Sedikit masa banyak makna


Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Lebaran kali ini terasa sangat pendek. Bukannya terasa din, namun benar-benar pendek. Gimana coba, kalau tahun lalu dan sebelumnya, Lebaran paling tidak dibarengi dengan cuti selama 6 hari. Tapi tahun ini ndak ada cuti, libur cuma tiga hari. Itu saja yang sehari kudapat atas kebaikan hati manajerku ngasih izin sehari. Makanya tiga hari diatur sedemikian rupa sehingga bisa bersilaturahmi ke dua keluarga besarku dan suami di Demak dan Wonogiri.
Alhamdulillah, niat itu terlaksana juga. Meski dengan waktu yang mepet dan tidak bisa berkunjung ke tempat eyang di rembang dan mranggen, paling tidak bisa sungkem ke ibu bapak. Sedikit waktu kebersamaan yang kita miliki ternyata bisa memberikan begitu banyak makna. Ada tawa, canda, sedih, pilu, cinta, semuanya terjadi hanya dalam hitungan menit.
Tawa dan canda dengan celotehan dan tingkah anak-anak dan keponakan yang lucu-lucu. Sedih dan pilu karena tidak semua keluarga bisa berkumpul dalam satu waktu. Adik masih di Jakarta tempat mertua dan kakak masih di Brunai. Cinta karena kata-kata sayang dan maaf demikian melimpah dari lisan semua orang. 
Tradisi di dua tempat masih bisa berjalan. Demak dengan masak-masak hebohnya dan Wonogiri dengan sungkeman serta bagi-bagi angpau untuk keponakan. Tetap meriah dan Alhamdulillah bisa menyatukan hati.
Terima kasih Allah, atas kesempatan yang Kau berikan sehingga kami bisa merasakan kenikmatan di hari yang fitri ini. Panjangkan umur kami dan pertemukan kembali dengan Ramadan dan Idul Fitri-Mu di tahun depan. Amiin 

Komentar

Postingan Populer