Bismillah...
Me time is a must. Sepertinya satu kalimat awal di depan terkesan egois ya. Tapi coba tanyakan kepada diri kita masing-masing, memiliki waktu pribadi merupakan kebutuhan setiap perempuan, baik mereka yang masih melajang terlebih yang sudah diberi amanah momongan.Tanya mengapa? Nah, itulah yang saat ini pengen dijadikan tema di blog entry kali ini.
Memang, bagi saya me time is a must. Ada waktu-waktu tertentu yang perlu bagi saya untuk bisa lebih fokus ketika saya sendiri, tidak membawa anak-anak turut serta dalam aktivitas ini, terutama anak-anak yang masih memiliki ketergantungan kepada kita. Bukan berarti anak-anak menjadi beban bagi saya ketika melakukan aktivitas tertentu, TIDAK. Sekali waktu perlu juga mereka kita ajak terlibat dalam aktivitas yang kita lakukan. Namun adakalanya perlu pula kita sendiri, supaya bisa lebih berkonsetrasi, agar supaya aktivitas tersebut lebih muntijah (berhasil guna).
Namun kebutuhan akan me time ini bukan kemudian membuat kita egois "menelantarkan" anak-anak begitu saja. Perlu ada komunikasi dan kerjasama dengan suami atau asisten yang kita percaya untuk menghandle mereka selama kita "menikmati" me time.
Jangan dibayangkan lho, me time di sini adalah waktu untuk mencari kesenangan diri. Bagi saya, tidak tepat ketika kita meninggalkan keluarga hanya ntuk sekadar mencari kesenangan diri, ngemal, nyalon, hang out, etc.
Lalu untuk apa me time dimanfatkan?
> Meningkatkan kapasitas diri
Tentu kita tidak ingin kan dari waktu ke waktu kapasitasnya mentok di situ saja. Harus ada semangat yang senantiasa kita tumbuhkan untuk menambah kapasitas diri. Baik itu meliputi kapasitas dakwah, ruhiyah, keilmuan, maupun keterampilan. Untuk waktu-waktu itu, butuh konsentrasi lebih. Nah, untuk kepentingan itulah, me time perlu dimanfatkan.
Coba komunikasikan ke suami untuk bisa berbagi peran dan memberikan kesempatan pada kita untuk meningkatkan kapasitas diri.
Alhamdulillah suami saya sangat mendukung setiap aktivitas yang saya lakukan, asal memiliki manfaat untuk pribadi dan masyarakat. Maka ketika saya komunikasikan kepada beliau tentang hal tersebut, 100% beliau mendukung dan siap menghandle anak-anak. Pada waktu-waktu tersebut, selalu beliau prioritaskan waktu membersamai anak-anak, menggantikan ketidakberadaan saya. Kecuali jika pas pada waktu yang sama ada aktivitas beliau yang benar2 urgent yang tak bisa ditinggalkan, barulah anak-anak dihandle sama asisten di rumah.
>Meningkatkan kiprah di masyarakat
Hidup di tengah masyarakat mengharuskan kita untuk memainkan peran sebagai anggota masyarakat. Masuk dalam komunitas mereka dan mencoba memberikan andil yang bermanfaat. Untuk waktu-waktu tersebut, ada kalanya me time juga perlu dimanfaatkan. Jika ada rapat bersama ibu-ibu di malam hari, misalnya, lebih baik anak-anak di rumah sajalah. Tapi untuk yang satu ini bukan harga mati lho. Ketika pas situasi dan kondisi memungkinkan, nggak ada salahnya kita melibatkan anak-anak bersama aktivitas kita, mengapa tidak?
That's all. Semoga posting ringan ini bisa memberi manfaat.
Adi Sucipto, 24 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar