Hore...Adik hebat


Sudah dua pekan ini Caca sakit. Meski sudah membaik, tapi batuknya masih betah ngendon di tubuhnya. Yang menyedihkan dia menjadi kehilangan selera makan dan ogah minum susu formula. Bbnya jadi turun 3 ons dan badannya tidak montok lagi. Syukurnya dia masih mau ASI, mungkin merasakan ketenangan ya ketika berada di dekapan umminya (geer nih...) ;>>
Karena kehilangan selera makan, maka perlu usaha keras dan ketelatenan untuk bisa memasukkan sesuap bubur susu ke mulut mungilnya. Seperti yang kulakukan pagi ini. Sebelum berangkat kantor, kusempatkan untuk menyuapinya meski susahnya minta ampun. Segala upaya kukurahkan, dari mengajak jalan-jalan keliling rumah sampai harus cerewet mengajaknya bernanyi dan bercanda supaya suasana makan tetap menyenangkan.
Di tengah-tengah upayaku menyuapinya, belum lagi separuh bubur susu di mangkuk berkurang, tiba-tiba tangannya yang mulai aktif, bergerak mengenai mangkuk bubur yang kubawa. Alhasil, semangkuk bubur yang baru sedikit berkurang itu numplek (tumpah).
Antara pilu dan sedih aku hanya bisa beristighfar. "Astaghfirullah hal adhim. Laa haula wa laa quwwata illa billah," ucapku lirih. "Ya, maemnya tumpah deh dek."
Di tengah kepiluan itu, aku kaget. Tiba-tiba sang kakak khilya yang sedang disuapin sama abinya dan menyaksikan aksi adiknya bertepuk tangan dengan keras dan berteriak, "Hore... adik hebat..." **(bisa numpahin makanan -mungkin begitu maksudnya)**.
Si abi pun tertawa dan aku yang masih pilu tak kuasa pula menahan geli. "Iya ya nduk*... adik memang hebat. Tangannya bisa bergerak aktif." Dan meski tetap dalam kepiluan, diri ini (melalui sang kakak) disetir untuk mencari hikmah dari kejadian itu supaya bisa bersyukur bahwa anakku masih bisa tumbuh dengan sempurna.
Cepat sembuh ya nak, Ummi sedih melihatmu sakit.
Note: *Nduk (Gendhuk) = panggilan untuk anak perempuan di Jawa 

Komentar

Postingan Populer