Minggu, 26 Juni 2016

Im Back

Bismillah...

Rasanya sudah lama sekali tidak mengisi blog ini. Beberapa kali ada keinginan untuk menulis tapi selalu berkesampingkan oleh kesibukan yang lain. Alhasil, ide-ide yang sepintas muncul menjadi menguap begitu saja. Hilang tanpa bekas dan tinggal kenangan yang kadang tidak bisa terbaca dengan sempurna.

Awalnya sih mencoba memaklumi kepada diri sendiri. Ok deh aku khan sibuk, banyak kegiatan dan tugas yang tak kunjung reda datang bertubi-tubi namun hingga kemudian hasilnya aku rasakan sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa berhenti menulis itu sangat merugikan. Ni otak menjadi tumpul, stagnan dan tidak kreatif. Yang sangat terasa adalah ketika harus ngomong di depan banyak orang baik memberikan sambutan dan memberikan pelatihan. Sangat terasa keberagaman kata-kata dan ide yang keluar dari otak saya berjalan sangat lambat sehingga yang terlontar hanya itu-itu saja. Monotan dan sangat membosankan.

Errrrggggghhhhht...sedih dan sebel rasanya. What's wrong with me??????

Setelah mencoba melihat perjalanan yang akhir-akhir ini kulalui maka sampailah pada kesimpulan bahwa proses kreatif yang harusnya terus berjalan di otakku tidak bekerja. Dan kambing hitamnya adalah karena aku sudah tidak pernah menulis dan efeknya tidak banyak mmebaca referensi dan parahnya lagi membuat proses kreatif MATI.

Hiks....sedih banget yak. Tidak ini hal ini terus terjadi maka sampailah pada sebuah keputusan bahwa aku harus menulis kembali.
So...i'm back. Here i am yang mencoba menulis kembali dan semoga istiqomah supaya proses kreatif bisa terus berjalan dan kenangan tidak hanya sebatas kenangan namun bisa memberikan makna kepada diri sendiri dan orang lain.

Apakah keinginan itu akan teraih? SEMOGA...
Juni 2016
11:57
22 ramadhan


x

Sabtu, 04 April 2015

"welcome 2015"

Bismillah...

Rasanya sudah sangat terlambat ya untuk mengatakan "welcome 2015" karena hari-hari di bulan April kini telah kita eja. Dan waktu terus saja berlari tanpa peduli kadang kita lupa untuk memaknainya atau bahkan mensyukurinya.

Well...here we are....

Ingin rasanya menuliskan semua yang terjadi dalam catatan perjalanan cahaya tapi apalah mau dikata.
Satu yang tak ingin kulupakan adalah selalu ada hikmah dari setiap peristiwa.

Berharap tahun ini selalu menjadi pintu menuju kesuksesan baru. Aamiiin

Awal april 2015

Kamis, 06 November 2014

13 tahun pernikahanku tidak diakui oleh negara

Bismillah...

Ini sebuah kisah yang baru saja saya alami dan semoga saja tidak terjadi pada yang lainnya. Tapi sebelum kisah ini terjadi pada Anda, ada baiknya Anda melihat kembali dengan teliti buku nikah Anda. Apakah semua datanya sudah tertulis dengan benar? Alhamdulillah jika sudah karena jika ada data yang tidak benar bahkan pada hal-hal yang tidak urgen menurut kita, maka bisa jadi kisah saya ini pun akan terjadi pada Anda juga.

Inilah kisahnya...

Selama 13 tahun usia pernikahan kami, saya dan suami tidak pernah menemukan permasalahan dengan buku nikah. Urusan kemanapun yang memerlukan buku nikah lancar nyaris tanpa kendala. Tapi kondisi berubah 100% ketika suami mengurus akte kelahiran untuk anak ke-4 kami. Permasalahannya ada pada buku nikah kami. Petugas dispendukcapil meragukan keaslian buku nikah kami "hanya" karena nama yang tertulis tidak sama dengan nama di KTP. 

Perbedaannya pun tidak signifikan, nama suami yang Budhi Hartanto ditulis tanpa huruf h dan nama saya Intan Nurlaili ditulis Intan Nurlaila. Tidak hanya itu, kondisi ini diperparah dengan inkonsistensi penulisan pada lembar depan dan belakang karena lembar depan sudah berupaya dibenarkan hanya dengan menambahkan huruf h di antara d dan i pada nama suami dan membenarkan nama saya dengan nurlaili. Namun, lagi-lagi di halaman belakang tulisan masih asli salahnya.  :D

Nah, kembali pada permasalahan, kondisi ini ternyata menjadi awal penghalang dalam mendapatkan akta kelahiran anak kami yang keempat. Ketika mengurus ke dinas terkait, semua persyaratan sudah dilengkapi oleh suami. Lagi-lagi, karena tulisan nama di buku nikah tersebut tidak sama maka petugas menolak membuatkan akta kelahiran anak saya. "Saya tidak berani pak, karena yang mengeluarkan bukan solo tapi demak. bapak harus membawa surat nikah yang asli dan juga saksi. Karena tulisan namanya tidak sama," kata petugas itu. 

Memang saya menikah di demak, bukan di Solo. Hal ini yang menjadi penguat petugas itu untuk menolak permintaan kami. "Kalau di Solo mungkin saya bisa bantu memintakan legalisir di KUA sini. Tapi karena ini diterbitkan KUA  demak saya bisa berani," jelasnya.

Suami berusaha menjelaskan bahwa surat nikah itu juga yang kami gunakan untuk mengurus akta kelahiran anak kami yang pertama hingga ketiga dan menjadi syarat mengajukan kpr di bank, semuanya tidak ada masalah. Namun petugas tetap bersikukuh dengan prinsipnya. Suami pun akhirnya pulang dan kembali lagi keesokan harinya dengan membawa buku nikah yang asli dan juga seorang saksi. Tapi lagi-lagi petugas menolaknya karena buku nikah yang asli pun dinilai meragukan. 

"Bapak silakan cari legalisir surat nikah di KUA demak, dengan adanya legalisir kami baru bisa memberikan akta kelahiran pada anak bapak," sarannya. Ternyata tidak hanya ijasah yang dilegalisir ya, buku nikah pun ada legalisir. :)

Waktu suami cerita ke saya tentang semua itu, satu yang terlintas dalam benak saya adalah berarti negara tidak mengakui pernikahan kami yang sudah berusia 13 tahun ini dong. Ah...ada-ada saja... 

Tidak mau berkepanjangan maka kami melakukan saran petugas tersebut.
Dibantu bapak ibu (jadi ngerepotin orangtua nih) kami mengurus legalisir buku nikah dan atas inisiatif ibu dan sebagai antisipasi permasalahan ke depan maka dibuatlah buku nikah baru berjudul "Duplikat Buku Nikah."

here you are.....

Akhir cerita, setelah 13 tahun kami mendapat buku nikah baru yang benar-benar diakui keabsahannya oleh negara.
well...setidaknya bisa menjadi pelajaran dan semoga hal serupa tidak terjadi pada Anda.

akhir oktober 2014*

*based on true story, dengan sedikit olahan

Jumat, 24 Oktober 2014

Keteguhan Sang Fajar

Bismillah...

Saya tidak tahu nama lengkapnya dan saya sungguh tidak tertarik untuk mengetahuinya. Yang saya tahu namanya Fajar dan dari sepenggal nama tersebut, banyak hal luar biasa yang membuat saya takjub dan banyak belajar tentang keikhlasan, kekuatan, kesabaran, keyakinan dan keteguhan. Maka tidak salah jika saya memberikan judul tulisan ini Keteguhan Sang Fajar.

Fajar adalah seorang anak yang kini berusia 11 tahun dan terlahir dengn kondisi menderita cerebral palsy (CP). Apa itu CP? Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf lainnya.

Maka sejak bayi Fajar harus berjuang dengan kondisinya. Adalah ayah ibunya yang demikian sabar mendampingi dan mengasuh Fajar hingga dia kini menjadi anak yang hafal Al Qur'an (hafidz).

Sulit dinalar dengan akal memang, bagaimana bisa seorang anak yang mengalami kelumpuhan otak besar bisa hafal 30 juz Al Qur'an. Tapi itulah realitanya. Allohu Akbar.

Dari silaturahmi saya dan teman-teman ke rumahnya, terungkaplah rahasia sukses Fajar bisa menjadi tahfidz. Menurut cerita ibunya, yang sangat luar biasa, rahasianya adalah ada pada keyakinan. Keyakinan bahwa ayat-ayat Al Quran akan memberikan dampak positif bagi perkembangan Fajar jika terus diperdengarkan. "Sebagaimana banyak orang memiliki keyakinan bahwa memperdengarkan lagu klasik bagus untuk perkembangan anak, saya dan suami punya keyakinan bahwa ayat-ayat Al Quran adalah mukjizat sehingga kami lebih memilih memperdengarkan ayat Al Quran kepada Fajar ketimbang musik klasik," ujar mamanya.

Al hasil, sejak bayi lantunan ayat-ayat suci Al Quran selalu mengiringi setiap aktivitas Fajar. Diputar terus menerus secara berurutan mulai juz 1 sampai 30 dan kembali lagi. "Tak peduli apapun aktivitas Fajar bahkan sampai dia tidur pun kami tetap memperdengarkan ayat-ayat Al Quran," ujarnya.

Dan hasilnya sangat luar biasa, ternyata kelumpuhan otak yang diderita Fajar bisa diterapi bahkan bisa merekam ayat demi ayat dalam Al Quran hingga hafal di laur kepala.

Kondisi Fajar yang sudah menghafal Al Quran tidak disadari oleh orangtuanya hingga ada seorang ustad yang mengatakan bahwa Fajar sudah menghafal Al Quran. Antara percaya dan tidak, maka orangtuanya meminta ustad yang tahfidz untuk mengecek hafala Fajar dan ternyata terbukti bahwa Fajar sudah hafal Al Quran. Allohu Akbar.

"Hal itu baru kita sadari ketika Fajar usia 4 tahun. Antara percaya tak percaya ternyata memperdengarkan ayat-ayat Al Quran tidaklah sia-sia. Yang kami heran, jika hal itu (hafal Al Quran) bisa terjadi pada Fajar mengapa tidak pada kami ya," ujar sang ibu tersenyum simpul.


Bukan tanpa kendala, tekad untuk membersamai Fajar dengan ayat-ayat Al Quran penuh dengan perjuangan. Terlebih dengan kemajuan teknologi informasi yang sangat gencar, terutama adanya televisi dengan berbagai tayangan. "Itulah sebabnya kami memutuskan untuk tidak memiliki tv di rumah. Hiburan yang ditonton Fajar juga selektif kita pilih, paling hanya lewat cd edukasi. Memang tidak mudah tanpa tv di rumah, tapi itu pilihan. Kami yang harus mengalah. Kebutuhan informasi biasanya kita penuhi dengan buka internet atau baca koran," papar bunda Fajar.


Tidak hanya itu, mengiringi terapi yang dilakukan, perkembangan Fajar pun semakin baik. Yang semula hanya bisa terlentang di tempat tidur kini sudah mulai belajar berjalan dan berbicara meski masih terdengar cedal. Bahkan saat ini Fajar memiliki cita-cita luar biasa yang dituliskan dalam pigura dan dipajang di rumahnya.

Tiada henti diri ini bertasbih sepanjang melakukan silaturahmi ke rumahnya dan senantiasa berdoa semoga putra-putri saya dikarunia keteguhan dan semangat yang luar biasa dalam berjuang untuk kehidupan dunia dan akhiratnya.

Sekarang Fajar tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa, cerdas dan sholih. Setiap kali terdengar adzan, dia bergegas bersiap ke mesjid meskipun untuk berjalan saja masih perlu dibantu. Sungguh...Maha Besar Alloh atas segala kuasa-Nya.

Colomadu, pertengahan 2014                          

Senin, 29 September 2014

May oh may....

Bismillah....

May is our month

Bisa dikatakan Bulan Mei adalah bulannya 'kita', saya dan suami. Karena di bulan ini adalah ulang tahun pernikahan kita, ulang tahun suami dan ulang tahun saya juga. Dan tahun ini, bulan mei semakin terasa luar biasa karena di bulan ini bertambah satu lagi amanah Alloh jadi genap empat. Ah... hidup ini semakin memberikan warna-warnanya.

Di ulang tahun pernikahan kami, seperti biasa saya menagih suami yang rutin membuatkan puisi. Maka terciptalah puisi di bawah ini. Tahun ini adalah tahun ke 13 pernikahan kami:

"kau bilang mencintai hujan, tapi kau berteduh dari guyurannya

kau bilang mencintai matahari, tapi kau berlindung dari panasnya

kau bilang mencintai angin, tapi kau tutup jendelamu saat dia dibertiup dan datang

Karenanya aku tergugu dan takut saat kau datang dan mengatakan "aku juga cinta padamu" 

biarkan aku yg buktikan... biarkan aku yg tunjukkan.. cintaku adalah perjuangan bukan hanya sekedar utk meraih pesonamu tapi juga senyum "Illah" ku #puisilepas waktu"  


Paling tidak, puisi bisa menjadi pengingat janji di awal kita dipertemukan Alloh dalam mahligai rumah tangga. Membuat kembali tegar di antara terpaan-terpaan gelombang yang mendera setiap waktu. 

Hanya satu doa saya "Semakin kokohkan ikatannya ya Alloh...."

Di bulan ini, saya juga harus menjalani operasi ketiga kalinya yang jaraknya hanya terpaut dua bulan dari operasi sebelumnya. Saya akan menceritakan detail tentang hal ini tapi belum sampai hati hingga sekarang. Ah....saya masih memerlukan waktu untuk kembali mengisahkan tentang hal itu.

Well... apapun itu, always alhamdulillah...

Menunggu Anak Saat Penjemputan, Ini Hasilnya

     Bulan September kemarin bisa dikatakan masa jeda bagiku, karena sudah rehat dari kantor lama dan belum mulai menjalankan tugas di kanto...