"aku deg-degan..."


Bismillah...



Senangnya bila bisa menciptakan waktu sebentar saja untuk bisa membuka dialog dengan anak
seperti halnya malam itu...

sambil mengerjakan soal-soal matematika di meja belajarnya, ilmuan ummi, agam, tiba-tiba bertanya, "seleksi itu apa sih mi?"
"seleksi itu tes,ujian, nanti yang lulus tes yang akan dipilih," jawabku. "Mang kenapa mas?" tanyaku penasaran kenapa mbarepku ini tiba-tiba tanya tentang kata seleksi.

Ternyata, usut punya usut dia cukup 'terganggu' dengan kata seleksi di lembar pengumuman dari sekolah terkait dengan ekstra tapak suci yang akan diikutiya. Hari sabtu kemarin adalah waktunya seleksi untuk ekstra tapak suci.

Lalu pertanyaan berlanjut,"nanti yang diujikan apa dong mi?" tanyanya kembali. kumenangkap ada nada kekhawatiran di sana. 
"Waduh ummi nggak tahu ya mas, mungkin gerakan dasar kayak yang diajarkan abi kemarin itu lho," kataku. Memang beberapa waktu lalu ketika mencoba seragam tapak sucinya, abi sudah mengajarkan beberapa gerakan kepadanya seperti kuda-kuda dan pukulan.

"Emang pake seleksi juga tho mas, yang diambil berapa orang, yang mendaftar berapa?" cecarku balik dengan pertanyaan.

"Iya...katanya begitu. Yang diambil 20 anak, tapi aku ndak tahu berapa yang ndaftar. dari kelasku ada 4 anak dari kelas 3A yang banyak," balasnya.

"Ya udah, mas agam pasti bisa. pake gerakan yang diajarkan abi saja," ujarku menenangkan.
"Aku deg-degan," katanya lirih.

Kucoba memahami perasaannya, seleksi itu bisa jadi adalah salah satu jadwal penting dalam hidupnya meskipun saya tahu seleksi itu diadakan hanya formalitas karena toh diapun sudah menerima seragam tapak suci dari sekolah, masak iya tidak diterima.

Dan pada hari sabtu ketika seleksi diadakan dia terlihat semangat menyiapkan baju seragamnya dan sepulang sekolah ketika menjemputnya masalah seleksi itu pun yang pertama kali kutanyakan.
"Gimana seleksi tapak sucinya, lulus kan?" tanyaku.
"Iya kok mi, semuanya lulus," kata dia.

**Bersyukur rasanya bisa menjadi tempat bagi anak untuk bercerita dan mengungkapkan perasaannya. Bagi seorang ibu, terutama bagi saya, hal itu sangat penting sekali dan moment yang senantiasa harus diciptakan sehingga kita tahu kapan anak kita senang, sedih, takut atau gelisah.

Terima kasih ya nak, sudah bercerita kepada ummi tentang apa yang kau rasakan. Maaf jika ada waktu saat ummi kurang peka menangkap isyarat yang kau berikan.

Tumbuh menjadi ilmuwan yang hebat ya, sebagaimana yang engkau cita-citakan.
Ummi luv u...

Komentar

Postingan Populer