Anak-anak penghafal Al Qur'an


Baru sehari dipertemukan dengan fenomena susahnya menggemban amanah Allah bernama buah hati, hari ini hasil surving di dunia maya mempertemukanku pada sebuah fenomena yang luar biasa. Keberhasilan sebuah keluarga dalam mendidik 11 buah hati mereka. Kisah ini bisa membuat kita belajar dari keberhasilan mereka. Bayangkan, tidak hanya satu atau dua atau tiga, TAPI sebelas anak. Subhanallah. Jika dengan satu anak saja teman saya kemarin sudah merasa demikian beratnya lalu bagaimana dengan 11 anak? Tapi subhanallah, ala kulli hal, subhanallah. Sungguh... Maha Suci Allah. Bisakah kita seperti keluarga mereka?
Keluarga Mutammimul Ula : Anak-anak penghafal Qur'an

Sudah sedemikian sering kita mendengar hal negatif dari anggota DPR, mulai dari korupsi sampai adegan mesum. Wakil rakyat yang seharusnya menjadi contoh bagi rakyat, yang terjadi, jangankan menjadi teladan yang ada justru rakyatseringkali dibuat sakit hati dengan perbuatan para wakil rakyat.

Namun sosok Mutammimul Ula seolah seperti oase dipadang pasir, anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera sosoknya dapat dijadikan sebagai teladan dalam membangun keluarga kita. Mutammimul Ula mampu mengatur dan membina keluarganya dengan baik, kalau dikeluarganya berhasil tentu saja bisa menjadi tolak ukur komitmennya untuk membangun dan membela rakyat. Pertanyaannya sederhananya, jika keluarganya saja tidak terurus bagaimana mungkis bisa mengurus rakyat?

Mutammimul Ula di karunia 11 orang anak yang semuanya mengukir prestasi menjadi penghafal Al Qur'an di usia muda, mereka adalah :

1. Afzalurahman, 21 tahun, semester 6 Teknik Geofisika ITB, Hafal Quran usia 13 tahun, sekarang masuk Program PPDMS, Ketua Pembinaan Majelis Taklim Salman ITB,
Peserta Pertamina Youth Progamme 2OO7 dari ITB
2. Faris Jihady Hanifa, 2O tahun, semester 4 Fakultas syariah LIPIA, hafal Quran usia 1O tahun Predikat mumtaz, Juara 1 lomba Tahfidz 3O Juz yang diselenggarakan Kerajaan Saudi Arabia, Juara 1 Lomba OlimPiade IPS tingkat SMA 2OO3
3. Maryam Qonitat, 18 tahun, semester 2 Fakultas Ushuluddin Univ Al Azhar Kairo, hafal quran usia 16 tahun. Lulusan Terbaik Husnul Khotimah 2OO6
4. Scientia Afifah, 17 tahun, kelas 3 SMU 28, hafal 1O Juz, pelajar teladan MTs Al Hikmah 2OO4
5. Ahmad Rosikh Ilmi, 15 tahun, kelas 1 MA husnul Khotimah, hafal 6 Juz, pelajar Teladan SDIT Al Hikmah 2OO2, Lulusan Terbaik MTs Al Kahfi 2OO6
6. Ismail Ghulam Halim, 13 tahun, kelas 2 MTs Al Kahfi, Hafal 8 Juz, Juara Olimpiade IpA tngkat SD se Jaksel 2OO3, 4 penghargaan dari Al Kahfi, Tahfidz
Terbaik, Santri Favorit, Santri Teladan, dan Juara Umum
7. Yusuf Zaim Hakim, 12 tahun, kelas 1 MTs Al Kahfi, hafal 5 Juz, rangking 1 di kelasnya
8. Muh Saihul Basyir, 11 tahun, kelas 5 SDIT Al Hikmah, hafal 25 Juz
9. Hadi Sabila Rosyad, 9 tahun, kelas 4 SDIT Al Hikmah, hafal 2 Juz
10. Himmaty Muyasssarah, 7 tahun hafal 1juz
11. Hasna wafat usia 3 tahun, bulan Juli 2OO6

Tentu saja ini adalah prestasi yang perlu kita jadikan teladan. Dengan berbagai macam kesibukan baik sebagai seorang wakil rakyat dan Da'I Mutammimul Ula mampu membagi waktunya dengan baik untuk mendampingi perkembangan anak-anaknya. Tentu saja kita ingin tahu hal apa saja yang sudah dilakukan oleh Mutammimul Ula.

Kebaikan itu tercermin kuat dari Visi Mutammimul Ula terhadap keluarganya,beliau berkata kepada istrinya ;
"Bu, Kita harus berbeda dengan orang lain dalam kebaikan. Orang lain duduk kita sudah harus berjalan, orang lain berjalan kita sudah harus berlari, orang
berlari kita sudah tidur, orang lain tidur kita sudah bangun.Jangan sedikitpun berhenti berbuat baik sampai soal niat. Kita tidak boleh lalai karena kita tidak tahu kapan Allah mencabut nyawa kita"!

Dari dialog tersebut kita bisa melihat kekuatan visi Mutammimul Ula, dari visi inilah kemudian beliau melakukan kebaikan-kebaikan :
  • Mengajarkan Al Quran sejak usia 4 tahun. Doktrin keluarga = Al Quran adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat
  • Jangan terlalu mengandalkan sekolah. 2 / 3 keberhasilan Pendidikan itu ada di rumah
  • Keberhasilan adalah hasil integrasi kedua orang tuanya.
  • Rasulullah memanggil ayah dari anak yang mencuri. ayah idaman dalam Al Quran = lukman. Ibrahim mentarbiyah anak dan istrinya.
  • Suami yang membangun visi dan istri yang mengisi kerangka itu.
  • Imam Syafi'i ditinggal wafat ayahnya ketika berusia 6 tahun. Namun isi kepala sang ayah sudah pindah ke sang ibu.
  • Qordhowi berkata, dahulu saya tidak tahu mengapa ayah mengkondisikan saya hafal al quran usia 1O tahun
  • Ihtimam atau perhatian yang tinggi terhadap anak dan pendidikannya
  • Tiga Fase interaksi dengan Anak menurut Imam Ali
  1.     7 tahun pertama = perlakukan ia seperti raja (Masa pembentukan tumbuh kembang otak menyerap informasi)
  2.     7 tahun kedua = perlakukan ia seperti tawanan perang dalam kedisiplinan (Masa penanaman sikap. Disiplin, Disiplin, Disiplin.)
  3.     7 tahun ketiga dan seterusnya = perlakukan ia sebagai teman atau sahabat 
  • Menjelang tidur selalu diceritakan kisah kisah para nabi dan rasul
  • Jadwal dalam papan besar untuk belajar Al quran bagi 11 anak kami
  • Bakda maghrib dan Bakda subuh adalah waktu interaksi dengan Al Qur an. "Nak ibu bangga sekali dengan kamu, meskipun sulit tapi kamu disiplin menyetorkan hafalan 2 ayat setiap hari".
  • Anak pertama dan kedua sejak usia 5 dan 4 tahun terbiasa bangun sebelum subuh
  • Di Komplek perumahan DPRRI si kecil sudah bisa menghafal siapa saja anggota dewan yang jarang sholat subuh berjamaah
  • Jangan lupakan membangun dakwah di keluarga besar. Saat kami all out keluar rumah, keluarga besar kamilah, yang terlibat mengawasi anak anak
  • Kami rutin berkunjung ke keluarga besar untuk menjalin hubungan baik dengan mereka
  • Kesulitan di masa pembentukan adalah faktor keistiqomahan. Harus konsisten mengontrol
  • Memagari anak anak dari pengaruh negatif. Ada agreement dengan anak anak kapan saat menonton TV dan ada hukuman bila dilanggar. "Nak, hafalanmu banyak, TV itu bisa memakan bagian pikiranmu"
  • Syukur kami tiada henti padamu ya Robbi atas karunia anak anak kami
  • Keberhasilan itu bukan tercapainya tujuan tapi pada proses yaitu komitmen dan konsistensi kita menjalaninya. Kepada Allah kembali segala urusan
Sedemikian banyak hal yang kita dapatkan dari keluarga Mutammimul Ula. Mudah-mudahan bermanfaat bagi anda dan keluarga.

Sumber : http://youthmoslemparenting.blogspot.com/

Komentar

Postingan Populer