Sabtu, 05 Oktober 2024

Puisi Muhasabah; Renungan Cinta dalam Ikatan



 Bismillah...

Dalam sebuah acara Seminar Keluarga Sakinah pada Ahad (29/9/2024), ada amanah yang diberikan, yaitu membuat dan membacakan puisi muhasabah. Maka dengan mengumpulkan dari berbagai sumber, disusunkan puisi ini dan dibacakan di depan 150an peserta yang hadir, sebagai sarana melakukan muhasabah pernikahan.

Ini dia puisi itu:

Renungan Cinta dalam Ikatan

 

Siang ini, di ujung hari yang hening,

Kita duduk bersisian, tanpa kata terucap,

Memandang jauh ke cakrawala kehidupan,

Di sana, cinta yang dulu kita ikrarkan,

masih setia bersemi.

 

Di awal kita melangkah,

Cinta begitu indah,

Janji-janji terucap di bawah langit biru,

Dengan hati yang penuh harap, kita menggenggam masa depan.

 

Namun waktu berjalan,

Seperti sungai yang tak pernah berhenti mengalir,

Ada gelombang yang kadang menghantam,

Ada arus tenang yang membawa kedamaian.

 

Memang tak selalu mudah langkah yang kita tempuh,

Tahun demi tahun berlalu,

Rambut mungkin mulai memutih,

Ada air mata yang tumpah, dan tawa yang pecah,

Namun dalam badai atau tenang,

Kita selalu kembali pada janji yang pernah kita genggam erat.

 

Pernikahan bukan sekadar tentang tawa,

Ia adalah perjalanan penuh makna,

Dengan tangis, lelah, dan rindu,

Di sela-sela kesibukan dan rutinitas waktu.

 

Suamiku,

Di setiap pelukan hangat, ada doa yang tak terucap,

Mengalir di antara jari-jari yang saling menggenggam,

Melintasi setiap hari yang kita rangkai Bersama, dalam suka dan duka

 

Istriku,

Di setiap langkah yang kita tempuh,

Ada kenangan yang terukir,

Tentang perjuangan bersama,

Tentang pengorbanan tanpa kata, tentang harapan yang terus menyala.

 

Hari-hari kita mungkin tak selalu sempurna,

Namun cinta ini bukan tentang kesempurnaan,

Tapi tentang kebersamaan yang kita rajut dengan ikhlas,

Dalam sabar, syukur, dan saling mengingatkan.

 

Mari kita muhasabah,

Bukan tentang siapa yang benar atau siapa yang salah

Tapi bagaimana kita bisa saling melengkapi dan menguatkan

Di setiap detik yang Allah titipkan

 

Kita belajar mencintai lebih dari sekadar rasa,

Mencintai dengan hati,

Mencintai dengan iman

 

Kembali kita ikrarkan bahwa pernikahan ini adalah ibadah,

Masih Panjang perjalanan yang harus kita tempuh,

Masih banyak cerita yang akan kita rangkai,

 

Semoga ikatan ini selalu diberkahi,

Di setiap musim yang datang silih berganti,

Hingga waktu memanggil kita pulang,

Dalam keabadian, Bersama, di surga yang Alloh janjikan.


Selamat membaca. Next, akan kubacakan puisi ini untuk muhasabah diri sendiri. Jika waktunya tiba

Menunggu Anak Saat Penjemputan, Ini Hasilnya

     Bulan September kemarin bisa dikatakan masa jeda bagiku, karena sudah rehat dari kantor lama dan belum mulai menjalankan tugas di kanto...