Senin, 29 September 2014

May oh may....

Bismillah....

May is our month

Bisa dikatakan Bulan Mei adalah bulannya 'kita', saya dan suami. Karena di bulan ini adalah ulang tahun pernikahan kita, ulang tahun suami dan ulang tahun saya juga. Dan tahun ini, bulan mei semakin terasa luar biasa karena di bulan ini bertambah satu lagi amanah Alloh jadi genap empat. Ah... hidup ini semakin memberikan warna-warnanya.

Di ulang tahun pernikahan kami, seperti biasa saya menagih suami yang rutin membuatkan puisi. Maka terciptalah puisi di bawah ini. Tahun ini adalah tahun ke 13 pernikahan kami:

"kau bilang mencintai hujan, tapi kau berteduh dari guyurannya

kau bilang mencintai matahari, tapi kau berlindung dari panasnya

kau bilang mencintai angin, tapi kau tutup jendelamu saat dia dibertiup dan datang

Karenanya aku tergugu dan takut saat kau datang dan mengatakan "aku juga cinta padamu" 

biarkan aku yg buktikan... biarkan aku yg tunjukkan.. cintaku adalah perjuangan bukan hanya sekedar utk meraih pesonamu tapi juga senyum "Illah" ku #puisilepas waktu"  


Paling tidak, puisi bisa menjadi pengingat janji di awal kita dipertemukan Alloh dalam mahligai rumah tangga. Membuat kembali tegar di antara terpaan-terpaan gelombang yang mendera setiap waktu. 

Hanya satu doa saya "Semakin kokohkan ikatannya ya Alloh...."

Di bulan ini, saya juga harus menjalani operasi ketiga kalinya yang jaraknya hanya terpaut dua bulan dari operasi sebelumnya. Saya akan menceritakan detail tentang hal ini tapi belum sampai hati hingga sekarang. Ah....saya masih memerlukan waktu untuk kembali mengisahkan tentang hal itu.

Well... apapun itu, always alhamdulillah...

Minggu, 24 Agustus 2014

late post 2: April Seru

Bismillah...

Maret terlewatkan begitu saja tanpa ada banyak moment yang spesial selain mengamati pertumbuhan adik aji dari hari ke hari yang semakin berisi.


So welcome April. Di bulan ini banyak peristiwa luar biasa terjadi, di antaranya:

* Pernikahan adik ragil tanggal 27 April 2014
Adikku yang nomer bontot akhirnya menggenapkan separuh dien dengan pujaan hatinya. Muhammad Dzulfahmi Yahya dan Venty Muliana S. Sebuah moment yang melegakan semua. Kedua pengantin yang berbahagia, ummi dan abi melepas putra ragilnya dengan bahagia dan kami kakak-kakaknya yang bahagia melihat semuanya bahagia. Ah...sungguh indah, tidak ada yang bisa melukiskan kejadian tersebut selain syukur dan bahagia. Barakallahu lakuma wa baraka alaikuma wa jama'a bainakuma fii khoiir....


* Prahara IUD
Selain peristiwa bahagia tersebut, di bulan ini juga terjadi peristiwa pilu yang tak akan pernah terlupakan seumur-umur deh. Yaitu prahara pemasangan IUD oleh dokter spesialis kandungan yang membantu proses persalinanku.

Setelah dd aji berumur lebih dari 1 bulan, atas saran dokter akhirnya kuputuskan untuk menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi. Selama ini, belum pernah sekalipun berpikir tentang alat ini. Keputusan ini juga kudasarkan pada saran dokter. "Sudah pasang IUD saja bu. Aman, jangka panjang dan gak harus mikir-mikir. Langsung 5 tahun," kata sang dokter mantap ketika aku mintai pertimbangan tentang kontrasepsi yang tepat dan aman digunakan bagi ibu menyusui.

Alhasil, kumantapkan hati memasang IUD dan ternyata inilah awal terjadi rentetan peristiwa yang memilukan, menguji kesabaran dan menguras air mata. Peristiwa ini akan kutuangkan dalam catatatan tersendiri nanti.

Dan kusadari, inilah cara Alloh untuk menunjukkan kebesaranNya dan mengingatkanku akan syukur yang tak boleh sirna.

'ala kulli hal...ALHAMDULILLAH....

Selasa, 19 Agustus 2014

Antara syurga dan mobil remote- late post

Bismillah...

Imajinasi anak kecil demikian luar biasa. Alloh memberikan karunia kepada mereka untuk melakukan imajinasi tak terbatas, bahkan menjadikan sesuatu yang di benak orang dewasa tidak ada hubungannya menjadi terkoneksi dan saling berkaitan.

Adalah Caca, Saliha Bening Salsabila, gadis kecil kami beberapa waktu lalu demikian mengidamkan mobil remot. Meski dia perempuan, mobil remote adalah mainan yang saat itu sangat diimpikannya. Beberapa waktu berjalan dan keinginan itu masih bertahan dan kami belum bisa merealisasikannya.

Di sisi lain, salah satu pendidikan yang kami tanamkan sejak dini kepada anak-anak adalah tentang balasan yang luar biasa bagi mereka yang bertakwa, yaitu surga. Surga adalah tempat yang tiada duanya di belahan bumi dan langit manapun. Puncak segala kenikmatan ada di sana. Apapun yang kita inginkan semua tersedia seperti sulap dan semudah membalik telapak tangan. Bak sim salabim.... taraaaa... semuanya muncul sebagaimana yang kita inginkan.

Rupanya tanpa kami sadari, bagi Caca dua hal di atas bisa saling terkait. Dia mulai menyadari bahwa keinginan apapun di dunia ini tidak kemudian serta merta akan terwujud detik itu juga. Dia harus dengan sabar menunggu dalam jangka wakyu yang dia sendiri tidak bisa menentukan. Dalam benaknya juga, surga itu lebih menyenangkan karena apapun yang diinginkan akan langsung tersedia. Nah, di sinilah kemudian dua konsep yang dia pahami itu dia ramu. Antara keinginan yang menggebu terhadap mobil remote dan bayangan enaknya hidup di surga. Maka serta merta dia kemudian bertanya, "Ummi...di surga ada mobil remote?"

Sempat tercengang dengan pertanyaan tersebut maka segera aku tanggapi dengan memberikan kepastian. "Iya, tentu di surga ada mobil remote. Khan semua yang kita inginkan ada di surga. Makanya kita harus menjadi anak yang sholih supaya nanti masuk surga," jawabku sambil menyantolkan pesan rukhi-nya.

Di luar dugaan Caca langsung berseru. "Ummi...aku mau sekarang masuk surganya karena aku mau mobil remote. Khan kalau masuk surga bisa langsung dapat mobil remote," derunya.

Oalah nduk....nduk. Saat aku sejenak mati kata, si kakak yang ada di dekatnya berkata, "Ya ndak bisa....masak kamu mau masuk surga sekarang. Kalau kamu mau masuk surga, harus mati dulu caca..."

Tinggallah si adik kebingungan. Ingin masuk surga karena ada mobil remote tapi nggak ingin mati.

Baiklah, setidaknya sepenggal kisah ini sempat mengisi hari kita dan setidaknya menjadi memori tersendiri. Semoga setiap kisah yang pernah terjadi akan terus memberikan pembelajaran dan membuatmu dewasa.

luv u girl, as always...

Selasa, 01 Juli 2014

Diary February

Februari....

Satu-satunya hal besar yang saya tunggu di bulan ini adalah lahirnya dd di perut. HPL jatuh pada tanggal 20 Februari 2014. Sambil menunggu kelahiran dan mengisi waktu cuti, banyak agenda yang saya susun. Mulai dari all out membantu lomba posyandu lansia di RW saya. Banyak persiapan dilakukan untuk menghadapi lomba tersebut. Maklum ini kali kedua posyandu lansia di RW saya mewakili desa dalam lomba di tingkat kota. Rapat demi rapat saya ikuti bahkan kadang sampai malam.

Saya pikir gak masalah lah, daripada nggak ada aktivitas di rumah, lebih baik menyibukkan diri sehingga waktu tidak terasa lama ketika menunggu kelahiran. Bahkan ketika pas hari H perkiraan lahir si dd belum lahi, aktivitas semakin saya kencengin. "Biar cepet turun dan lahir," pikir saya. Maka rapat persiapan lomba dengan bapak-bapak pada tanggal 21 Februari hingga jam 10 malam pun saya lakukan.

Namun kadang tubuh kita perlu dipahami juga. Aktivitas yang terlalu padat memberikan dampak tidak baik bagi kandungan. Pada Sabtu, 22 Februari dini hari saya merasakan ada air yang lumayan banyak tiba-tiba keluar dari jalan lahir dan diikuti dengan kontraksi yang semakin rutin. Saya pikir waktunya telah tiba. Namun belajar dari persalinan sebelumnya, jika kontraksi masih 10 menit sekali kemungkinan masih lama, maka saya tunda untuk menyampaikan ke suami. Pagi itu, setelah sholat subuh saya melakukan aktivitas pekerjaan rumah yang lain. Masak, mencuci dan bersih-bersih rumah tertangani sambil menahan kontraksi yang datang dan pergi. Ada keanehan yang saya rasakah yaitu air yang keluar terus menerus dari jalan lahir. Saya pikir ini tanda-tanda dari persalinan biasa.

Setelah semua pekerjaan rumah selesai, baru sekitar pukul 10.00 WIB saya sampaikan ke suami. Kami kemudian berangkat ke klinik abu salman untuk memeriksa kondisi kandungan. Benar saja, ketika di cek, bukaan sudah 1. Namun ketika melakukan pemeriksaan, perawat itu menanyakan, "Ibu merasakan ada air yang keluar dari jalan lahir, seperti bak?" tanya perawat.
Saya iyakan dan ternyata itu adalah air ketuban. Perawat yang memeriksa saya menyampaikan bahwa ketuban sudah pecah dan lapisan sudah tidak ada karena tangan perawat yang meraba sudah langsung merasakan rambut bayi, bukan lapisan ketuban. Ketidaksabaran ummi menanti kelahiranmu dengan banyak beraktivitas ternyata membuat terforsir dan kecapekan sehingga menjadikan ketuban pecah mendahului kontraksi yang datang kemudian.

Mengetahui hal itu, saya langsung disarankan rawat inap untuk memantau perkembangan bukaan. Karena air ketuban terus keluar ketika saya bergerak, maka saya disarankan untuk tidak banyak aktivitas. Otomatis saya hanya banyak tidur dan menunggu penambahan pembukaan. Tidak seperti yang diharapkan, kontraksi yang saya rasakan tidak semakin kenceng malah justru melemah dan tidak sesakit sebelumnya. Pada waktu itu diputuskan untuk ditunggu hingga jam 14.00 dan jika tidak ada perubahan kondisi maka saya harus menempuh jalan SC. Ternyata apa yang saya takutkan terjadi dan si dd harus dikeluarkan dengan jalan SC.

Dan inilah kau nak, yang harus diperjuangkan lewat SC. Ala kulli hal, alhamdulillah...Ummi bersyukur kau lahir selamat nak, tanpa kurang suatu apa. Welcome to the world son...Muhammad Sangaji Yakhsyalloh.

Senin, 23 Juni 2014

New January

Memasuki tahun 2014 sudah tergambar hal-hal besar yang akan terjadi di tahun ini. Lahirnya dd yang masih di perut, Mas Agam lulus SD dan masuk SMP, Kak Caca lulus TK dan masuk SD. Benar-benar kejadian luar biasa yang terjadi di tahun yang sama.

Di tengah persiapan menghadapi kejadian tersebut, perencanaan mulai kususun dan target mulai dicanangkan, baik aktivitas di kantor yang sebentar lagi aku tinggalkan untuk cuti melahirkan, maupun persiapan menyambut kedatangan amanah baru yang terschedule di bulan februari.

Sebelum cuti datang, aku usahakan untuk meninggalkan kantor dengan perencanaan yang matang. Program-program sudah kusiapkan sebagai panduan teman-teman selama aku cuti dan time schedule selama 1 tahun ke depan dah siap.

Demikian pula dengan persiapan menyambut kehadiran dd baru. Semuanya diupayakan rapi dan kakak-kakak sudah tidak sabar menanti kedatangan si dd bayi.

Januari, 20 adalah cuti hari pertama. Waktu masih 1 bulan dari HPL kuisi dengan lebih banyak kegiatan bersama masyarakat baik pengajian maupun posyandu lansia. Rasanya sangat senang punya waktu luang untuk kegiatan sosial.

Menunggu Anak Saat Penjemputan, Ini Hasilnya

     Bulan September kemarin bisa dikatakan masa jeda bagiku, karena sudah rehat dari kantor lama dan belum mulai menjalankan tugas di kanto...