Antara Aji, Surga & Corona

Bismillah..


.

Ramadhan sudah memasuki hari-hari terakhir, gak terasa ya. Bagaimana aktivitas Ramadhannya teman-teman semua? Semoga puasa, ibadah dan amal sholih kita bisa berjalan lancar hingga di akhir Bulan Mulia ini.

Ramadhan adalah salah satu moment yang tepat untuk lebih mengenalkan anak tentang konsep ibadah dan pahala, termasuk tentang surga. Maka ketika Ramadhan sudah di depan mata, mulailah merancang strategi untuk mengenalkan si kecil tentang kewajiban puasa dan hadiah yang bisa dia dapatkan ketika bisa (latihan) puasa.

Namanya anak-anak, membicarakan sesuatu akan lebih menarik jika ada kata hadiah. Eh nggak cuma anak-anak ya, kita pun juga semangat kalau diiming-imingi hadiah. Singkat cerita, dibuatlah kesepakatan dengan anak-anak dan si kecil terkait target ramadhan dan reward yang akan mereka terima jika bisa mencapai target.

Reward adalah salah satu faktor untuk mengungkit semangat. Namun yang lebih penting lagi adalah memahamkan mereka tentang hakikat ibadah yang mereka lakukan, bahwa ibadah tidak semata-mata hanya untuk mendapatkan hadiah di dunia tapi untuk mendapatkan ridha Alloh dan surgaNya.

Nah, mengenalkan Aji pada suatu hal atau nilai itu butuh perjuangan. Ada saja hal-hal lucu dan menggelitik yang dia tanyakan. Alhamdulillah, di usia 7 tahun Aji memiliki imajinasi yang luar biasa, bahkan hal-hal yang kadang tidak terduga. Pun ketika mengenalkan konsep surga kepadanya, sesuatu yang saat ini tidak riil ada, tidak bisa dilihat dan dirasa. 

Pengenalan pada surga saya mulai dengan bercerita kepadanya tentang gambaran keindahkan surga yang dilukiskan Alloh dalam Al Quran. Betapa surga merupakan tempat yang sangat istimewa bagi mereka yang rajin beribadah dan menjadi orang baik ketika di dunia. Betapa surga adalah tempat yang indah dimana semua hal yang kita inginkan bisa tersedia. Betapa di surga semua akan senang dan bahagia.

Respon yang diberikan Aji tidak semua muncul seketika. Ada kalanya dia hanya mendengarkan, di waktu yang lain ketika sedang bersama kadang dia melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dsangka bahkan katika kita sudah tidak lagi membahas tema tersebut. Alhamdulillah sih, seneng ketika hal itu terjadi. Bagi saya itu sinyal bahwa Aji mulai menangkap dan memikirkan nilai-nilai yang saya sampaikan kepadanya.

Surga, Ice Cream dan Corona

Lontaran pertanyaan tersebut bisa membuka diskusi-diskusi kecil kita yang sangat khas dengan kekanakan dan kelucuannya. 

"Ummi... di surga ada ice cream nggak?" Pertanyaan itu yang pertama kali ingin dia ketahui jawabannya. Ice cream adalah favoritnya. Rasanya tidak bisa melewatkan waktu yang lama tanpa ice cream. 

Tidak ingin kehilangan moment, maka saat itulah waktu yang tepat untuk memahamkan kepadanya tentang kerennya surga. Betapa surga adalah tempat untuk bersenang-senang karena tentu itu yang dia harapkan. Saya sampaikan padanya bahwa di surga kelak semua penghuninya bisa mendapatkan apapun yang diinginkan. Persis seperti gambaran surga yang difirmankan Alloh dalam QS Qaf;35 bahwa mereka yang di surga itu berkah mendapatkan apa saja yang mereka kehendaki.

"Jika di surga nanti Aji pengen ice cream, tinggal bilang Ya Alloh Aji pengen Ice cream. Pasti langsung ada ice cream dengan rasa yang Aji inginkan," ujar saya.

"Aku mau rasa coklat...stoberi...susu," katanya sumringah. 

"Yes...semua boleh. Makanya Aji jadi anak sholih, rajin sholat dan ngaji ya biar nanti masuk surga," tegas saya. Tak lupa dong memasukkan nilai-nilainya.

Tidak berhenti sampai di situ. Rasa keingintahuan Aji tentang surga belum berakhir. Beberapa waktu yang lalu sehabis shalat tarawih, tiba-tiba Aji kembali melontarkan pertanyaan tentang surga. "Ummi...di surga ada corona nggak?"

Tidak menyangka Aji bakal menggagas sampai ke sana. Sebelum membahas dialog saya dengannya tentang surga dan corona, saya selipkan sedikit cerita tentang rasa kecewa mendalam yang dirasakan Aji di awal penerapan pandemi. Maret tahun lalu adalah hari yang sangat berarti baginya ketika dia dan teman-teman tknya akan menunjukkan kebolahannya bermain drumband setelah berlatih keras. Saya sendiri melihat perjuangannya untuk bisa tampil prima. Hari H sudah ditetapkan dan seragam drumband yang sangat elok sudah dibagikan. Dia pun dengan semangat bercerita dan wanti-wanti supaya saya bisa melihatnya tampil. Qodarulloh, hanya beberapa hari sebelum hari penting itu, terjadi pandemi. Semua bentuk kegiatan yang mengumpulkan massa dilarang. Maka alhasil, pertunjukan drum band yang sudah siap ditampilkan harus gagal. 

Kebayang kan bagaimana kecewanya Aji dan teman-teman yang lain. Ketika mereka sudah membayangkan akan tampil gagah dengan mengenakan seragam drumband, dimana baju, sepatu dan topi keren laksana tentara, tiba-tiba semua tercancel. Maka tidak heran jika Aji sangat benci dengan yang namanya corona.

Hal ini ternyata memberikan kontribusi pada munculnya petanyaan Aji tentang surga dan corona. Mencoba memahami kekhawatirannya, dengan nada menghibur saya coba menenangkannya. "Di surga itu adanya hanya kenikmatan dan kegembiraan dek, tidak ada kesedihan. Karena banyak banget kesenangan yang Alloh berikan makanya manusia besok sangat suibuk dengan hal-hal yang menggembirakan saja. Yang masuk surga semua yang baik-baik tidak ada yang jahat. Jadi tenang saja, corona tidak masuk surga," jelas saya meredakan ketakutannya.

"Yey....asyik. Aku nggak suka corona karena membuatku tidak bisa main drum band. Ya mi ya...," kata dia meminta persetujuan.

Tentang surga, dari Abu Said al Khudri dan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, Penyeru memanggil, sekarang tibalah saatnya kalian sehat wal afiat dan tidak menderita sakit selama-lamanya. Sekarang tibalah saatnya kalian hidup dan tidak mati selama-lamanya. Sekarang tibalah saat bagi kalian tetap muda dan tidak tua selama-lamanya. Sekarang tibalah saatnya bagi kalian senang dan tidak sengsara selama-lamanya. (HR Muslim)

Semoga kita semua nanti kembali dipertemukan Alloh SWT di sebaik-baik tempat ya. SurgaNya. []

27 Ramadhan 1442 H - 9 Mei 2021.




Komentar

Postingan Populer