Jumat, 24 Oktober 2014

Keteguhan Sang Fajar

Bismillah...

Saya tidak tahu nama lengkapnya dan saya sungguh tidak tertarik untuk mengetahuinya. Yang saya tahu namanya Fajar dan dari sepenggal nama tersebut, banyak hal luar biasa yang membuat saya takjub dan banyak belajar tentang keikhlasan, kekuatan, kesabaran, keyakinan dan keteguhan. Maka tidak salah jika saya memberikan judul tulisan ini Keteguhan Sang Fajar.

Fajar adalah seorang anak yang kini berusia 11 tahun dan terlahir dengn kondisi menderita cerebral palsy (CP). Apa itu CP? Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf lainnya.

Maka sejak bayi Fajar harus berjuang dengan kondisinya. Adalah ayah ibunya yang demikian sabar mendampingi dan mengasuh Fajar hingga dia kini menjadi anak yang hafal Al Qur'an (hafidz).

Sulit dinalar dengan akal memang, bagaimana bisa seorang anak yang mengalami kelumpuhan otak besar bisa hafal 30 juz Al Qur'an. Tapi itulah realitanya. Allohu Akbar.

Dari silaturahmi saya dan teman-teman ke rumahnya, terungkaplah rahasia sukses Fajar bisa menjadi tahfidz. Menurut cerita ibunya, yang sangat luar biasa, rahasianya adalah ada pada keyakinan. Keyakinan bahwa ayat-ayat Al Quran akan memberikan dampak positif bagi perkembangan Fajar jika terus diperdengarkan. "Sebagaimana banyak orang memiliki keyakinan bahwa memperdengarkan lagu klasik bagus untuk perkembangan anak, saya dan suami punya keyakinan bahwa ayat-ayat Al Quran adalah mukjizat sehingga kami lebih memilih memperdengarkan ayat Al Quran kepada Fajar ketimbang musik klasik," ujar mamanya.

Al hasil, sejak bayi lantunan ayat-ayat suci Al Quran selalu mengiringi setiap aktivitas Fajar. Diputar terus menerus secara berurutan mulai juz 1 sampai 30 dan kembali lagi. "Tak peduli apapun aktivitas Fajar bahkan sampai dia tidur pun kami tetap memperdengarkan ayat-ayat Al Quran," ujarnya.

Dan hasilnya sangat luar biasa, ternyata kelumpuhan otak yang diderita Fajar bisa diterapi bahkan bisa merekam ayat demi ayat dalam Al Quran hingga hafal di laur kepala.

Kondisi Fajar yang sudah menghafal Al Quran tidak disadari oleh orangtuanya hingga ada seorang ustad yang mengatakan bahwa Fajar sudah menghafal Al Quran. Antara percaya dan tidak, maka orangtuanya meminta ustad yang tahfidz untuk mengecek hafala Fajar dan ternyata terbukti bahwa Fajar sudah hafal Al Quran. Allohu Akbar.

"Hal itu baru kita sadari ketika Fajar usia 4 tahun. Antara percaya tak percaya ternyata memperdengarkan ayat-ayat Al Quran tidaklah sia-sia. Yang kami heran, jika hal itu (hafal Al Quran) bisa terjadi pada Fajar mengapa tidak pada kami ya," ujar sang ibu tersenyum simpul.


Bukan tanpa kendala, tekad untuk membersamai Fajar dengan ayat-ayat Al Quran penuh dengan perjuangan. Terlebih dengan kemajuan teknologi informasi yang sangat gencar, terutama adanya televisi dengan berbagai tayangan. "Itulah sebabnya kami memutuskan untuk tidak memiliki tv di rumah. Hiburan yang ditonton Fajar juga selektif kita pilih, paling hanya lewat cd edukasi. Memang tidak mudah tanpa tv di rumah, tapi itu pilihan. Kami yang harus mengalah. Kebutuhan informasi biasanya kita penuhi dengan buka internet atau baca koran," papar bunda Fajar.


Tidak hanya itu, mengiringi terapi yang dilakukan, perkembangan Fajar pun semakin baik. Yang semula hanya bisa terlentang di tempat tidur kini sudah mulai belajar berjalan dan berbicara meski masih terdengar cedal. Bahkan saat ini Fajar memiliki cita-cita luar biasa yang dituliskan dalam pigura dan dipajang di rumahnya.

Tiada henti diri ini bertasbih sepanjang melakukan silaturahmi ke rumahnya dan senantiasa berdoa semoga putra-putri saya dikarunia keteguhan dan semangat yang luar biasa dalam berjuang untuk kehidupan dunia dan akhiratnya.

Sekarang Fajar tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa, cerdas dan sholih. Setiap kali terdengar adzan, dia bergegas bersiap ke mesjid meskipun untuk berjalan saja masih perlu dibantu. Sungguh...Maha Besar Alloh atas segala kuasa-Nya.

Colomadu, pertengahan 2014                          

Senin, 29 September 2014

May oh may....

Bismillah....

May is our month

Bisa dikatakan Bulan Mei adalah bulannya 'kita', saya dan suami. Karena di bulan ini adalah ulang tahun pernikahan kita, ulang tahun suami dan ulang tahun saya juga. Dan tahun ini, bulan mei semakin terasa luar biasa karena di bulan ini bertambah satu lagi amanah Alloh jadi genap empat. Ah... hidup ini semakin memberikan warna-warnanya.

Di ulang tahun pernikahan kami, seperti biasa saya menagih suami yang rutin membuatkan puisi. Maka terciptalah puisi di bawah ini. Tahun ini adalah tahun ke 13 pernikahan kami:

"kau bilang mencintai hujan, tapi kau berteduh dari guyurannya

kau bilang mencintai matahari, tapi kau berlindung dari panasnya

kau bilang mencintai angin, tapi kau tutup jendelamu saat dia dibertiup dan datang

Karenanya aku tergugu dan takut saat kau datang dan mengatakan "aku juga cinta padamu" 

biarkan aku yg buktikan... biarkan aku yg tunjukkan.. cintaku adalah perjuangan bukan hanya sekedar utk meraih pesonamu tapi juga senyum "Illah" ku #puisilepas waktu"  


Paling tidak, puisi bisa menjadi pengingat janji di awal kita dipertemukan Alloh dalam mahligai rumah tangga. Membuat kembali tegar di antara terpaan-terpaan gelombang yang mendera setiap waktu. 

Hanya satu doa saya "Semakin kokohkan ikatannya ya Alloh...."

Di bulan ini, saya juga harus menjalani operasi ketiga kalinya yang jaraknya hanya terpaut dua bulan dari operasi sebelumnya. Saya akan menceritakan detail tentang hal ini tapi belum sampai hati hingga sekarang. Ah....saya masih memerlukan waktu untuk kembali mengisahkan tentang hal itu.

Well... apapun itu, always alhamdulillah...

Minggu, 24 Agustus 2014

late post 2: April Seru

Bismillah...

Maret terlewatkan begitu saja tanpa ada banyak moment yang spesial selain mengamati pertumbuhan adik aji dari hari ke hari yang semakin berisi.


So welcome April. Di bulan ini banyak peristiwa luar biasa terjadi, di antaranya:

* Pernikahan adik ragil tanggal 27 April 2014
Adikku yang nomer bontot akhirnya menggenapkan separuh dien dengan pujaan hatinya. Muhammad Dzulfahmi Yahya dan Venty Muliana S. Sebuah moment yang melegakan semua. Kedua pengantin yang berbahagia, ummi dan abi melepas putra ragilnya dengan bahagia dan kami kakak-kakaknya yang bahagia melihat semuanya bahagia. Ah...sungguh indah, tidak ada yang bisa melukiskan kejadian tersebut selain syukur dan bahagia. Barakallahu lakuma wa baraka alaikuma wa jama'a bainakuma fii khoiir....


* Prahara IUD
Selain peristiwa bahagia tersebut, di bulan ini juga terjadi peristiwa pilu yang tak akan pernah terlupakan seumur-umur deh. Yaitu prahara pemasangan IUD oleh dokter spesialis kandungan yang membantu proses persalinanku.

Setelah dd aji berumur lebih dari 1 bulan, atas saran dokter akhirnya kuputuskan untuk menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi. Selama ini, belum pernah sekalipun berpikir tentang alat ini. Keputusan ini juga kudasarkan pada saran dokter. "Sudah pasang IUD saja bu. Aman, jangka panjang dan gak harus mikir-mikir. Langsung 5 tahun," kata sang dokter mantap ketika aku mintai pertimbangan tentang kontrasepsi yang tepat dan aman digunakan bagi ibu menyusui.

Alhasil, kumantapkan hati memasang IUD dan ternyata inilah awal terjadi rentetan peristiwa yang memilukan, menguji kesabaran dan menguras air mata. Peristiwa ini akan kutuangkan dalam catatatan tersendiri nanti.

Dan kusadari, inilah cara Alloh untuk menunjukkan kebesaranNya dan mengingatkanku akan syukur yang tak boleh sirna.

'ala kulli hal...ALHAMDULILLAH....

Selasa, 19 Agustus 2014

Antara syurga dan mobil remote- late post

Bismillah...

Imajinasi anak kecil demikian luar biasa. Alloh memberikan karunia kepada mereka untuk melakukan imajinasi tak terbatas, bahkan menjadikan sesuatu yang di benak orang dewasa tidak ada hubungannya menjadi terkoneksi dan saling berkaitan.

Adalah Caca, Saliha Bening Salsabila, gadis kecil kami beberapa waktu lalu demikian mengidamkan mobil remot. Meski dia perempuan, mobil remote adalah mainan yang saat itu sangat diimpikannya. Beberapa waktu berjalan dan keinginan itu masih bertahan dan kami belum bisa merealisasikannya.

Di sisi lain, salah satu pendidikan yang kami tanamkan sejak dini kepada anak-anak adalah tentang balasan yang luar biasa bagi mereka yang bertakwa, yaitu surga. Surga adalah tempat yang tiada duanya di belahan bumi dan langit manapun. Puncak segala kenikmatan ada di sana. Apapun yang kita inginkan semua tersedia seperti sulap dan semudah membalik telapak tangan. Bak sim salabim.... taraaaa... semuanya muncul sebagaimana yang kita inginkan.

Rupanya tanpa kami sadari, bagi Caca dua hal di atas bisa saling terkait. Dia mulai menyadari bahwa keinginan apapun di dunia ini tidak kemudian serta merta akan terwujud detik itu juga. Dia harus dengan sabar menunggu dalam jangka wakyu yang dia sendiri tidak bisa menentukan. Dalam benaknya juga, surga itu lebih menyenangkan karena apapun yang diinginkan akan langsung tersedia. Nah, di sinilah kemudian dua konsep yang dia pahami itu dia ramu. Antara keinginan yang menggebu terhadap mobil remote dan bayangan enaknya hidup di surga. Maka serta merta dia kemudian bertanya, "Ummi...di surga ada mobil remote?"

Sempat tercengang dengan pertanyaan tersebut maka segera aku tanggapi dengan memberikan kepastian. "Iya, tentu di surga ada mobil remote. Khan semua yang kita inginkan ada di surga. Makanya kita harus menjadi anak yang sholih supaya nanti masuk surga," jawabku sambil menyantolkan pesan rukhi-nya.

Di luar dugaan Caca langsung berseru. "Ummi...aku mau sekarang masuk surganya karena aku mau mobil remote. Khan kalau masuk surga bisa langsung dapat mobil remote," derunya.

Oalah nduk....nduk. Saat aku sejenak mati kata, si kakak yang ada di dekatnya berkata, "Ya ndak bisa....masak kamu mau masuk surga sekarang. Kalau kamu mau masuk surga, harus mati dulu caca..."

Tinggallah si adik kebingungan. Ingin masuk surga karena ada mobil remote tapi nggak ingin mati.

Baiklah, setidaknya sepenggal kisah ini sempat mengisi hari kita dan setidaknya menjadi memori tersendiri. Semoga setiap kisah yang pernah terjadi akan terus memberikan pembelajaran dan membuatmu dewasa.

luv u girl, as always...

Selasa, 01 Juli 2014

Diary February

Februari....

Satu-satunya hal besar yang saya tunggu di bulan ini adalah lahirnya dd di perut. HPL jatuh pada tanggal 20 Februari 2014. Sambil menunggu kelahiran dan mengisi waktu cuti, banyak agenda yang saya susun. Mulai dari all out membantu lomba posyandu lansia di RW saya. Banyak persiapan dilakukan untuk menghadapi lomba tersebut. Maklum ini kali kedua posyandu lansia di RW saya mewakili desa dalam lomba di tingkat kota. Rapat demi rapat saya ikuti bahkan kadang sampai malam.

Saya pikir gak masalah lah, daripada nggak ada aktivitas di rumah, lebih baik menyibukkan diri sehingga waktu tidak terasa lama ketika menunggu kelahiran. Bahkan ketika pas hari H perkiraan lahir si dd belum lahi, aktivitas semakin saya kencengin. "Biar cepet turun dan lahir," pikir saya. Maka rapat persiapan lomba dengan bapak-bapak pada tanggal 21 Februari hingga jam 10 malam pun saya lakukan.

Namun kadang tubuh kita perlu dipahami juga. Aktivitas yang terlalu padat memberikan dampak tidak baik bagi kandungan. Pada Sabtu, 22 Februari dini hari saya merasakan ada air yang lumayan banyak tiba-tiba keluar dari jalan lahir dan diikuti dengan kontraksi yang semakin rutin. Saya pikir waktunya telah tiba. Namun belajar dari persalinan sebelumnya, jika kontraksi masih 10 menit sekali kemungkinan masih lama, maka saya tunda untuk menyampaikan ke suami. Pagi itu, setelah sholat subuh saya melakukan aktivitas pekerjaan rumah yang lain. Masak, mencuci dan bersih-bersih rumah tertangani sambil menahan kontraksi yang datang dan pergi. Ada keanehan yang saya rasakah yaitu air yang keluar terus menerus dari jalan lahir. Saya pikir ini tanda-tanda dari persalinan biasa.

Setelah semua pekerjaan rumah selesai, baru sekitar pukul 10.00 WIB saya sampaikan ke suami. Kami kemudian berangkat ke klinik abu salman untuk memeriksa kondisi kandungan. Benar saja, ketika di cek, bukaan sudah 1. Namun ketika melakukan pemeriksaan, perawat itu menanyakan, "Ibu merasakan ada air yang keluar dari jalan lahir, seperti bak?" tanya perawat.
Saya iyakan dan ternyata itu adalah air ketuban. Perawat yang memeriksa saya menyampaikan bahwa ketuban sudah pecah dan lapisan sudah tidak ada karena tangan perawat yang meraba sudah langsung merasakan rambut bayi, bukan lapisan ketuban. Ketidaksabaran ummi menanti kelahiranmu dengan banyak beraktivitas ternyata membuat terforsir dan kecapekan sehingga menjadikan ketuban pecah mendahului kontraksi yang datang kemudian.

Mengetahui hal itu, saya langsung disarankan rawat inap untuk memantau perkembangan bukaan. Karena air ketuban terus keluar ketika saya bergerak, maka saya disarankan untuk tidak banyak aktivitas. Otomatis saya hanya banyak tidur dan menunggu penambahan pembukaan. Tidak seperti yang diharapkan, kontraksi yang saya rasakan tidak semakin kenceng malah justru melemah dan tidak sesakit sebelumnya. Pada waktu itu diputuskan untuk ditunggu hingga jam 14.00 dan jika tidak ada perubahan kondisi maka saya harus menempuh jalan SC. Ternyata apa yang saya takutkan terjadi dan si dd harus dikeluarkan dengan jalan SC.

Dan inilah kau nak, yang harus diperjuangkan lewat SC. Ala kulli hal, alhamdulillah...Ummi bersyukur kau lahir selamat nak, tanpa kurang suatu apa. Welcome to the world son...Muhammad Sangaji Yakhsyalloh.

Senin, 23 Juni 2014

New January

Memasuki tahun 2014 sudah tergambar hal-hal besar yang akan terjadi di tahun ini. Lahirnya dd yang masih di perut, Mas Agam lulus SD dan masuk SMP, Kak Caca lulus TK dan masuk SD. Benar-benar kejadian luar biasa yang terjadi di tahun yang sama.

Di tengah persiapan menghadapi kejadian tersebut, perencanaan mulai kususun dan target mulai dicanangkan, baik aktivitas di kantor yang sebentar lagi aku tinggalkan untuk cuti melahirkan, maupun persiapan menyambut kedatangan amanah baru yang terschedule di bulan februari.

Sebelum cuti datang, aku usahakan untuk meninggalkan kantor dengan perencanaan yang matang. Program-program sudah kusiapkan sebagai panduan teman-teman selama aku cuti dan time schedule selama 1 tahun ke depan dah siap.

Demikian pula dengan persiapan menyambut kehadiran dd baru. Semuanya diupayakan rapi dan kakak-kakak sudah tidak sabar menanti kedatangan si dd bayi.

Januari, 20 adalah cuti hari pertama. Waktu masih 1 bulan dari HPL kuisi dengan lebih banyak kegiatan bersama masyarakat baik pengajian maupun posyandu lansia. Rasanya sangat senang punya waktu luang untuk kegiatan sosial.

Jumat, 23 Agustus 2013

The Amazing 4

Bismillah...

Setelah lebih dari 5 tahun berlalu kembali Alloh memberikan amanah kepada keluarga kami, untuk keempat kalinya. Mengetahuinya ketika usianya sudah memasuki 7 pekan dalam kandungan. Dan kini sudah jalan 13 pekan. Banyak hal amazing yang saya alami ketika menjalani kehamilan keempat ini, lebih memberikan sensasi dibandingkan kehamilan 1-3.. Meski sudah keempat kalinya, tetap saja takjub ketika melihat pertumbuhannya dari waktu ke waktu.

Inilah wujudnya di usianya pekan ke-13. Sama seperti yang terlihat ketika di USG beberapa hari lalu.

"Sudah sempurna bu, tinggal nunggu gedhenya," ujar dr Anik ketika menjelaskan hasil USG baby kami. Terdengar pula detak jantungmu yang terdengar begitu "riang".
Tumbuh sehat ya nak hingga lahir dan besar nanti. Kakak-kakak sudah menunggu kehadiranmu. 

Mas Agam yang kalem tersenyum simpul ketika mengetahui ummi mengandungmu. Tapi kini dia lebih care dan perhatian pada ummi. Mau mijitin, suka menyisihkan apa yang dia punya untuk ummi. Bukan, bukan untuk ummi saja pastinya karena ummi mengandungmu.
Mb Khilya yang ekspresif lebih lihai menunjukkan what she feels. Kalau ummi datang selalu semangat memeluk dan kali ini tidak lupa mengelus perut ummi dan menyapamu,"Dedek...," ujarnya ceria.

Kak caca, sekarang sedang berbangga, karena dengan kehadiranmu dia akan mendapatkan status baru sebagai seorang kakak. "Asyiiik aku mau jadi kakak," celotehnya.
Baiklah...bagaimana hebohnya mereka menyambutmu dan juga abi tentunya akan hadir di catatan yang lain.

Catatan kecil, 24 Agustus 2013 

Senin, 19 Agustus 2013

"Nostalgia Cinta Ramadhan"

Bismillah...

Menjelang Ramadhan 1434 H, seorang teman Pak Nassirun Purwokartun meminta kami menjadi model untuk Majalah Embun Lazis Jateng edisi khusus Ramadhan. Maka jadilah majalah apik ini dengan berbagai cerita seru. Semoga membawa manfaat untuk semua...







* kenangan kecil di Ramadhan 1434 H / Juli-Agustus 2013

Catatan yang Tertunda

7 Mei 2013, suami menulis:


Aku mengenalmu...

Lewat jiwa...
Bukan lewat mata...
Aku menjadikanmu.. 
Kekasih lewat hati...

Aku menulis namamu.. 
Dihatiku...
Sejak awal kita dipertemukan..
Dan tak akan pernah terganti...
Apalagi terhapus......

I Love You Full sayang.....
Ridho Allah untukmu...
Dan kebersamaan kita beserta anak2 titipanNya
Selamanya...

*catatan tahun ke 12 — with Intan Nurlaili.


Dan aku pun menulisnya:

Hari ini, 12 tahun yang lalu...

Dalam ikhtiar (kerja) kita membangun bahtera dengan cinta
Dalam setiap detik upaya untuk memperkokohnya
Dalam rangka menciptakan harmoni indah
Bersama, berdua plus tiga malaikat kecil di sekitar kita
Sekarang dan selamanya...

Luv u more and more in baity firdausi...with Budhi Hartanto


##Semoga Alloh SWT senantiasa menjaganya hingga waktu yang tak terbilang 

Kamis, 13 Juni 2013

Dari dialog santai pagi hari: Memaki itu tanda kekecewaan pada diri sendiri

Bismillah...

Pagi tadi terjadi dialog dan diskusi yang lumayan menyenangkan antara saya (sambil memasak) dan suami (yang sedang membantu mencuci piring). Meski sibuk dengan aktivitas masing-masing, perbincangan terkait dengan berbagai hal yang sedang berkembang tentang kondisi kekinian berlangsung cukup seru. Banyak hal yang kami "perdebatkan" dan diselingi candaan, hingga sampailah pada satu tema tentang MEMAKI.

Berawal dari keprihatinan pada begitu banyaknya orang yang mudah sekali mengeluarkan cacian dan makian di sosial media. Mennjadikan akun sosmed-nya sebagai tong sampah untuk mengeluarkan segala sumpah serapahnya. Miris saja, lagian kasihan juga khan akun sosmednya hanya dijadikan sebagai tong sampah. hehe... (pembelaan terhadap akun sosmed).

Ada hikmah yang saya ambil dengan dialog saya dengan suami pagi itu (ah..suamiku selalu saja menjadi sumber hikmah bagiku*pesan sponsor :D). Di antaranya adalah bahwa orang yang memaki adalah bentuk ekspresi diri yang menjadi personifikasi dari orang tersebut. Jika dia suka memaki, maka itulah gambaran dari dirinya, persis seperti caci maki yang dia keluarkan dan yang lebih "dalam" lagi bahwa orang yang memaki merupakan bentuk kekecewaannya pada diri sendiri.

"WHOT? yang bener saja, masak bisa begitu, hubungannya dimana?" tanya saya penasaran.

"Lha iyalah, ketika seseorang itu memaki maka itu merupakan penyesalan pada dirinya sendiri bahwa tidak ada tindakan positif lain yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki keadaan yang menurutnya salah kecuali hanya dengan memaki. Artinya dia kecewa pada dirinya karena tidak bisa melakukan apapun untuk membuat perbaikan sehingga dia memuaskan dirinya dengan mengeluarkan caci maki dan sumpah serapah. Hanya dengan memaki itulah dia akan terpuaskan," jelas suami panjang lebar.

Sambil membolak-balik tahu yang sedang digoreng, saya menjadi berpikir, benar juga ya. Bisa jadi memang orang yang suka memaki tersebut memang tidak melakukan tindakan apapun untuk mengubah suatu kondisi menjadi lebih baik atau memang tidak mempu melakukan upaya tersebut sehingga merasa galau lalu keluarlah kata-kata makian.

Paling tidak, memaki, menurut saya adalah pilihan tindakan atau ekspresi yang tidak tepat. Jika kita gemas terhadap suatu kondisi mengapa energi itu tidak disalurkan saja dengan tindakan nyata, berbuat sesuatu yang positif dan meninggalkan memaki.

Menurut Anda benar nggak sih? Kalau pendapat Anda sama dengan saya, yuk kita hilangkan kata-kata kasar, caci maki di media apapun dan di dunia manapun kita berpijak. Ubah cacian itu menjadi tindakan nyata yang bernilai positif . Mari belajar menjadi orang bijak, yang dapat mengubah setiap gangguan menjadi peluang kebaikan. Dunia akan menjadi lebih baik tanpa caci maki, pasti.

Dan kalau menurut Anda hikmah yang saya tangkap dari diskusi dengan suami ini salah, ya maaf. Yang pasti ada satu hal yang bisa saya tawarkan kepada Anda bahwa menciptakan dialog mengasyikkan dengan suami (atau istri) bisa terjadi dimana saja, tak terkecuali di dapur and it's fun. Menyenangkan dan penuh hikmah. Tidak percaya? Silakan coba dan buktikan sendiri.

Wallahu'alam


ketika fajar di karangasem,

14 Juli 2013

Minggu, 10 Maret 2013

Adalah dia...

Bismillah...

Menjadi aktivis sosial adalah satu satu misi dalam hidup ini. Bukan untuk tujuan yang muluk-muluk. Hanya keinginan simple saja, yaitu memberikan manfaat untuk sesama. Untuk mewujudkan hal inilah maka kurelakan sekian waktuku untuk mengabdi pada kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Rapat RT bulanan wajib, posyandu lansia adalah wajihah amal yang kupilih untuk membaur dengan masyarakat di kampung dan satu lagi wadah yang kubentuk bersama teman-teman yang satu visi untuk menyelamatkan generasi muda, yaitu Klub Kreativitas Remaja Muslim Jawara.

Nah, ada kisah menarik dari satu edisi aktivitasku di Jawara. Paling tidak kisah yang membuatku merasa masih banyak hal bermanfaat yang bisa dilakukan, jika kita punya kemauan. Masih ada orang yang luar biasa berkiprah tanpa pamrih meski dilingkupi keterbatasan. 

Adalah Pak Imam, beliau adalah ketua takmir mesjid Al Furqon Karangasem. Kondisi fisiknya tidak sempurna sebagaimana kebanyakan orang, namun semangatnya dalam berbuat kebaikan melebihi mereka yang memiliki tubuh sempurna.

Aktivitasnya dalam sosial dan dakwah sudah diakrabinya sejak remaja. Hanya saja, dari cerita-cerita yang disampaikannya, bedanya dengan sekarang adalah semangat orang-orang yang ada di sekitarnya. Jika dulu teman-temannya rela mendorong kursi rodanya ke tempat acara yang relatif jauh dari rumahnya, kini dia kesulitan mencari orang yang mau melakukan hal serupa. Padahal kondisi tubuhnya kini lebih payah.

Karena itu, dia lebih memilih untuk tetap menyemangati dirinya dengan beraktivitas di sekitar rumahnya saja. Salah satunya dengan mengajari anak-anak les dan belajar mengaji di rumahnya serta mengadakan pengajian di mesjid kampungnya.

Subhanalloh, beliau adalah sedikit dari orang yang memiliki semangat luar biasa untuk terus memberikan manfaat kepada orang-orang di sekitarnya dan paling utama adalah kepada agamanya. Barokallohufikum...

Karangasem, akhir februari 2013

Menunggu Anak Saat Penjemputan, Ini Hasilnya

     Bulan September kemarin bisa dikatakan masa jeda bagiku, karena sudah rehat dari kantor lama dan belum mulai menjalankan tugas di kanto...