimis .. siap menghadapi kehidupan ..
Jauhilah orang-orang yang putus asa dan pesimis, lari dari mereka! Dan jangan sampai engkau duduk dengan seseorang yang selalu memandang sial kepada segala hal!!

Jangan bergembira saat melihat orang lain terkena musibah .. jangan pula menghina orang karena postur atau penampilannya ..
Sebab dia tidak menciptakan dirinya .. dan saat engkau menghina orang lain, pada hakekatnya engkau menghina ciptaan dari Dzat yang Maha Mencipta dan Membuat bentuk rupa

Jangan membuka aib orang, sebab Allah akan membuka aibmu di rumahmu .. sebab Allah-lah Dzat yang menutupi .. dan mencintai orang yang menutupi!
Jangan menzhalimi siapa pun .. dan jika engkau hendak menzhalimi dan engkau merasa mampu menzhalimi, ingatlah bahwa Allah SWT lebih mampu!

Jika engkau merasa hatimu mengeras, usaplah kepala anak yatim .. engkau akan terheran-heran .. bagaimana usapan itu dapat menghilangkan rasa keras hati dari hatimu, seakan hatimu menjadi pecah dan melunak!

Jangan mendebat .. dalam perdebatan .. kedua pihak merugi.
Kalau kita yang kalah, kita merugi telah kehilangan kebesaran kita, dan jika menang, kita juga merugi, telah kehilangan orang lain yang menjadi lawan debat kita .. semua kita kalah .. baik yang merasa menang .. dan yang merasa belum menang!

Jangan monopoli pendapat .. yang bagus adalah engkau mempengaruhi dan dipengaruhi!
Hanya saja, jangan larut dalam pendapat banyak orang .. dan jika engkau merasa bahwa pendapatmu benar .. tegarlah dan jangan terpengaruh!

Wahai puteraku ..
Engkau dapat merubah keyakinan orang .. dan menguasai hati mereka tanpa engkau sadari! Bukan dengan sihir, bukan pula dengan jampi .. namun, dengan senyumanmu .. dan kosa katamu yang lembut .. dengan keduanya, engkau dapat menyihir!!
Oleh karena itu, tersenyumlah .. maha suci Allah yang telah menjadikan senyuman sebagai ibadah dalam agama kita, dan kita mendapatkan pahala darinya!!

Di Cina .. jika engkau tidak murah senyum, mereka tidak akan berikan lisensi kepadamu untuk membuka kedai ..
Jika engkau tidak menemukan orang yang tersenyum kepadamu, tersenyumlah engkau kepadanya!
Jika bibirmu terbuka karena senyuman .. dengan cepat .. terbuka pula hati untuk mengekspresikan isinya

Jika orang meragukanmu, bela dirimu .. jelaskan .. dan beri keterangan pembenarannya!
Jangan suka nimbrung dan mengenduskan hidungmu dalam segala urusan .. jangan pula ikut-ikutan, berposisi bersama banyak orang saat mereka bersikap!!
Wahai puteraku .. jauhkan dirimu dari hal ini .. aku sangat tidak suka kalau melihatmu seperti ini!!

Jangan bersedih wahai puteraku terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan! Sebab kita tidak diciptakan kecuali untuk diuji dan diberi cobaan .. sehingga Allah melihat kita .. adakah kita bersabar?
Karena itu .. santai saja .. jangan keruh hati! Yakinlah bahwa jalan keluar dekat ..
“jika mendung semakin hitam, pertanda, sebentar lagi hujan”!!

Jangan meratapi masa lalu, cukuplah bahwa ia telah berlalu .. sia-sia kalau kita memegang gergaji kayu, lalu menggergaji!!
Tataplah hari esok .. persiapkan diri .. dan singsingkan lengan baju untuk menghadapinya!!
Jadilah orang yang mulia .. berbanggalah dengan dirimu!
Sebagaimana engkau melihat dirimu, begitulah orang lain akan melihatmu ..
Jangan sekali-kali meremehkan dirimu!! Sebab engkau menjadi besar saat engkau ingin besar .. hanya engkau saja yang memutuskan ia menjadi kecil!

Yoyoh Yusroh

sumber : Aizzajundana blog

me time is a must...


Bismillah...


Me time is a must. Sepertinya satu kalimat awal di depan terkesan egois ya. Tapi coba tanyakan kepada diri kita masing-masing, memiliki waktu pribadi merupakan kebutuhan setiap perempuan, baik mereka yang masih melajang terlebih yang sudah diberi amanah momongan.Tanya mengapa? Nah, itulah yang saat ini pengen dijadikan tema di blog entry kali ini.

Memang, bagi saya me time is a must. Ada waktu-waktu tertentu yang perlu bagi saya untuk bisa lebih fokus ketika saya sendiri, tidak membawa anak-anak turut serta dalam aktivitas ini, terutama anak-anak yang masih memiliki ketergantungan kepada kita. Bukan berarti anak-anak menjadi beban bagi saya ketika melakukan aktivitas tertentu, TIDAK. Sekali waktu perlu juga mereka kita ajak terlibat dalam aktivitas yang kita lakukan. Namun adakalanya perlu pula kita sendiri, supaya bisa lebih berkonsetrasi, agar supaya aktivitas tersebut lebih muntijah (berhasil guna).
Namun kebutuhan akan me time ini bukan kemudian membuat kita egois "menelantarkan" anak-anak begitu saja. Perlu ada komunikasi dan kerjasama dengan suami atau asisten yang kita percaya untuk menghandle mereka selama kita "menikmati" me time.

Jangan dibayangkan lho, me time di sini adalah waktu untuk mencari kesenangan diri. Bagi saya, tidak tepat ketika kita meninggalkan keluarga hanya ntuk sekadar mencari kesenangan diri, ngemal, nyalon, hang out, etc.
Lalu untuk apa me time dimanfatkan?

> Meningkatkan kapasitas diri
Tentu kita tidak ingin kan dari waktu ke waktu kapasitasnya mentok di situ saja. Harus ada semangat yang senantiasa kita tumbuhkan untuk menambah kapasitas diri. Baik itu meliputi kapasitas dakwah, ruhiyah, keilmuan, maupun keterampilan. Untuk waktu-waktu itu, butuh konsentrasi lebih. Nah, untuk kepentingan itulah, me time perlu dimanfatkan. 

Coba komunikasikan ke suami untuk bisa berbagi peran dan memberikan kesempatan pada kita untuk meningkatkan kapasitas diri. 

Alhamdulillah suami saya sangat mendukung setiap aktivitas yang saya lakukan, asal memiliki manfaat untuk pribadi dan masyarakat. Maka ketika saya komunikasikan kepada beliau tentang hal tersebut, 100% beliau mendukung dan siap menghandle anak-anak. Pada waktu-waktu tersebut, selalu beliau prioritaskan waktu membersamai anak-anak, menggantikan ketidakberadaan saya. Kecuali jika pas pada waktu yang sama ada aktivitas beliau yang benar2 urgent yang tak bisa ditinggalkan, barulah anak-anak dihandle sama asisten di rumah.

>Meningkatkan kiprah di masyarakat
Hidup di tengah masyarakat mengharuskan kita untuk memainkan peran sebagai anggota masyarakat. Masuk dalam komunitas mereka dan mencoba memberikan andil yang bermanfaat. Untuk waktu-waktu tersebut, ada kalanya me time juga perlu dimanfaatkan. Jika ada rapat bersama ibu-ibu di malam hari, misalnya, lebih baik anak-anak di rumah sajalah. Tapi untuk yang satu ini bukan harga mati lho. Ketika pas situasi dan kondisi memungkinkan, nggak ada salahnya kita melibatkan anak-anak bersama aktivitas kita, mengapa tidak?

That's all. Semoga posting ringan ini bisa memberi manfaat. 

Adi Sucipto, 24 Mei 2011

just write


Bismillah...


rasanya sudah sangat lama aku "mematikan" intuisiku untuk menulis. Segala hal yang terlihat, terlintas dalam benak. Entah sudah berpuluh-puluh ide bersliweran dan meloncat-loncat di pikiran ni, namun tak satupun tertangkap.

Padahal selalu saja muncul keinginan yang mendesak-desak untuk direalisasi. Entah karena ketrenyuhan menyaksikan sesuatu, kegemasan melihat berbagai fenomena atau sekadar ingin berbagi. Tapi entahkan, semuanya menguap begitu saja. Rasanya ngiri lihat teman-teman yang aktif nulis di blog dengan kekhasannya masing-masing dan aku berada di antara komunitas tersebut, yang selalu semangat menginspirasi melalui note-notenya. Lalu aku, kemana saja aku selama ini yang membiarkan ide-ide berloncatan di kolam lalu menghilang dan menjadi basi. how pity i am...

So... selama masih ada keinginan maka harus punya kemauan supaya menemukan jalan. Let's find the way intan. Happy writing...
Terakhir sebagai pengingat kata-kata bijak dari Pramoedya Ananta Toer : "Jika kamu ingin dikenang dalam sejarah, maka menulislah"

SO...LET'S WRITE.....

**di tengah kesibukan kerja, 5 April 2011**

Amnesia..oh amnesia...

Bismillah...

Sebagai insan yang bekerja di media, di satu sisi bersyukur karena setiap pagi bisa 

langsung menyantap berita-berita up to date. Di sisi yang lain ternyata hal ini secara 

tidak disadari menghadirkan kegundahan luar biasa atas kondisi yang terjadi di sekitar 

kita.

Fenomena-fenomena yang tergambar bahkan realita yang terjadi membuat hati ini miris. 

Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Ada apa dengan dunia ini?

Kemarin, baru saja menjadi perbincangan hangat seorang bapak yang terjun dari lantai 4 

semua mal di Solo. Disinyalir, tindakan itu dilakukan karena sang pelaku merasa jengah 

dengan penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh. Sebelumnya, waktu tak lama 

berselang, alasan serupa juga dijadikan latar belakang terjadinya aksi serupa oleh mereka 

yang ngrumiyini kerso Alloh SWT atas amanah usia yang diberikan kepadanya.

Sehari kemudian, muncul berita seorang nenek terjun ke sumur dan ditemukan telah 

tewas. Alasannya pun diprediksi tidak jauh beda dengan yang digunakan oleh bapak di 

atas sebagai alat untuk mengakhiri hidupnya.

Pada hari yang sama, terungkap peristiwa sadis yang tak bakal bisa diterima oleh akal 

sehat manusia manapun. Seorang ayah kandung tega mencabuli anak kandungnya 

dalam kurun waktu yang tak terbilang sebentar, 3 tahun. Bayangkan, bagaimana gundah 

perasaan sang anak yang mendapatkan perlakuan sedemikian biadab dari ayah 

kandungnya sendiri, sosok yang semestinya dia hormati, dia kagumi dan dia patuhi. 

Perasaan itu harus terus dipendamnya selama lebih dari 3 tahun. Tak bisa lagi diukur 

betapa rasa terancam, tidak aman terus menghantuinya, bahkan di rumah sendiri. 

Tempat yang semestinya bisa memberinya kehangatan, keyakinan akan kasih sayang 

yang tulus dan pendampingan dari orang-orang yang dicintainya sebagai bekal mencapai 

cerahnya masa depan. Tapi nyatanya apa yang dia dapat?

Pilunya lagi, setelah diinterogasi kepolisian, si bapak mengaku amnesia. Tidak bisa 

membedakan mana anak dan mana isterinya. GRHHHHHH &*^%$#@!()*&^%$# 

bercampur aduk rasanya hati ini ketika membaca pengakuan itu. Pengen marah, jengkel, 

anyel, geli sampai nggak ngerti musti berekspresi apa. Bagaimana bisa seorang bapak 

tidak bisa membedakan mana isteri dan anaknya yang saat itu sedang duduk di bangku 

kelas IV SD. Itu si bapak pilon, bloon atau entah apa (ups...maaf).

Tapi coba kembali bayangkan, lagi-lagi bayangkan, mana mungkin ada orang amnesia 

hingga lupa mana anak dan isteri. Alasan yang tidak masuk akal banget. Naif bener sih 

tuh bapak. Hanya karena amnesia, hingga sampai tega menghancurkan masa depan 

anaknya sendiri. Amnesia oh amnesia... 

Astaghfirulloh... Tak banyak yang bisa diri ini perbuat kecuali menuangkannya dalam 

tulisan ini, beristighfar dan mencoba mencari pelajaran yang bisa kita ambil dari 

peristiwa ini. Sebagai orangtua tentunya kita wajib memberikan jaminan rasa aman 

kepada anak, menghangatkan mereka senantiasa dengan cinta sebagai bekal mengiringi 

jalan mereka menggapai cita dan masa depan gemilang. 

Berikan hamba dan suami hamba kekuatan ya Alloh untuk mengemban amanah buah 

hati yang Kau berikan kepada kami. Senantiasa lindungi kami dengan rahmad-Mu dan 

jaga anak-anak kami dalam lindungan-Mu. Amiin.

Peluang Kebaikan Itu Akan Selalu Ada

 Bismillah "Mbak Intan berhenti bekerja mendapat ladang kebaikan yang lain." Kata-kata itu terucapkan dari Mb Weni, saudara se-RT ...