Selasa, 08 Mei 2012

Karena kita bukan siapa-siapa

Bismillahirrahmanirrahim


Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al Hajj:5-6)

Melalui berbagai kejadian, Alloh berusaha mengingatkan kita. Setidaknya itulah yang bisa saya serap dari bertubi-tubi peristiwa yang terjadi di sekitar saya dan menimpa orang-orang yang berada tak jauh dari zona saya saat ini. Peristiwa yang bisa membuat kita terhenyak, kaget, mengelus dada, menghela nafas dan akhirnya tersadar bahwa sesungguhnya kita bukan siapa-siapa.

Ya, kita bukan siapa-siapa dan kita bukan penentu segalanya. Mungkin kita punya segudang mimpi, itu sah-sah saja. Mungkin kita punya sederet rencana, itu hal yang sudah semestinya dan mungkin kita punya segudang strategi, itu sudah sepantasnya. Namun di antara mimpi, rencana dan strategi yang kita bangun, satu hal yang akhir-akhir ini saya terus "dipaksa" untuk mengingatnya adalah kita bukan penentu segalanya.

Rencana yang sudah mulus kita jalankan dan strategi jitu yang berhasil kita lancarkan bisa jadi sempat membuat kita merasa jumowo bahwa kita telah berhasil atas usaha dan kerja keras yang kita lakukan. Lalu kita berasyik masyuk berada di zona nyaman "yang telah berhasil kita ciptakan." Keasyikan itu acap kali membuat kita terlena dan terus terhanyut dalam iramanya yang menyenangkan tanpa sadar bahwa ada kekuatan lain yang berhak mengambilnya kembali dari kita kapanpun Dia mau.

Yap, Dialah Alloh, Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu. Dialah yang berkuasa menentukan semua yang tak pernah kita duga, sangka bahkan di luar keinginan kita. 

Ada sebuah hikmah dari kejadian yang menimpa teman anak saya ketika sedang mengikuti kegiatan renang di sekolah. Kita pasti membayangkan, alangkah senangnya mereka mengikuti kegiatan outing yang diharapkan bisa membuat para siswa menjadi segar dan ceria. 

Ya, kesenangan itu berlangsung hingga pada suatu saat terjadi peristiwa yang sama sekali tidak pernah terlintas dalam benak semua orang. Ada seorang anak bermain kayu dan mengenai mata temannya, dan tragisnya lagi, di kayu yang terkena mata anak tersebut terdapat paku yang menancap. Alhasil, dikabarkan kelopak mata si anak sobek hingga bola matanya hingga harus menjalani operasi yang biayanya mencapai puluhan juta. Astaghfirullohaladzim...semoga Alloh memberikan kekuatan dan kesabaran pada si anak dan ayah ibunya dalam menghadapi cobaan ini.

Satu kejadian nyata yang membuat miris bukan? Hanya dalam beberapa detik saja, suasana yang menggembirakan berubah menjadi nestapa.

Peristiwa lain yang membuat saya merasa "kerdil" di hadapan Alloh adalah kejadian baru-baru ini yang menimpa seorang teman 'senior' di kampus. Sebelumnya keadaan berlangsung begitu indah. Beliau adalah seorang yang tergolong sukses, pinter menjadi dosen dan sedang menyelesaikan studi masternya di universitas terkemuka di negeri ini. Hebat bukan? Tidak hanya sebagai pribadi, dalam berkeluargapun kondisinya tidak jauh beda. Beliau memiliki istri yang cantik, setia dan sudah dikaruniai 3 anak yang cantik-cantik pula. Sang istri saat ini pun tengah hamil 8 bulan anak keempatnya yang menurut hasil USG berjenis kelamin laki-laki. Seorang anak yang sungguh sangat dinantikan kehadirannya. Bahkan seorang teman bercerita beliau pernah mengatakan,"Saya tidak akan berhenti sebelum memiliki anak laki-laki." Dan keinginan itu (memiliki anak laki-laki) dikabulkan oleh Alloh (meski masih sebatas prediksi hasil USG), tapi paling tidak jika kita berada pada kondisi tersebut pasti bahagia tak terkira.

Sungguh sebuah kehidupan yang sempurna. Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Suatu kejadian yang luar biasa. Pada suatu waktu, dalam perjalanan menuju kampus, beliau ditabrak oleh pengendara sepeda motor yang melaju kencang dari sisi kanan jalan. Kecelakaan itu mengakibatkan benturan keras di kepala dan berdampak pada kerusakan otak yang menjadikan beliau langsung koma. Diaknosa dokter menyatakan bahwa beliau mengalami kematian batang otak dan hidupnya ditopang dengan bantuan selang inkubator. Dan setelah empat hari berjuang, akhirnya kehendak Alloh tergariskan. Alloh memanggilnya untuk menghadap, Alloh lebih mencintainya. Semoga beliau diberikan tempat istimewa di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, ketabahan serta keteguhan hati untuk menghadapinya.

Sedih pasti, apalagi melihat kondisi keluarga yang ditinggalkan harus menghadapi realita kehidupan yang berbalik 100% hanya dalam hitungan singkat. Sudah menduga sebelumnya, yakin, tidak pernah. Tapi ketika takdir Alloh sudah terjadi, siapa yang bisa menolaknya. Kecuali berusaha sekuat tenaga menerima.

Kisah kehidupan ini yang kembali mampu mengingatkan saya, bahwa saya (dan kita) bukan siapa-siapa. Membuat kita mencoba untuk senantiasa terjaga berada di garis kebaikan. Membuat kita selalu melakukan instrospeksi, ada Dzat lain yang memegang kendali atas hidup kita. Sehingga ketika kita sudah berjuang semaksimal mungkin sesuai kemampuan kita, pada ending perjuangan tersebut (sukses ataupun gagal) adalah hak penuh Alloh untuk menentukan. Berusaha, berjuang, berazam lalu tawakal, kembalikan semuanya kepada Alloh sehingga ketika berhasil kita tidak menjadi sombong dan ketika gagal kita tidak menjadi tumbang.

"faidza azzamta fatawakkal 'alalloh"
Tak ada yang lain kecuali doa terlantun untuk-Mu di penghujung note ini: "Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah, waqina azabannar." Amminnn.

=penghujung september 2011=

"Ummi, mati itu apa sih?"

Bismillah...

Malam itu...tradisi sebelum tidur bersama Caca (3 th) semua sudah terlampaui. Cerita, baca buku dan main bersama di tempat tidur. Tibalah saatnya mengajaknya untuk persiapan bermimpi di pulau kapuk  (baca:kasur). Maka ummi ajak dia untuk berdoa sebelum tidur, dan doapun terlantunkan bersama-sama plus artinya ,"Dengan namamu ya Alloh aku hidup dan dengan namamu ya Alloh aku mati," ucap Caca dengan mimik culunnya.

Setelah selesai membaca doa, biasanya dia langsung mengambil posisi nyamannya dan memejamkan mata. Namun tidak untuk kali ini. Tiba-tiba dia melontarkan pertanyaan yang tidak pernah ummi duga terlontar dari seorang anak berusia 3 tahun sekaligus membuat mati kata beberapa saat. Tanyanya, "Ummi, mati itu apa sih?"

Beberapa saat ummi hanya bisa terdiam dan berpikir, kata-kata apa yang tepat untuk menjawab pertanyaannya. Dengan hati-hati ummi berkata," Adik, mati itu berarti kita tidak di sini lagi, tidak hidup di dunia." Meski jujur, ragu 100% apakah dia faham dengan jawaban itu.

Belum lagi selesai memilikirkan penjelasan lain yang bisa diberikan, dia kembali melontarkan pertanyaan sekaligus pernyataan yang mengejutkan. "Bertemu sama Alloh? Nggak mau, adik nggak mau bertemu Alloh, adik nggak mau mati, adik takut," ujarnya sedikit bernada tinggi meski tidak sampai histeria.

Tak ingin berujung pada ketakutan yang berlebih, langsung ummi rengkuh dia dalam pelukan. Apa yang terpikir waktu itu adalah tidak mungkin memberikan penjelasan tentang makna kematian dan bertemu Alloh kepada anak sekecil dia, maka ummi mencoba sedikit menggeser tema. "Adik... yang penting sekarang dik Caca menjadi anak yang sholih, rajin sholat, rajin ngaji, sayang kakak, abi, ummi dan semua teman. Nanti kalau sholih, kita semua ketemu Alloh di syurga. Khan enak kita masuk syurga."

Ikhtiar jawaban ummi yang mencoba menggiringnya pada sesuatu yang indah yaitu syurga. Paling tidak sudah ada gambaran dan (semoga) pemahaman padanya bahwa syurga itu indah.
Dalam memberikan penjelasan itu, Ummi memohon semoga Alloh memberikan kemudahan dalam mengisi benaknya dengan sesuatu yang indah. Alhamdulillah, pertolongan Alloh lebih dekat dari urat nadi kita. Tanpa banyak penolakan dan kata disertai senyum manisnya dia menjawab, "Iya."

"Udah yuk, sekarang kita bobok," ajak ummi seraya bersyukur luar biasa atas dialog indah yang tercipta dengannya di penghujung malamnya. Dan diapun terlelap dalam tidurnya. Semoga mimpi indah ya nak, dan seperti kakakmu nanti kau akan bercerita pada ummi tentang mimpi senangnya berenang di syurga.

bulak indah, 2011 

Indahnya sebuah nasihat


From: Yoyoh Yusroh
Date: 2011/5/18
Subject: Nasihat untuk sang putera
To: Aizza Jundana

Nasihat Seorang Arab Kepada Putranya
(Ukht/ Nayifah Uwaimir)

Wahai puteraku …
Agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa di hadapan manusia ..
Janganlah berbicara dalam berbagai urusan ..
Kecuali setelah mengecek kebenaran sumbernya ..
Dan jika seseorang datang membawa berita, cari bukti kebenarannya sebelum dengan berani engkau berbicara ..
Hati-hati dengan isu .. jangan percayai setiap yang dikatakan, jangan pula percaya sesuatu yang setengah engkau lihat ..
Dan jika engkau mendapatkan cobaan berupa seorang musuh .. hadapi dengan berbuat baik kepadanya .. tolak dengan cara yang lebih baik, niscaya permusuhan itu berubah menjadi cinta kasih

Jika engkau hendak mengungkap kejujuran orang, ajaklah ia pergi bersama .. dalam bepergian itu jati diri manusia terungkap .. penampilan lahiriahnya akan luntur dan jatidirinya akan tersingkap! Dan “bepergian itu disebut safar karena berfungsi mengungkap yang tertutup, mengungkap akhlaq dan tabiat”.

Jika engkau diserang banyak orang sementara engkau berada di atas kebenaran .. atau jika engkau diserang dengan kritikan-kritikan buruk .. bergembiralah .. sebab mereka sebenarnya sedang berkata: “engkau orang yang sukses dan berpengaruh”, sebab,
· anjing yang mati tidak akan ditendang,
· dan tidak dilempar kecuali pohon yang berbuah

Wahai puteraku ..
Jika engkau hendak mengkritik, biasakan untuk melihat dengan mata tawon lebah .. dan jangan memandang orang lain dengan mata lalat, sebab engkau akan terjatuh kepada perkara yang busuk!

Tidurlah lebih awal wahai puteraku agar bisa bangun lebih awal .. sebab keberkahan ada di pagi hari, dan saya khawatir kehilangan kesempatan mendapatkan rizki Allah yang Maha Penyayang disebabkan engkau begadang di malam hari, sehingga tidak bisa bangun pagi!

Akan aku ceritakan kepadaku kisah seekor kambing dan serigala, supaya engkau aman dari orang yang berbuat makar ..
Dan saat seseorang memberikan tsiqah-nya kepadamu, jangan sampai engkau mengkhianatinya!
Akan aku ajak engkau ke sarang singa .. akan aku ajarkan bahwa singa itu tidak menjadi raja hutan dikarenakan aumannya!!
Akan tetapi, karena ia berjiwa tinggi! Tidak mau memakan hasil buruan binatang lain, betapapun ia lapar .. dan perutnya melilit-lilit .. jangan mencuri jerih payah orang lain .. sebab engkau menjadi keji!

Akan aku ajak engkau menemui bunglon .. agar engkau menyaksikan sendiri tipu dayanya! Bunglon merubah warna dirinya sesuai dengan tempat ia berada .. agar engkau mengetahui bahwa yang seperti bunglon itu banyak .. dan berulang-ulang! Dan bahwasanya ada orang-orang munafik .. banyak pula manusia yang berganti-ganti pakaian .. dan berlindung dibalik alasan “ingin berbuat baik”.

Wahai puteraku ..
Biasakan engkau bersyukur .. kepada Allah! Cukuplah menjadi alasan untuk bersyukur kepada-Nya bahwa engkau dapat berjalan, mendengar dan melihat!
Bersyukurlah kepada Allah, dan syukuri pula manusia .. sebab Allah SWT akan menambah orang-orang yang bersyukur
Dan manusia senang saat mendapati seseorang yang diberi sesuatu lalu orang itu menghargainya!

Wahai puteraku .. ketahuilah bahwa sifat utama yang paling agung dalam kehidupan ini adalah sifat jujur!
Dan bahwasanya kebohongan, meskipun tampak memberi keselamatan .. namun jujur lebih berakhlaq bagimu! Dan bagi orang sepertimu!

Wahai puteraku …
Persiapkan alternatif untuk segala urusan .. agar engkau tidak membuka jalan kehinaan!
Manfaatkan segala peluang .. sebab peluang yang datang sekarang .. bisa jadi tidak akan berulang!!

Jangan berkeluh kesah .. aku harap engkau optimis .. siap menghadapi kehidupan ..
Jauhilah orang-orang yang putus asa dan pesimis, lari dari mereka! Dan jangan sampai engkau duduk dengan seseorang yang selalu memandang sial kepada segala hal!!

Jangan bergembira saat melihat orang lain terkena musibah .. jangan pula menghina orang karena postur atau penampilannya ..
Sebab dia tidak menciptakan dirinya .. dan saat engkau menghina orang lain, pada hakekatnya engkau menghina ciptaan dari Dzat yang Maha Mencipta dan Membuat bentuk rupa

Jangan membuka aib orang, sebab Allah akan membuka aibmu di rumahmu .. sebab Allah-lah Dzat yang menutupi .. dan mencintai orang yang menutupi!
Jangan menzhalimi siapa pun .. dan jika engkau hendak menzhalimi dan engkau merasa mampu menzhalimi, ingatlah bahwa Allah SWT lebih mampu!

Jika engkau merasa hatimu mengeras, usaplah kepala anak yatim .. engkau akan terheran-heran .. bagaimana usapan itu dapat menghilangkan rasa keras hati dari hatimu, seakan hatimu menjadi pecah dan melunak!

Jangan mendebat .. dalam perdebatan .. kedua pihak merugi.
Kalau kita yang kalah, kita merugi telah kehilangan kebesaran kita, dan jika menang, kita juga merugi, telah kehilangan orang lain yang menjadi lawan debat kita .. semua kita kalah .. baik yang merasa menang .. dan yang merasa belum menang!

Jangan monopoli pendapat .. yang bagus adalah engkau mempengaruhi dan dipengaruhi!
Hanya saja, jangan larut dalam pendapat banyak orang .. dan jika engkau merasa bahwa pendapatmu benar .. tegarlah dan jangan terpengaruh!

Wahai puteraku ..
Engkau dapat merubah keyakinan orang .. dan menguasai hati mereka tanpa engkau sadari! Bukan dengan sihir, bukan pula dengan jampi .. namun, dengan senyumanmu .. dan kosa katamu yang lembut .. dengan keduanya, engkau dapat menyihir!!
Oleh karena itu, tersenyumlah .. maha suci Allah yang telah menjadikan senyuman sebagai ibadah dalam agama kita, dan kita mendapatkan pahala darinya!!

Di Cina .. jika engkau tidak murah senyum, mereka tidak akan berikan lisensi kepadamu untuk membuka kedai ..
Jika engkau tidak menemukan orang yang tersenyum kepadamu, tersenyumlah engkau kepadanya!
Jika bibirmu terbuka karena senyuman .. dengan cepat .. terbuka pula hati untuk mengekspresikan isinya

Jika orang meragukanmu, bela dirimu .. jelaskan .. dan beri keterangan pembenarannya!
Jangan suka nimbrung dan mengenduskan hidungmu dalam segala urusan .. jangan pula ikut-ikutan, berposisi bersama banyak orang saat mereka bersikap!!
Wahai puteraku .. jauhkan dirimu dari hal ini .. aku sangat tidak suka kalau melihatmu seperti ini!!

Jangan bersedih wahai puteraku terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan! Sebab kita tidak diciptakan kecuali untuk diuji dan diberi cobaan .. sehingga Allah melihat kita .. adakah kita bersabar?
Karena itu .. santai saja .. jangan keruh hati! Yakinlah bahwa jalan keluar dekat ..
“jika mendung semakin hitam, pertanda, sebentar lagi hujan”!!

Jangan meratapi masa lalu, cukuplah bahwa ia telah berlalu .. sia-sia kalau kita memegang gergaji kayu, lalu menggergaji!!
Tataplah hari esok .. persiapkan diri .. dan singsingkan lengan baju untuk menghadapinya!!
Jadilah orang yang mulia .. berbanggalah dengan dirimu!
Sebagaimana engkau melihat dirimu, begitulah orang lain akan melihatmu ..
Jangan sekali-kali meremehkan dirimu!! Sebab engkau menjadi besar saat engkau ingin besar .. hanya engkau saja yang memutuskan ia menjadi kecil!

Yoyoh Yusroh

sumber : Aizzajundana blog

"ummi, bagaimana 'ainunku'?"


Suatu petang ketika ummi masak nasi goreng pake serutan wortel, caca (3,2 th) menolak untuk maem.

"Adik nggak mau sayur, adik nggak suka wortel," katanya mantap.
Lalu ummi dan abi, mencoba untuk meruntuhkan keyakinannya. "Adik, wortel kan menyehatkan mata, nanti mata adik jadi cantik lho," rayu abinya.

Sejenak dia terlihat berfikir dan mulailah dia melirik nasi goreng tersebut. 

Sedikit demi sedikit dia mengambil dan memasukkan ke mulut mungilnya. 

Ummi dan abi sengaja membiarkan dia bereksperimen dengan nasi tersebut.

Terlihat isyarat tubuhnya menunggu respon dari abi dan ummi, maka ucap ummi, "subhanalloh...adik maem sayur lho, hebat."

Dia pun tersipu dan tiba-tiba berdiri seraya melontarkan pertanyaan yang membuat ummi kaget dan tidak percaya, "ummi, bagaimana 'ainun' ku?" tanyanya sambil mengedipkan dan menunjuk matanya.

Merasa tidak percaya dengan apa yang dia ucapkan, ummi pun mencoba menegaskan. "Adik tanya apa, ainun? Subhanalloh, abi, adik tanya ainun-nya, gimana bi? tanya ummi kepada adik dan sekaligus kepada abi yang tidak begitu memperhatikan karena sedang bercerita dengan sang kakak.

Abi pun yang tak kalah terkejut dengan sigap berkata,"Subhanalloh...ainun adik cantik lho, apalagi suka makan wortel."

Mendapatkan pujian itu pipi adik caca pun memerah tersipu.

** Setiap anak, di usia emasnya senantiasa merekam apa yang diajarkan kepadanya, meski ketika pengajaran berlangsung dia tidak terlihat merespon tapi di waktu-watu yang lain, ajaran yang telah terekam tersebut akan tercipta dalam tindakan dengan sendirinya.
Jangan lelah mengajarkan kebaikan kepadanya sepanjang waktunya karena semua itu akan tertanam kuat di memorinya dan yakinlah buah yang segar akan dipanen ketika masanya tiba.
(add note: berdasar hasil sharing ummi dengan ustazdah di PAUD caca, ketika di sekolah diajarkan tentang organ tubuh dalam bahasa arab, dia lebih banyak diam dan mendengarkan serta terkesan sedikit merespon. Meski tidak merespon ketika diajarkan, namun ilmu tersebut ternyata dia serap dan menempel erat diingatannya)

*one evening in wonderful may 2011*

Sebuah Kesaksian...


Kesaksian Ustadz Hilmi Aminudin atas Ustadzah Yoyoh Yusroh (alm)

Assalamu ‘alaikum wr. wb.
 
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un tsumma Innalillahi wa inna ilaihi raji’un tsumma Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
 
Alhamdulillah wash sholatu was salamu ‘ala rasulillah wa ‘ala alihi wasohbihi wa ma walah.
Wa qolallahu azza wa jalla fi kitabihil aziz, a’udzubillahi minasy syaitanir rajim,
wa likulli ummatin ajal, faidza ja-a ajaluhum la yasta’khiruna saah – wa la yastaqdimun.
wa qola: kullu nafsin dza-iqatul maut, wainnama tuwaffauna ujurakum yaumal qiyamah, fa man zuhziha ‘anin naari wa udkhilal jannata fa qad faza. Wa mal hayatud dunya illa mata’ul ghurur.
wa qola: minal mukminina rijalun shodaqu ma ‘ahadullaha alaihi, fa minhum man qadla nahbahu wa minhum man yantazhir, wa ma baddalu tabdilaa.
Shodaqollahu azhim
 
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,
 
Saya diminta untuk mewakili keluarga besar almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh dan keluarga besar ayahanda beliau, ayahanda almarhumah, KH Abdushshomad (alm) dan Hj. Siti Aminah ibunda Yoyoh, begitu juga tiga belas anak-anaknya.
 
Pertama-tama untuk menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada hadirin-hadirat yang telah meluangkan waktu untuk bertakziyah dan mendoakan almarhumah. Mudah-mudahan doanya insya Allah diterima oleh Allah swt.
 
Jika sebagai manusia ada kekhilafan, ada kesalahan, ada kelalaian mohon dimaafkan. Begitu juga jika ada hutang-piutang yang tidak diketahui keluarga mohon disampaikan kepada pihak keluarga untuk diselesaikan dan atau kemudian jika tidak sempat menghubungi keluarga mudah-mudahan bisa meridhokan, bisa meridhokan sehingga tidak menjadi beban bagi almarhumah.
 
Hadrin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,
 
Selain mewakili keluarga besar almarhumah saya di sini juga mewakili keluarga besar jamaah Partai Keadilan Sejahtera yang pada hari ini merasa kehilangan kader terbaiknya, kader yang merintis dari awal pertumbuhan jamaah dakwah ini, gerakan dakwah ini. Dari awal tahun 80 beliau sudah bergabung dengan aktifitas dakwah ini, bergabung dengan penuh semangat wala wal intima', semangat loyalitas dan komitmen. Bergabung dalam gerakan dakwah ini dengan semangat thoat wat tadlhiyyah. Seluruh hidupnya diwakafkan, diserahkan pada dakwah ini. Seluruh perjalanan hidupnya telah bergabung dengan dakwah ini secara totalitas, diberikan untuk dakwah ini. Dalam hal ini kita merasa kehilangan.
 
Sesungguhnya yang merasa kehilangan bukan hanya jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi saya sendiri dari sejak pagi menerima takziyah dari segenap penjuru dunia, dari negara-negara ASEAN, dari negara-negara Timur Tengah menyampaiakn takziyah ini. Karena sekali lagi yang kehilangan bukan hanya jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, bukan hanya bumi pertiwi Indonesia, tapi ikut kehilangan juga Masjidil Aqsha dengan Baitul Maqdis-nya, seluruh mujahidin-mujahidah di Palestin sudah menyampaikan takziyahnya dan merasa kehilangan. 
Bukan hanya bumi Indonesia yang kehilangan amarhumah bahkan bumi di mana terletak Masjidil Aqsha-pun merasa kehilangan, bumi para mujahidin-mujahidah yang sampai hari ini sedang dikepung oleh tentara zionisme Israel turut juga merasa kehilangan. Karena beliau selain mewakili jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, sebagai anggota DPR juga mewakili bangsa Indonesia hadir di tengah-tengah pejuang mujahidin di Gaza, sehingga mereka pun ikut merasa kehilangan.

Bahkan, baru saja kita juga menerima takziyah dari kesatuan-kesatuan milliter dan kepolisian Indonesia yang sedang bertugas melaksanakan menjaga perdamaian di Sudan di Darfur pun menyampaikan takziyahnya. Semuanya ini adalah merupakan respon atas kehilangan seorang daiyah seorang mujahid/mujahidah dakwah yang telah memperlihatkan dedikasinya untuk apa yang dia yakini, apa yang dia cita-citakan dan apa yang dia perjungkan.
 
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,
 
Sekilas bagaimana dakwah ini bertemu dengan beliau, pada akhir tahun – sekitar pertengahan tahun 80 beliau sebagai mahasiswi di IAIN Ciputat, waktu itu masih mahasiswi baru dan kebetulan saya sekali-kali diundang ceramah oleh mahsiswa di sana - mahasiswi di sana, ternyata beliau bukan hanya pendengar ceramah yang baik tapi langsung menginginkan adanya komitmen dengan nilai-nilai yang diceramahkan. Dan sejak saat itulah beliau tidak pernah lepas dengan dakwah ini, dengan segala pengorbanannya. Bahkan ketika rezim Orde Baru memenjarakan saya selama dua tahun beliau terus melakukan langkah-langkah dakwah dan ketika saya keluar dari penjara beliau segera menemui saya lagi dan bergabung lagi, tanpa malu dengan eks tahanan politik. Terus bergabung.
 
Bahkan ada titik-titik sejarah yang mungkin pada generasi sekarang sulit mengaplikasikannnya. Ketika masuk saatnya beliau harus menikah beliau datang kepada saya dan mengatakan, “Ustadz saya diminta orang tua untuk segera menikah.” Saya katakan, “Insya Allah saya doakan semoga diberikan kemudahan.” “Tapi calonnya minta dicarikan ustadz, saya ingin sesama aktifis dakwah.” “Ada pilihan?” “Tidak ada pilihan. Pilihan jamaah dan pilihan Allah itulah yang akan menjadi pilihan saya.”
 
Dan segeralah saya mencari-cari siapa yang sudah jadi, sudah tentu pada saat itu masih mahasiswa dan mahasiswi yang iklimnya sulit untuk siap nikah waktu itu. Dalam kesulitan mencari itu akhirnya kita menggunakan logika qum ya Hudzaifah! Lalu yang menyambut panggilan qum ya Hudzaifah, itulah suami beliau yang setia mendampingi beliau sampai sekarang yaitu akhunal fadhil Budi Darmawan. Yang ketika saya minta segera mengasih tahu orang tua beliau di Bandung, bahkan belum tahu nama lengkapnya. Ketika ditanya oleh orang tuanya, “Budi siapa nama calon istrimu?” “Yoyoh.”  “Yoyoh apa?” “Belum tahu.” Tapi orang tua Budi Darmawan ini seorang sholih dan sholihah dan menemui saya dan merestui rencana pernikahan bahkan mempersiapkan segala perangkat rumah tangganya dan kemudian sayalah yang melamar beliau kepada KH. Abdushshomad almarhum, yang kemudian juga beberapa hari kemudian menyelenggarakan pernikahannya.

Seluruhnya bahkan proses ini sepertinya almarhumah dan akh Budi Darmawan kayaknya belum pernah ketemu sebelum proses ini. Inilah sikap generasi pertama dari yang memegang komitmen dengan dakwah ini. Yang kisah-kisah seperti itu sangat banyak tapi yang sangat menonjol adalah kisah almarhumah ini.
 
Begitu juga dengan perjuangan-perjuangan, baik sebelum era reformasi dengan segala ketekunannya ekspansi dakwah hampir ke seluruh penjuru Indonesia dan sesudah era reformasi dan kita bersama komponen bangsa yang lain membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ini menuju yang lebih baik, almarhumah dengan sangat tekun menjadi legislator dua periode di DPR, Ti Ti...tiga? Tiga periode di DPR,   yang periode ketiganya ini belum selesai. Jadi beliau tiga periode ini secara terus menerus berjuang dan membuktikan dedikasi dalam kiprahnya. 

Bahkan ketika ditugaskan di komisi I, luar biasa perkembangan kiprahnya merambah seluruh dunia yang memerlukan kontribusi Indonesia baik dalam pembebasan Palestina, perdamaian Sudan atau di Lebanon atau di Istanbul hampir tugas-tugas internasional semua beliau laksanakan. Ini sudah barang tentu menjadi suri tauladan bagi kita semua dan beliau tidak pernah dalam melaksankan tugas ini mengeluh biaya dan menanyakan dari mana biayanya? Siapa yang mengurusnya? Tidak! Seluruhnya dimenej dikelola dengan kemampuan semangat ruhul badzlu wat tadlhiyah. Keteladanan inilah yang harus kita ikuti dan kita lanjutkan.
 
Sudah barang tentu beliau tadi jam 03.30 dipanggil oleh Allah swt untuk insya Allah menikmati pahala dari kerja keras, dari pengorbanan, dari perjuangan, dari jerih payah. Mudah-mudahan insya Allah kita diberi kesempatan oleh Allah swt untuk bergabung dengan beliau kalak di jannatil Firdausi a'la.
 
Tadi saya bacakan ayat yang menyebutkan minal mukminina rijalun shodaqu ma ‘ahadullaha alaihi, fa minhum man qadla nahbahu wa minhum man yantazhir,  dan almarhumah termasuk yang man qadla nahbahu,  telah menunaikan tugasnya dan menghadap kepada Allah swt, dan kita termasuk waminhum man yantazhir. Mudah-mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah swt utk tetap meneruskan semangat seperti yang dicontohkan oleh almarhumah yaitu semangat wala baddalu tabdilla, tidak pernah mau mengubah keyakinan keimanan dan  aqidahnya,  tidak pernah mau merubah idealisme sikapnya dan tidak mau merubah minhaj langkah-langkah perjuangannya dan tdk mau merubah ghoyah tujuan perjuangannnya, wa ma baddalu tabdiila, itulah yang diwariskan oleh almarhumah kepada kita. Mudah-mudahan Allah swt pertama-tama menempatkan almarhumah fi maq'adi shidqin ‘inda malikin muqtadir dan mudah-mudahan juga memberikan kepada kita semangat wa ma baddalu tabdiila, istiqomah terus lurus dalam memperjuangkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
 
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt,
 
Kisah perjuangan beliau kalau ditulis mungkin berjilid-jilid buku. Silahkan dari saya sebagai pembuka bagi hadirin-hadirat yang mungkin kreatif memunculkan sejarah-sejarah perjuangan dari kader-kader dakwah yang telah qodho nakhbahu yang telah menunaikan tugasnya dengan  sungguh benar. Mudah-mudahan insya Allah bisa diwariskan kepada generasi penerusnya terutama putra-putrinya yang insya Allah dalam kesibukannya berjuang tapi insya Allah putra-putrinya tiga belas adalah minash shilihin was sholihat. Dan ini juga membuktikan bahwa kesibukan perjuangan tidak membuat lalai mengurus rumah tangga, begitu juga kesibukan rumah tangga tidak membuat lalai untuk melaksanakan tugas-tugas perjuangan. Ini contoh mempertemukan antara tugas-tugas kerumahtanggaan dan tugas-tugas perjuangan disatupadukan dalam jiwa hidup perjuangan dan pengorbanan yang penuh telah diberikan oleh almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh. Insya Allah, aqulu qouli hadza, astaghfirullaha li wa lakum.
Assalamu ‘alaikum wr wb.
[Translate dari rekaman audio oleh Abu Rasyidah / www.mimbarpenyuluh.com]

Catatan:
Sambutan ini disampaikan dihadapan ratusan pelayat setelah pelaksanaan sholat jenazah atas almarhumah Yoyoh Yusroh di Masjid Komplek Rumah Dinas DPR RI – Kalibata, Sabtu 21 Mei 2011 / 17 J. Tsani 1432, sesaat sebelum diberangkatkan ke Tangerang untuk dimakamkan. Teks kesaksian ini merupakan hasil translate dari rekaman suara, dan ada beberapa kata yang barangkali tidak sama persis karena suaranya tidak terekam jelas (sepertinya tidak lebih dari 5 kata), tetapi tidak sampai menggangu dari segi isi. Nada suara ustadz Hilmi Aminudin berat dan beberapa kali sangat nampak kesedihan dan keharuan beliau bahkan hampir pecah tangis. Dari kalangan jamaah juga sesekali terdengar isak tangis kesedihan dan beberapa kali terdengar takbir mendengar kisah perjuangan almarhum ustadzah Yoyoh Yusroh.
x

Menunggu Anak Saat Penjemputan, Ini Hasilnya

     Bulan September kemarin bisa dikatakan masa jeda bagiku, karena sudah rehat dari kantor lama dan belum mulai menjalankan tugas di kanto...