Berdamai dengan kecewa

Bismillah...


Tuhan Dulu Pernah Aku Menagih SimpatiKepada Manusia Yang Alpa Jua ButaLalu Terheretlah Aku Dilorong GelisahLuka Hati Yang Berdarah Kini Jadi Kian Parah

Semalam Sudah Sampai KepenghujungnyaKisah Seribu Duka Ku Harap Sudah BerlaluTak Ingin Lagi Kuulangi KembaliGerak Dosa Yang Menghiris Hati
Tuhan Dosaku Menggunung TinggiTapi Rahmat-Mu Melangit LuasHarga Selautan SyukurkuHanyalah Setitis Nikmat-Mu Di Bumi
Tuhan Walau Taubat Sering KumungkirNamun Pengampunan-Mu Tak Pernah BertepiBila Selangkah Kurapat Pada-MuSeribu Langkah Kau Rapat Padaku
(Mengemis Kasih, Raihan)
Entah kenapa nasyid jadul yang akrab di telinga ketika masa-masa awal kuliah dulu kembali terlintas di benak dalam beberapa waktu terakhir. Seolah mengajak diri ini untuk menelaah lagi makna yang tersirat dari syair lagu tersebut. Makna yang tanpa disadari demikian dekat dengan keadaan yang belakangan memberikan warna dalam perjalanan diri.
Menjadi manusia yang sadar dengan ketidaksempurnaan tentunya menjadikan kita menjalani kodrat sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Namun seringkali, kelemahan itu menjadikan kita berharap kepada manusia, baik itu di lingkup terdekat kita pada keluarga, rekan-rekan kerja maupun masyarakat tempat tinggal kita.
Namun kadang, harapan yang kita terlalu berlebihan sehingga jika harapan tidak tercapai maka kita mudah untuk kecewa. Dan ketika kekecewaan bertumpuk dengan kekecewaan maka rasa sakit akan mendera. Keadaan akan semakin parah jika belum kering luka kecewa yang lama ditambah dengan rasa kecewa baru yang mendera. ow..ow..ow..sakitnya tuh di sini....
Nah, bagaimana supaya kita tidak mudah didera sakit karena kecewa?Resep yang paling ampuh adalah jangan terlalu berharap kepada manusia, gantungkan semua harapan hanya kepada Alloh SWT semata. Jika kita sudah melakukan usaha yang terbaik, maka pasrahkan semua hasil akhirnya kepada Alloh SWT. Senantiasa  berkhusnudzon bahwa apapun hasil akhir yang didapat, itulah yang terbaik dari Alloh karena Alloh tidak akan mengecewakan kita. Hasil akhir yang diberikan Alloh adalah yang terbaik untuk kita.
Lalu kepada sesama manusia, teruslah berbuat kebaikan meskipun kita dikecewakan. 
Terakhir, mengutip ungkapan Ust Ida Nur Laila dalam grup Parenting, yakinlah janji Allah, bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan. Cepat atau lambat. Allah sesuai persangkaan hambanya. Allah tidak tidur dan tidak lupa. Jika orang lain enggan membalas kebaikanmu, mengabaikan dan mencibir, maka ingatlah Allah yang akan membalas. Tak perlu marah atau dendam. Tetap tersenyum dan bermuka cerah. Katakan kata-kata penduduk surga, kata-kata yang  mengandung keselamatan.
Ah...indahnya jika kita mampu berdamai dengan kecewa. Senantiasa menyandarkan diri bahwa Allohlah yang paling berkuasa atas segalanya.
5 syawal 1438 h29 juni 2017

Komentar

Postingan Populer