Minggu, 09 Mei 2021

Antara Aji, Surga & Corona

Bismillah..


.

Ramadhan sudah memasuki hari-hari terakhir, gak terasa ya. Bagaimana aktivitas Ramadhannya teman-teman semua? Semoga puasa, ibadah dan amal sholih kita bisa berjalan lancar hingga di akhir Bulan Mulia ini.

Ramadhan adalah salah satu moment yang tepat untuk lebih mengenalkan anak tentang konsep ibadah dan pahala, termasuk tentang surga. Maka ketika Ramadhan sudah di depan mata, mulailah merancang strategi untuk mengenalkan si kecil tentang kewajiban puasa dan hadiah yang bisa dia dapatkan ketika bisa (latihan) puasa.

Namanya anak-anak, membicarakan sesuatu akan lebih menarik jika ada kata hadiah. Eh nggak cuma anak-anak ya, kita pun juga semangat kalau diiming-imingi hadiah. Singkat cerita, dibuatlah kesepakatan dengan anak-anak dan si kecil terkait target ramadhan dan reward yang akan mereka terima jika bisa mencapai target.

Reward adalah salah satu faktor untuk mengungkit semangat. Namun yang lebih penting lagi adalah memahamkan mereka tentang hakikat ibadah yang mereka lakukan, bahwa ibadah tidak semata-mata hanya untuk mendapatkan hadiah di dunia tapi untuk mendapatkan ridha Alloh dan surgaNya.

Nah, mengenalkan Aji pada suatu hal atau nilai itu butuh perjuangan. Ada saja hal-hal lucu dan menggelitik yang dia tanyakan. Alhamdulillah, di usia 7 tahun Aji memiliki imajinasi yang luar biasa, bahkan hal-hal yang kadang tidak terduga. Pun ketika mengenalkan konsep surga kepadanya, sesuatu yang saat ini tidak riil ada, tidak bisa dilihat dan dirasa. 

Pengenalan pada surga saya mulai dengan bercerita kepadanya tentang gambaran keindahkan surga yang dilukiskan Alloh dalam Al Quran. Betapa surga merupakan tempat yang sangat istimewa bagi mereka yang rajin beribadah dan menjadi orang baik ketika di dunia. Betapa surga adalah tempat yang indah dimana semua hal yang kita inginkan bisa tersedia. Betapa di surga semua akan senang dan bahagia.

Respon yang diberikan Aji tidak semua muncul seketika. Ada kalanya dia hanya mendengarkan, di waktu yang lain ketika sedang bersama kadang dia melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dsangka bahkan katika kita sudah tidak lagi membahas tema tersebut. Alhamdulillah sih, seneng ketika hal itu terjadi. Bagi saya itu sinyal bahwa Aji mulai menangkap dan memikirkan nilai-nilai yang saya sampaikan kepadanya.

Surga, Ice Cream dan Corona

Lontaran pertanyaan tersebut bisa membuka diskusi-diskusi kecil kita yang sangat khas dengan kekanakan dan kelucuannya. 

"Ummi... di surga ada ice cream nggak?" Pertanyaan itu yang pertama kali ingin dia ketahui jawabannya. Ice cream adalah favoritnya. Rasanya tidak bisa melewatkan waktu yang lama tanpa ice cream. 

Tidak ingin kehilangan moment, maka saat itulah waktu yang tepat untuk memahamkan kepadanya tentang kerennya surga. Betapa surga adalah tempat untuk bersenang-senang karena tentu itu yang dia harapkan. Saya sampaikan padanya bahwa di surga kelak semua penghuninya bisa mendapatkan apapun yang diinginkan. Persis seperti gambaran surga yang difirmankan Alloh dalam QS Qaf;35 bahwa mereka yang di surga itu berkah mendapatkan apa saja yang mereka kehendaki.

"Jika di surga nanti Aji pengen ice cream, tinggal bilang Ya Alloh Aji pengen Ice cream. Pasti langsung ada ice cream dengan rasa yang Aji inginkan," ujar saya.

"Aku mau rasa coklat...stoberi...susu," katanya sumringah. 

"Yes...semua boleh. Makanya Aji jadi anak sholih, rajin sholat dan ngaji ya biar nanti masuk surga," tegas saya. Tak lupa dong memasukkan nilai-nilainya.

Tidak berhenti sampai di situ. Rasa keingintahuan Aji tentang surga belum berakhir. Beberapa waktu yang lalu sehabis shalat tarawih, tiba-tiba Aji kembali melontarkan pertanyaan tentang surga. "Ummi...di surga ada corona nggak?"

Tidak menyangka Aji bakal menggagas sampai ke sana. Sebelum membahas dialog saya dengannya tentang surga dan corona, saya selipkan sedikit cerita tentang rasa kecewa mendalam yang dirasakan Aji di awal penerapan pandemi. Maret tahun lalu adalah hari yang sangat berarti baginya ketika dia dan teman-teman tknya akan menunjukkan kebolahannya bermain drumband setelah berlatih keras. Saya sendiri melihat perjuangannya untuk bisa tampil prima. Hari H sudah ditetapkan dan seragam drumband yang sangat elok sudah dibagikan. Dia pun dengan semangat bercerita dan wanti-wanti supaya saya bisa melihatnya tampil. Qodarulloh, hanya beberapa hari sebelum hari penting itu, terjadi pandemi. Semua bentuk kegiatan yang mengumpulkan massa dilarang. Maka alhasil, pertunjukan drum band yang sudah siap ditampilkan harus gagal. 

Kebayang kan bagaimana kecewanya Aji dan teman-teman yang lain. Ketika mereka sudah membayangkan akan tampil gagah dengan mengenakan seragam drumband, dimana baju, sepatu dan topi keren laksana tentara, tiba-tiba semua tercancel. Maka tidak heran jika Aji sangat benci dengan yang namanya corona.

Hal ini ternyata memberikan kontribusi pada munculnya petanyaan Aji tentang surga dan corona. Mencoba memahami kekhawatirannya, dengan nada menghibur saya coba menenangkannya. "Di surga itu adanya hanya kenikmatan dan kegembiraan dek, tidak ada kesedihan. Karena banyak banget kesenangan yang Alloh berikan makanya manusia besok sangat suibuk dengan hal-hal yang menggembirakan saja. Yang masuk surga semua yang baik-baik tidak ada yang jahat. Jadi tenang saja, corona tidak masuk surga," jelas saya meredakan ketakutannya.

"Yey....asyik. Aku nggak suka corona karena membuatku tidak bisa main drum band. Ya mi ya...," kata dia meminta persetujuan.

Tentang surga, dari Abu Said al Khudri dan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, Penyeru memanggil, sekarang tibalah saatnya kalian sehat wal afiat dan tidak menderita sakit selama-lamanya. Sekarang tibalah saatnya kalian hidup dan tidak mati selama-lamanya. Sekarang tibalah saat bagi kalian tetap muda dan tidak tua selama-lamanya. Sekarang tibalah saatnya bagi kalian senang dan tidak sengsara selama-lamanya. (HR Muslim)

Semoga kita semua nanti kembali dipertemukan Alloh SWT di sebaik-baik tempat ya. SurgaNya. []

27 Ramadhan 1442 H - 9 Mei 2021.




Kamis, 01 April 2021

Tentang Melatih Harapan

Bismillah...

Melatih Harapan. Saya terkesan dengan kata tersebut ketika disampaikan Ust Hatta Syamsuddin, pengawas syariah di lembaga keuangan yang saya kelola bersama teman-teman ketika kita menggelar RAT beberapa waktu lalu. Ketika selama 2020 kemarin kita dihadapkan pada kondisi pandemi yang meluluhkan perekonomian anggota lembaga kami. Ketika target yang kita patok tidak bisa tercapai. Alhamdulillah, dengan berbagai strategi dan effort yang kita lakukan masih bisa membagikan laba kepada anggota.

"Seperti nama lembaga ini, kita harus terus bisa melatih harapan. Tatkala kondisi tidak seperti yang kita harapan, jangan pernah hilang harapan dari diri kita. Penting untuk bisa melatihnya supaya harapan bisa terus tumbuh dan terjaga," ujar beliau.

Saat itulah saya kembali diingatkan bahwa harapan itu perlu dilatih supaya tidak hilang. Bahaya khan jika manusia hidup tanpa harapan. Seperti apa pun kondisinya, jangan sampai kita hilang harapan. Asa itu senantiasa perlu kita jaga, meski realita tidak sepenuhnya seperti rencana. 

Target Abadi

Harapan itu bisa kita rumuskan dalam bentuk rencana-rencana dan target yang kita susun secara berkala. Jangka pendek, menengah dan panjang. Bahkan target abadi pun perlu ada. Justru itu yang membuat kita terus bisa bertahan di tengah kondisi apapun dan tidak gampang menyerah. 

Apa saja target abadi itu? 

1. Alloh sebagai tujuan

Boleh kita memiliki tujuan di dunia ini, wajib malah. Namun jangan sampai tujuan di dunia melenakan kita sehingga kita lupa bahwa ada Dzat yang berkuasa atas segalanya. Apapun goal yang kita inginkan dalam hidup, Alloh yang menentukan segalanya. Maka jadikan Alloh sebagai tujuan kita sebab dengan berharap pada sesuatu yang kekal akan menjaga harapan kita tetap ada selama Alloh bersama kita.

2. Visi akhirat

Dunia ini hanya sementara. Ibarat ungkapan jawa sesepuh kita urip kui gur mampir ngombe (hidup itu hanya mampir untuk minum), tidak ada yang kekal di dunia ini. Nah untuk sesuatu yang tidak kekal, bisa memudar. Memiliki visi yang kekal yaitu akhirat akan memberikan energi untuk bertahan. Jika kita ingin melatih terus harapan, hadirkan visi akhirat dalam hidup kita.

3. Surga menjadi destinasi

Target abadi terakhir yang perlu kita miliki supaya harapan senantiasa ada adalah balasan terbaik yang akan diberikan Alloh kepada kita. Ketika surga menjadi tujuan terakhir yang senantiasa kita tuju, kekuatan akan bisa kita dapatkan sebagai upaya meraih tujuan tersebut. Yakinlah, surga adalah tujuan terbaik bagi kita di dunia ketika di saat yang sama ridho Alloh hal terbesar yang kita inginkan.

Selamat melatih harapan. Untuk saya, anda, untuk kita semua. Semoga kita semuanya bisa survive menghadapi segala kondisi yang Alloh takdirkan untuk masing-masing kita dan pada akhirnya kita semua akan berkumpul di syurga-Nya.

Aamiiin YRA


Kamis, 17 Desember 2020

Kenali Diri, Jalan Menuju Muslimah Aktif dan Kreatif

 

                        

Bismillah...

Sore ini baru saja diminta sharing dari LDK Al Imam Kusuma Husada Solo terkait dengan tema Muslimah Aktif dan Kreatif di Masa Digital. Supaya materi tetap tersimpan dan bisa membawa syiar yang lebih luas, saya sampaikan di sini ya.

Sahabat Muslimah Mahasiswa tercinta yang sholihah dan dicintai Alloh InsyaAlloh, alhamdulillah puji syukur ta terkira pada sore hari ini saya bisa hadir di majelis ilmu ini untuk pertama kalinya, semoga tema kajian yang akan kita bahas kali ini bisa bermanfaat dan membawa keberkahan untuk kita semua.

***

Satu tema yang akan kita sharingkan bersama disini adalah “menjadi Muslimah aktif dan kreatif di era digital”. kita akan berdiskusi Bersama tentang hakikat seorang Muslimah dan bagaimana menjadi muslimah yang aktif dan kreatif terutama di masa digital. Nah, sebelum memasuki tema saya ingin bertanya di awal saya menyapa akhwat semua dengan Muslimah Mahasiswa, Sebenarnya mahasiswa duluan atau muslimah ya duluan? Kira-kira menurut teman-teman yang mana? jawabannya adalah muslimah dulu baru mahasiswa. karena sebelum kuliahpun hakikatnya kita semua adalah seorang muslimah.

***

Sebelum membahas lebih jauh tentang  bagaimana menjadi muslimah aktif dan kreatif, yang pertama perlu kita fahami bersama adalah hakikat diciptakannya kita di dunia.

Kita sudah diciptakan Allah SWT dalam wujud yang paling sempurna dibanding makhluk lainnya di bumi. Ya, karena kita manusia. Biar klop di dunia, tentu kita harus mengetahui tujuan penciptaan kita di dunia ini untuk apa. Dalam Al Qur'an, kitab suci penyempurna syariat Islam menyebutkan tujuan penciptaan manusia :

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.."(Az-Zaariyat:56)

***

Jelas, tujuan kita diciptakan, adalah untuk beribadah (mengabdi) hanya kepada Allah SWT saja, dengan tetap memperjuangkan Islam yang sejatinya adalah satu-satunya sistem Kehidupan yang berhak digunakan untuk mengelola bumi dan seisinya  sebagaimana dalam disebutkan Al Qur'an:

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:  "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"Tuhan berfirman:  "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.Al-Baqarah:30)

***

Jadi, segalanya menjadi clear sekali dalam Islam. Saat sudah mengetahui 'Why' akan diri kita, hidup kita, yang mana kita merupakan pengabdi, juga hamba yang harus mematuhi dan memperjuangkan Islam yang telah Allah SWT titipkan pada kita. Dengan apa?  dengan potensi internal yang kita miliki  berupa akal, jasmani dan fitrah dan potensi eksternal berupa petunjuk,atau 'guide book' nya manusia, yatu Al Qur'anul Kariim untuk dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia ini yang bertujuan untuk mengabdikan, mengibadahkan, dan menghambakan diri kita pada Allah semata. Ya, jelas sekali.

***

Why us? Why Muslimah?

Karena kita adalah wanita yang berserah akan aturanNya yang meliputi seluruh aspek dalam hidup kita. Islam yang berorientasi, Islam yang komprehensif, Islam yang inovatif, Islam yang efektif, dan harus aktif, kreatif dan produktif! mengapa? jawabannya sangat singkat. Karena kita tau, sama-sama tau, bahwa tugas kita sebagai khalifah di bumi yang mengemban tugas dakwah menuntut kita untuk bisa menjalankan fungsi itu dengan baik, untuk memberikan kemanfaatan yang luas di dunia dan kesempatan kita untuk mengumpulkan bekal kita sebanyak -banyaknya untuk akhirat kelak.

Tanpa aktif dan kreatif, kita tidak mungkin bisa produktif. Jika tidak produktif maka iman menjadi basi dan hidup hampa. Apa gunanya berkualitas namun tak memberi manfaat? Maka, sebagai Muslimah yang sama-sama ingin menjadi yang terbaik di hadapanNya, maka sebaiknya kita melejitkan potensi kita dalam karya dan kerja nyata, pastinya.

***

The next question is, how?

Ali bin Abi Thalib pernah berkata, Man arafa nafsahu arafa robbahu. Kenalilah dirimu, maka kau akan mengenal Tuhanmu. Pentingnya mengenal diri sendiri. Kita terlebih dahulu harus mengenal diri kita dan menemukan bakat kita sehingga bisa menempatkan diri sesuai dengan bakat yang kita miliki.

Setiap manusia unik memiliki bakat dan potensi yang berbeda. Memiliki pribadi, latar belakang, kecerdasan, bakat, pemikiran, apalagi fisik masing-masing. Kita bukan makhluk sempurna yang bisa segalanya, namun akan bisa optimal jika bisa berperan sesuai dengan bakat dan kekuatan yang dimiliki.

***

Bila kita aktif di bidang sesuai dengan bakat yang kita miliki. Memudahkan kita untuk mengasah kreatifitas kita sehingga lebih produktif.

Ada banyak cara untuk mengetahui siapa diri kita sebenarnya, juga bakat dan kecerdasan kita ada di bidang mana. Salah satu caranya, dengan mengikuti tes pencarian bakat, bisa dilakukan secara online dan gratis di temubakat.com. Bisa juga dengan memuhasabah diri kita, hal mana yang saat kita kerjakan, kita tak bosan dan justru bersemangat sekali mengerjakannya dan bisa enjoy melakukannya tanpa kesulitan maka  itu tanda bakat kita. Juga bisa bertanya dengan keluarga, sahabat, bahkan musuh, tentang bagaimana kepribadian, kekurangan dan kelebihan kita. Setelahnya, maka renungkanlah dan langsung buat list positif dan negatif diri kita.

***

Langkah selanjutnya, buat mind mapping, akan kemana proyek produktif yang akan kita bangun tadi. Setelah mengenal siapa kita, tetapkan dari juga sekarang apa visi kita kedepannya? ingin menjadi apa? Mau memberi apa untuk orang sekitar kita? Semangat teman- teman untuk menginvestasikan diri untuk dunia dan akhirat.

Hal ini bisa juga diolah dengan terjun dalam organisasi. Dengan organisasi kita dapat mengembangan softskill, mengembangkan sosialisasi diri dengan lingkungan, belajar bertanggung jawab dan amanah, bisa memanajemen waktu dan memperluas jaringan/network. 

***

Untuk bisa kreatif, muslimah tidak boleh berhenti belajar. Don’t stop learning. Belajar terus terutama pada hal-hal yang kita suka dan sesuai dengan bakat yang kita miliki. Hal ini akan mempermudah kita untuk mengungkit potensi diri.

***

Di era digital terjadi perubahan teknologi yang harus disikapi dengan bijak dan tidak terpengaruh dengan uforia yang ada. Muslimah di tuntut untuk tegas pada diri sendiri dan lingkungannya. Begitu banyak tantangan yang di hadapi muslimah seiring perkembangan zaman. Potret buram kehidupan akibat dari penyimpangan pergaulan yang tidak terkendalikan. Siapakah yang ingin kita salahkan? Tidak ada yang perlu kita salahkan baik lingkungan maupun diri kita sendiri, jadi yang harus kita lakukan adalah menguatkan iman dengan ilmu yang sesuai dengan syariat Allah untuk menghindari ancaman di era milenial ini.

***

Begitu banyak tantangan muslimah seiring dengan perkembangan sistem teknologi canggih masa kini,khususnya media sosial, lingkungan dan gaya hidup. Kita sebagai muslimah harus cerdas bagaimana menata kehidupan di era melenial ini agar selamat di dunia maupun akhirat nanti. Muslimah harus mempunyai landasan ilmu keislaman yang cukup,karena jika terjadi perbedaan persepsi maka tidak menyimpang dari syariat. Muslimah yang tangguh, aktif dan kreatif adalah muslimah yang cerdas dalam bertindak sesuatu dengan norma kemanusiaan,selalu menjaga adab ,kehormatan, persaudaraan, dan ibadah serta ketaatan.

***

Demikian kajian kita kali ini, semoga bisa membawa manfaat untuk kita semua. Al haqqu min Robbika. Semua keberaran itu datangnya dari Alloh SWT. Wassalamu'alaikum Wr Wb. [] 



Selasa, 20 Oktober 2020

Berlindung dari Kejahatan Orang yang Dengki Apabila Dia Dengki

Bismillah...

Pernahkah punya pengalaman sekali dalam perjalanan histori kisah hidup Anda memiliki teman yang suka sekali ikut campur urusan orang lain bahkan pada permasalahan yang dia tidak tahu duduk masalahnya atau bukan haknya untuk turut campur di dalamnya. Jujur, saya pernah.

Bagaimana rasanya? nano nano. Apalagi seringkali dia muncul dalam kondisi yang tidak terduga. Datang tak diundang, pulang tak diantar. Macam jelangkung saja. Ups.. meski kehadirannya tidak berupa fisik, kadang hanya berbentuk narasi dan prosa namun jika diladeni serasa akan menguras seluruh energi yang ada.

Maka dalam rangka saving energy, saya memilih untuk menjauh dan menjaga jarak. Bukan berniat untuk memutus tali silaturahmi, sama sekali tidak. Tapi lebih dalam upaya untuk menjaga hati supaya tidak ternodai oleh prasangka dan terlebih tidak terluka. Namun entahlah, sejauh mungkin saya mencoba untuk tidak beririsan dengannya, selalu saja ada hal-hal yang bisa menjadikan alasan baginya untuk merangkai narasi untuk saya yang membuat diri ini kerap berfikir, "why me?" Mungkin Alloh menguji saya dengan adanya dia. So nothing else to say, but Alhamdulillah.

Seperti pada suatu pagi, setelah sekian waktu terjeda dengan tanpa terjadi apa-apa, dan saya merasa demikian tenang dunia, tiba-tiba pesan masuk. Setiap kali saya menerima pesan darinya, rasanya jantung ini langsung berdegup kencang. Duh...semacam orang jatuh cinta. Tapi yang pertama kali terlintas di pikiran hanya satu pertanyaan, "ada masalah apa gerangan?"

Memerlukan waktu beberapa detik untuk membuat saya berani membuka pesan itu dan benar saja, lagi-lagi, pesan tersebut bisa memorak porandakan suasana hati dan lagi-lagi, isi pesan tersebut tidak  terkait dengan saya namun orang terdekat saya dan dengan urusan yang juga tidak terkait, sudah kadaluwarsa. Tentu hal ini saya dapatkan ketika saya sudah melakukan konfirmasi kepada orang terdekat yang ada pada pesan tersebut.

Well... tidak bermaksud ingin berghibah, tapi itu hanya cerita pengantar dan yang paling mendasar dari cerita itu adalah apa hikmah yang bisa kita ambil dan bagaimana jika kita dihadapkan pada keadaan yang sama? Maka daripada berkeluh tentang kondisi yang ada, lebih baik kita mencari hikmah dan pelajaran yang bisa didapatkan. Mungkin dengan demikian, cobaan tersebut dapat berakhir. Seorang bijak berkata, bisa jadi cobaan yang menimpa kita tidak segera berakhir karena kita belum bisa mengambil hikmah dari cobaan tersebut. Betullll? 

"Daripada berkeluh tentang kondisi yang ada, lebih baik mencari hikmah apa yang bisa kita dapatkan."
Mencoba merenung sebagai ikhtiar menghentikan cobaan tersebut, maka saya temukan hikmah versi saya dan semoga bisa menjadi hikmah juga untuk Anda:

1. Menjadi Muhasabah/Introspeksi

                             
Tidak ada saorang pun dilahirkan sempurna. Pun dengan kita. Maka melakukan muhasabah merupakan langkah untuk melakukan evaluasi dari dan kesiapan kita untuk menerima bahwa kita adalah manusia biasa yang tidak bisa lepas dari salah dan lupa. Adanya teman yang kepo dengan urusan kita bisa membantu kita dalam melakukan muhasabah dengan jujur. Bisa jadi, ketika itu kita memang sedang melakukan kesalahan yang harus diperbaiki. Jadi ada nilai positifnya juga khan, walau sesuatu yang dia urus itu bukan urusan dia. Disyukuri saja....

2. Melatih Kesabaran

Jika ada yang mengatakan sabar itu ada batasnya, mungkin perlu untuk belajar lagi. Belajar dan melatih diri dalam kesabaran menghadapi hal-hal yang tidak kita inginkan dan harapkan. Sebagai makhluk sosial sudah sewajarnya kita berinteraksi dengan berbagai karakter manusia dan setiap karakter itu membutuhkan cara tersendiri untuk bersikap. Belajar menyikapi semua karakter ada kalangan tidak mudah sehingga hal itu tentu bisa melatih kesabaran. Dan yakinlah, Alloh bersama orang-orang yang sabar.

                                


3. Memberikan Motivasi

Kadang tidak banyak teman dekat yang mau jujur ketika kita minta pendapat tentang diri kita. Jadi ketika kita salah pun, maka atas nama pertemanan maka mereka akan tetap saja membela kita. Hal itu kemudian membuat kita berpikir bahwa semua seolah baik-baik saja. Namun perlu disadari bahwa as a human being, manusia itu tidak bisa terhindar dan lupa dan salah. Kata bahasa kerennya al insan mahalul khata' wan nisyan (moga gak salah ya nulisnya. hiks masih cetek banget bahasa arabnya). 
Maka jika ada teman yang berkata yang tidak mengenakkan tentang kita, meski kadang itu hal yang sebenarnya sangat dipaksakan untuk bisa terkait dengan kita, cobalah untuk menjadikan hal itu sebagai motivasi untuk memperbaiki diri kita. Semoga hal ini bisa membuat kita menjadi insan yang terus berbenah menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Yang pasti, no matter how hard it takes, selalu berikan respon yang baik dari setiap kejadian, maka kembali yang baik pula yang akan kita dapatkan. Yakinlah...



4. Melatih hati seluas samudra

Tidak pernah rugi memiliki hati yang selalu bersih, terjaga dari rasa benci dan yakin itu tidak mudah. Ketika tiba-tiba ada hal tidak mengenakkan yang mengusik hati kita maka akan sangat lumrah jika hati menjadi tergores. Tapi seberapapun sakitnya, akan lebih terluka jika hati ini dibiarkan untuk membenci. Tak masalah memberikan waktu pada hati untuk berproses menjalani masa-masa penyembuhan namun berikan batas waktu untuk belajar memaafkan. Belajarlah dari matahari yang selalu datang menyinari meski kadang selalu saja ada orang mencaci.
Maafkan semua hal tidak menyenangkan yang dilakukan oranglain kepada kita, selalu tanamkan pada hati untuk berprasangka baik karena sungguh hati yang senantiasa memaafkan akan menjauhkan kita dari rasa  gelisah yang tak berkesudahan.

Semoga Alloh senantiasa menjaga kita, hati kita, iman kita dan melindungi kita dari godaan keburukan serta terhindar dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki (qs al falaq;5).[]End

Jumat, 03 Juli 2020

Pribadi yang Mulia

Bismillah...



Ketika berada dalam sebuah lingkaran kecil, tiba-tiba ada yang menggelitik untuk menorehkannya dalam catatan perjalanan cahaya. Ketika seorang saudara mengingatkan kembali tentang sebuah hikmah dari kalam Illahi yang diturunkan untuk menjadi panduan bagi manusia supaya tidak salah arah. Tentu tidak lain adalah Al Quran.

Intensitas kita dalam berinteraksi dengan Al Quran akan mengubah hidup kita, apalagi bila kita mengaji kandungan-kandungan mulia yang ada di dalamnya. Semakin kita mengaji akan semakin membuat kita takjub karena sungguh, tidak ada satu hal kecil pun di dunia ini yang lepas dari pembahasan dalam Kitab Suci Al Quran. 

Salah satu bagian yang menjadi bahasan ketika itu adalah makna yang terkandung dalam QS Al Furqon ayat 63-77 yang memberikan pembelajaran luar biasa untuk menjadi pribadi yang mulia. 

Bagian kecil dari begitu luasnya hikmah Al Quran pada ayat ini membahas tentang karakteristik hamba Allah yang memperoleh kemuliaan, antara lain:


  • Mereka yang berjalan di muka bumi ini dengan rendah hati, tidak menyombongkan diri. Pun ketika ada orang yang menyapanya dengan hinaan, maka dia akan tetap tenang, rendah hati dan teguh di jalan Allah.
  • Adalah orang-orang yang senantiasa menghabiskan waktunya untuk bersujud kepada Allah di waktu malam. Bahkan sholat yang dilakukannya tidak untuk dirinya sendiri, namun mendoakan orang-orang yang telah menghinanya. Menghabiskan waktunya untuk meminta keridhoan Alloh atas apa yang akan kita lakukan. Memohon ampunan lagi-lagi tidak hanya untuk dirinya tapi juga untuk mendoakan orang-orang yang mendzoliminya. Sholat tahajud memiliki banyak keutamaan sehingga jika Allah tidak membangunkan kita untuk bisa melaksanakan sholat tahajud, maka kita laksana kehilangan mutiara yang besar. Lakukan muhasabah, jangan-jangan kita memiliki banyak kesalahan dan kurang beristighfar.
  • HambaNya yang menginfakkan hartanya di jalan Allah dengan tidak berlebihan, tidak dipamerkan dan juga tidak kikir.
  • Orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah, tidak membunuh kecuali dengan alasan yang benar dan tidak berzina karena semua itu memiliki konsekuensi yang berat.
  • Mereka yang bertobat kepada Allah dengan sebenar-benarnya, tidak memberikan kesaksian palsu dan selalu menjaga kehormatan diri dari hal-hal yang tidak berfaedah.
  • Hamba yang selalu taat kepada Allah baik saat sendirian maupun saat bersama-sama.
Akankah kita menjadi prbadi yang memperoleh kemuliaan? Maka diri kita sendiri yang mengetahui jawabannya. 

Semoga Allah SWT membimbing kita semua. Aamiiin...

Menunggu Anak Saat Penjemputan, Ini Hasilnya

     Bulan September kemarin bisa dikatakan masa jeda bagiku, karena sudah rehat dari kantor lama dan belum mulai menjalankan tugas di kanto...